ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Buraidah RA, Rasul SAW bersabda:
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang)
berziarahlah kalian”. [HR Muslim]
Catatan Alvers
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, ada tradisi yang kental di Indonesia
yang dikenal dengan istilah "nyekar". Nyekar atau menyekar berasal
dari kata dalam bahasa jawa yaitu sekar yang artinya bunga. Dalam KBBI
disebutkan sekar1/se·kar/ kl n kembang; bunga;, menyekar/me·nye·kar/ v
berziarah ke kubur (dengan membawa bunga untuk ditaburkan). [kbbi.web.id/sekar]
Sebenarnya dalam Islam, tidak ada anjuran khusus untuk nyekar atau
ziarah kubur pada saat menjelang hari raya ataupun puasa namun demikian tidak
ada larangannya. Maka orang-orang melakukan ziarah kubur menjelang lebaran
karena adanya kesempatan mudik sehingga berziarah kubur menjadi mudah
dilakukan.
Adapun hukum nyekar dalam artian ziarah kubur maka menurut Imam Syafi’i
bahkan ijma’ adalah sunnah bagi orang laki-laki dan menurut mayoritas ulama,
makruh tanzih untuk perempuan. [Al-Majmu’] Dan perempuan diperbolehkan karena
beberapa alasan (1) masuk dalam keumuman hadits perintah ziarah kubur, (2)
Rasul tidak mengingkari seorang perempuan dimana beliau melihatnya sedang duduk
ketika berziarah kubur. Abu Mulaikah melihat Aisyah melakukan ziarah ke kubur
saudaranya, abdurrahman. (3) yang dilarang itu “Zawwaratil Qubur” wanita yang
sering-sering berziarah kubur. Dan ada pendapat lain, Ziarah kubur hukumnya
wajib meskipun sekali seumur hidup karena adanya perintah Nabi (sebagaimana
hadits utama di atas), ini pendapatnya Ibnu Hazm. [Fathul Bari]
Adapun nyekar dalam artian menabur “sekar” (bunga) di atas kubur maka
Imam Ramli dalam Nihayatul Muhtaj berkata :
وَيُسْتَحَبُّ وَضْعُ الْجَرِيدِ الْأَخْضَرِ عَلَى الْقَبْرِ
لِلِاتِّبَاعِ
“Disunnahkan menaruh pelepah kurma hijau (basah) di atas kuburan karena
ittiba’ (mengikuti teladan Nabi).
Beliau melanjutkan : “begitu pula tumbuh-tumbuhan yang berbau harum dan
semacamnya yang masih basah dan tidak boleh bagi orang lain mengambilnya dari
atas kuburan sebelum kering karena pemiliknya masih membutuhkan mengingat bunga
selagi masih basah akan memohonkan ampunan padanya. Jika sudah kering maka
pemilik tidak membutuhkannya sehingga boleh diambil”. [Nihayatul Muhtaj]
Dan Sayyid Abdrurraman berkata : Adapun menanam pohon di atas kuburan
dan menyiraminya maka hukumnya haram jika akarnya sampai pada mayat namun jika
tidak sampai pada mayat maka hukumnya makruh “Syadidah” (sangat dibenci),
bahkan ada yang menghukuminya haram. [Bughyatul Mustarsyidin].
Ketika nyekar, seseorang disunnahkan untuk membaca salam dan mendoakan
ahli kubur sebagaimana lazimnya. Dan ada lagi anjuran yang baik Anda ketahui,
yaitu mendekat kepada kuburan yang dituju. Imam Nawawi berkata :
وَيُسْتَحَبُّ لِلزَّائِرِ أَنْ يَدْنُوَ مِنْ قَبْرِ الْمَزُوْرِ
بِقَدْرِ مَا كَانَ يَدْنُوا مِنْ صَاحِبِهِ لَوْ كاَنَ حَيًّا وَزَارَهُ
Disunnahkan peziarah untuk mendekati kuburan yang diziarahi seperti
tatkala ia berkunjung kepadanya semasa hidup. [Al-Majmu’]
Bebicara meneganai ziarah kubur , dahulu ia pernah dilarang oleh Nabi
SAW namun kemudian larangan ini dihapus. Dalam hadits utama Rasul SAW bersabda:
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah
kalian”. [HR Muslim] dan ziarah kubur itu mendatangkan banyak manfaat. Pertama,
untuk mengingat mati. Rasul menyatakan manfaat ini dalam sabdanya :
فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ
karena ziarah kubur itu dapat mengingatkan kalian kepada kematian. [HR
Muslim]
Sedangkan mengingat mati itu bisa mendatangkan ketenangan di kala susah
dan dapat mengontrol diri ketika bahagia. Rasul SAW bersabda :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ: الْمَوْتَ، فَإِنَّهُ لَمْ
يَذْكُرْهُ أَحَدٌ فِيْ ضِيْقٍ مِنَ الْعَيْشِ إِلاَّ وَسَّعَهُ عَلَيْهِ، وَلاَ
ذَكَرَهُ فِيْ سَعَةٍ إِلاَّ ضَيَّقَهَا عَلَيْهِ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena
tidaklah mengingat kematian, orang yang sedang berada dalam kesusahan hidup,
kecuali hal itu akan bisa meringankan kesusahannya. Dan tidaklah mengingat
kematian, orang yang sedang berada dalam kelapangan (senang), kecuali ia akan
bisa membatasi kebahagiaannya itu (sehingga tidak membuatnya lalai).” [HR
Thabrani]
Dalam riwayat yang lain disebutkan :
أَكْثَرُوا ذَكَرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ، يَعْنِي الْمَوْتَ ، فَإِنَّهُ
مَا كَانَ فِي كَثِيرٍ إِلا قَلَّلَهُ ، وَلا قَلِيلٍ إِلا جَزَّأَهُ
“Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan (yaitu kematian). Karena
tidaklah seseorang mengingat mati ketika banyak harta, kecuali akan
menjadikannya sedikit (angan-angannya). Dan tidaklah dia mengingat mati ketika
sedikit hartanya, kecuali dia akan merasakan punya banyak harta (sehingga mudah
bersyukur).” [HR Thabrani]
Imam Ghazali berkata : Ingat mati itu besar sekali manfaatnya. Maka
dari itu syariat mengagungkan pahalanya. Karena dengan ingat mati, seseorang
akan menjadi berkurang cintanya kepada dunia dan menjadi memutuskan hati dari
hubungannya dengan dunia dan dapat menjadikannya benci dunia dimana itu adalah
pokok dari segala kebaikan sebagaimana cinta dunia merupakan pokok dari segala
kesalahan. [At-Taysir Bi Syrahil Jami’i Shagir]
Manfaat ziarah kubur yang kedua adalah menjadikan seseorang zuhud
(tidak mementingkan urusan dunia). Mengenai hal ini, Rasul SAW bersabda :
فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا
Karena ziarah kubur itu bisa menjadikanmu zuhud dalam urusan dunia. [HR
Ibnu Majah]
Sedang zuhud sendiri mendatangkan manfaat yang dijelaskan oleh Nabi SAW
dalam sabdanya :
ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي
النَّاسِ يُحِبُّوكَ
”Bersikaplah zuhud terhadap dunia, niscaya Allah akan mencintaimu dan
bersikaplah zuhud engkau terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan
mencintaimu.” [HR Ibnu Majah]
Manfaat ziarah kubur yang ketiga adalah dapat mengingatkan seseorang
kepada urusan akhirat. Rasul SAW bersabda :
قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَقَدْ أُذِنَ
لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ
الْآخِرَةَ
“Sungguh aku pernah melarang kalian berziarah kubur, Maka sungguh telah
diizinkan bagi Muhammad untuk menziarahi kubur ibunya. Maka lakukanlah ziarah
kubur karena itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat. [HR Tirmidzi]
Mengingat Akhirat akan mendatangkan kelapangan di dunia. Rasulullah SAW
bersabda:
وَمَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ
وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan hidupnya, maka Allah
akan mengumpulkan (mengatur) segala urusannya dan Allah akan menjadikan
kekayaan memenuhi hatinya, dan harta dunia dipaksa untuk mendatanginya.
[HR Ibnu Majah]
Dan kenyataannya memang demikian, Hasan Al-Bashri berkata:
رَأَيْنَا مَنْ أُعْطِيَ الدُّنْيَا بِعَمَلِ الْآخِرَةِ، وَمَا رَأَيْنَا
مَنْ أُعْطِيَ الْآخِرَةَ بِعَمَلِ الدُّنْيَا
Kami melihat ada orang orang diberikan harta dunia berkat amal
akhiratnya dan kami tidak pernah melihat seseorang yang diberikan akhiratnya
berkat pekerjaan mencari harta dunianya. [Adabul Hasan Al-Bashri]
Dan Manfaat ziarah kubur yang ketiga adalah dapat menjadi hati
seseorang lembut. Rasul Saw bersabda :
أَنَّهَا تُرِقُّ الْقُلُوبَ وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ فَزُورُوهَا وَلَا
تَقُولُوا هُجْرًا
Karena ziarah kubur itu bisa melembutkan hati, menjadikan mata
berlinang air mata maka lakukanlah ziarah kubur dan janganlah berkata kotor.
[HR Ahmad]
Hati yang keras itu berbahaya karena akan membuat hati tak terbekas
dengan bacaan Qur’an, Tidak bisa menangis karena takut Allah, menjadi sombong,
tidak peduli dengan musibah orang lain dan akhirnya ia jauh dari Allah. Rasul
SAW mengingatkan bahaya yang terakhir ini dalam sabdanya :
وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنَ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي
Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah adalah (pemilik) hati
yang keras. [HR Turmudzi]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk
melakukan ziarah sesuai dengan tatanannya dan semoga kita mendapatkan manfaat
dari ziarah kubur.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada
semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin
amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu._ [At-Tadzkirah
Wal Wa’dh]