ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra bahwasannya ia mendengarkan kisah nabi sulaiman yang tidak bisa merealisasikan rencananya lalu Nabi saw bersabda :
لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَكَانَ كَمَا قَالَ
Kalau saja Nabi Sulaiman as mengucapkan “Insya Allah”, niscaya ia akan menemukan apa yang terjadi sesuai dengan perkataannya” [HR Tirmidzi]
Catatan Alvers
Redaksi yang mirip dengan hadits di atas dengan berbeda angka ditemukan dalam riwayat Bukhari. Kisah di atas menceritakan tentang Nabi Sulaiman AS yang tidak mengatakan “Insya Allah” saat berkata:
لأطوفن الليلة على مائة امرأة أو تسع وتسعين كلهن يأتي بفارس يجاهد في سبيل الله
Sungguh Malam ini aku akan mendatangi 100 atau 99 istriku sehingga setiap mereka hamil dan dari setiap mereka melahirkan seorang anak lelaki yang akan menjadi mujahid penunggang kuda fi sabilillah.
Selanjutnya Nabi sulaiman mendatangi 100 atau 99 istrinya, tetapi yang hamil hanya salah satu diantara istrinya. Itupun anak yang dilahirkannya dalam keadaan tidak sempurna fisiknya. Maka Rasul saw mengingatkan dengan sabdaNya : Kalau saja Nabi Sulaiman as mengucapkan “Insya Allah”, niscaya ia akan memiliki 99 anak yang kesemuanya merupakan mujahid fi sabilillah [HR Bukhari]. Dalam kitab fathul bari disebutkan bahwa Nabi Sulaiman tidak mengucapkannya karena faktor lupa.
Hal yang sama pernah menimpa Rasul saw. Diceritakan dalm Tafsir ibnu katsir tatkala beliau ditanya oleh An-Nadhar bin Al-Harits dan `Uqbah bin Abi Mu’ith sebagai utusan kaum kafir Quraisy mengenai tiga hal : “Bagaimana kisah Ashabul Kahfi , Dzul Qarnain dan Apa yang dimaksud dengan Ruh?”. Saat itu Rasulullah SAW bersabda “besok akan saya ceritakan dan saya jawab.” Akan tetapi Rasulullah SAW lupa mengucapkan “Insya Allah”. Akibatnya wahyu yang datang terlambat selama 15 hari sedangkan orang Quraisy setiap hari selalu menagih janji kepada Rasulullah SAW sampai akhirnya Allah mengingatkan beliau dengan firmanNya:
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا. إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
“Janganlah kamu sekali-kali mengatakan,“Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok.”‘ kecuali dengan mengatakan “Insya Allah.” [QS Al-Kahfi :23-24]
Kedua kisah diatas semestinya cukup membuat kita tidak melupakan perkataan insyaAllah dalam setiap rencana kita sepasti apapun karena semua itu tidaklah terlepas dari kehendak Allah swt. Sebagai penyempurna saya kemukakan hikayat seseorang yang hendak pergi ke pasar. Di jalan ia bertemu dengan tetangganya yang bertanya tujuannya. Ia menjawab : saya hendak pergi ke pasar untuk membeli kambing. Sang tetangga menyarankan agar ia mengucapkan insyaAllah. Ia menjwab dengan ketusnya: Kenapa saya harus berkata insyaAllah, Saya kan bawa uang banyak dan di pasar juga tersedia kambing banyak maka pastilah saya jadi membeli kambingnya. Lalu ia pergi berlalu menuju pasar. Setiba di pasar ia langsung mencari kambing yang bagus dan iapun setuju dengan harganya. Tiba-tiba ia kaget setelah merogoh sakunya karena dompetnya raib entah kemana. Barulah ia teringat dengan anjuran tetangganya yang menyarankan untuk mengucapkan InsyaAllah dan akhirnya iapun menyesal. Ketika ditanya orang-orang perihal dompetnya ia menjawab: insyaAllah, Dompetku dicopet. Dan mulai saat itu setiap ucapannya selalu dibumbui InsyaAllah. Sehingga ia ditanya tentang wanita yang bersamanya yang tak lain adalah istrinya ia menjawab: ini istri saya, InsyaAllah. Wallahu A’lam. Semoga kita tersadar bahwa semua yang terjadi tidak lepas dari kehendak Allah dan kita ucapkan tabarrukan “insyaAllah” sehingga apapun rencana kita akan dimudahkan oleh Allah yang maha Kuasa.
Mp3 version
https://drive.google.com/file/d/0B22epG_gV8JBT1ljdnE5S0RlLWs/view?usp=docslist_api
0 komentar:
Post a Comment