ONE DAY ONE HADITH
Dari Abu Bakrah, Nabi ﷺ bersabda :
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Masa itu berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan
bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram
(suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram.
(Satu bulan lagi yang menyendiri adalah) RAJAB MUDLOR yang terletak antara
Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” [HR. Bukhari – Muslim]
Catatan Alvers
Apa yang dimaksud dengan RAJAB MUDLOR pada hadits di atas? Mudlor adalah nama
Qabilah. Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa dahulu Qabilah
Rabi’ah dan Qabilah Mudlor berbeda dalam menentukan bulan rajab. Qabilah
Rabi’ah menganggap Bulan Rajab adalah bulan Ramadhan seperti pengertian
sekarang ini yakni bulan ke 9 dalam kalender hijriyah, Sementara Qabilah Mudlor
menganggap Rajab adalah bulan rajab seperti yang kita pahami sekarang ini yaitu
bulan ke bulan ke 7 dalam kalender hijriyah yang terletak antara antara Jumadil
(akhir) dan Sya’ban. Ada pendapat lain mengatakan bahwa Qabilah mudlor adalah
qabilah yang lebih banyak mengagungkan Rajab dari pada qabilah lainnya. [Syarah
Shahih Muslim]
Rajab adalah salah satu dari Asyhurul hurum (bulan mulia) menurut istilah Rasulullah ﷺ, Sebagaimana Rajab adalah Bulan pilihan Allah menurut istilah Qatadah. Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari, atau familier disebut imam Al-Thabari seorang ahli tafsir ternama (225 H - 310 H) menceritakan bahwa seorang pembesar dari kalangan Tabi’in, Qatadah bin Di’amah as-Sadusy al-Bashri (61 H-117 H) berkata :
إِنَّ اللهَ اصْطَفَى صَفَايَا مِنْ خَلْقِهِ
(Sesungguhnya Allah SWT telah menentukan pilihan diantara kalangan makhluk-Nya),
Yang terpilih dari Kalangan malaikat adalah mereka yang dijadikan-Nya
sebagai utusan, dari kalangan manusia adalah para nabi-Nya, dari Kalam-Nya
adalah Al-Qur'an, dari bumi ini adalah masjid, dari himpunan bulan-bulan adalah
Ramadhan dan bulan-bulan Haram (Dzul Qa 'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan RAJAB),
dari himpunan hari-hari adalah hari Jum'at, dan dari waktu-waktu malam adalah
malam Lailatul Qadar. Oleh sebab itu, agungkanlah apa yang diagungkan oleh
Allah SWT , karena sesungguhnya pengagungan itu hanyalah kepada apa yang
diagungkan oleh Allah SWT Demikianlah menurut orang yang memiliki pemahaman dan
berakal." [Tafsir At-Thabari]
Mengingat keberadaaan bulan rajab sebagai bulan yang mulia, bulan pilihan dan
bulan yang diagungkan Allah maka banyak dari kalangan para ulama memberikan
ilustrasi untuk menjelaskan kedudukan dan keistimewaannya. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
Abu Bakr al-Warraq al-Balkhi rahimahullah mengatakan :
شَهْرُ رَجَبَ شَهْرٌ لِلزَّرْعِ وَ شَعْبَانَ شَهْرُ السَّقْيِ لِلزَّرْعِ وَ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ
“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan
Ramadhan adalah bulan untuk memanen” [Lathaiful Ma’arif]
Ulama yang lain mengatakan,
السَّنَةُ مِثْلُ الشَّجَرَةِ وَ شَهْرُ رَجَبَ أَيَّامُ تَوْرِيْقِهَا وَ شَعْبَانُ أَيَّامُ تَفْرِيْعِهَا وَ رَمَضَانُ أَيَّامُ قَطفِهَا وَ الْمُؤْمِنُوْنَ قُطَّافُهَا جَدِيْرٌ بِمَنْ سَوَّدَ صَحِيْفَتَهُ بِالذُّنُوبِ أَنْ يُبَيِّضَهَا بِالتَّوْبَةِ فِي هَذَا الشَّهْرِ وَ بِمَنْ ضَيَّعَ عُمْرَهُ فِي الْبِطَالَةِ أَنْ يَغْتَنِمَ فِيْهِ مَا بَقِيَ مِنَ الْعُمْرِ
“Waktu setahun itu
laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah
waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya
adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan
amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini,
sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah
memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu
tersebut. [Lathaiful Ma’arif]
Imam Al-Baihaqi (384 H-458 H) dalam kita Syu’abul Iman meriwayatkan bahwa Imam
Syafi’i (150 H- 204 H) berkata :
وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Telah sampai kepada kami; maqalah yang mengatakan bahwa sesungguhnya doa itu mustajabah pada lima tempat yaitu malam jum’at, Malam idul Adha, Malam Idul fitri, Awal Malam bulan rajab, Malam Nishfu Sya’ban. [Syu’abul Iman]
Syekh Abdul Qadir al-Jilani (w: 561) berkata : Sebagian dari doa yang dianjurkan untuk dibaca pada malam pertama bulan rajab adalah doa ini, yaitu :
إِلَهِيْ تَعَرَّضَ لَكَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُتَعَرِّضُوْنَ وَقَصَدَكَ فِيْهِ الْقَاصِدُوْنَ وَأَمَّلَ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ الطَّالِبُوْنَ، وَلَكَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ نَفَحَاتٌ وَجَوَائِزٌ وَعَطَايَا وَمَوَاهِبٌ، تَمُنُّ بِهَا عَلَى مَنْ تَشَاءُ مِنْ عِبَادِكَ، وَتَمْنَعُهَا مِمَّنْ لَمْ تَسْبِقْ لَهُ الْعِنَايَةُ مِنْكَ. وَهَا أَنَا عَبْدُكَ الْفَقِيْرُ إِلَيْكَ، اَلْمُؤَمِّلُ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ، فَإِنْ كُنْتَ يَامَوْلَايَ تَفَضَّلْتَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ وَجُدْتَ عَلَيْهِ بِعَائِدَةٍ مِنْ عَطْفِكَ، فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَجُدْ عَلَيَّ بِطَوْلِكَ وَمَعْرُوْفِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
"Ya Tuhanku, pada malam ini orang-orang yang berpaling (dari rahmat-Mu) telah berpaling, orang-orang yang mempunyai tujuan telah datang (pada-Mu), dan para pencari telah mengharap anugerah dan kebaikan-Mu. Pada malam ini, Engkau mempunyai rahmat, penghargaan dan aneka macam anugerah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang Engkau kehendaki. Dan Engkau mencegahnya dari orang yang tidak memperoleh pertolongan dari-Mu. Inilah aku, hamba-Mu yang sangat berharap pada-Mu, berharap anugerah dan kebaikan-Mu. Apabila Engkau, wahai Tuan kami, telah mengemukakan anugerah-Mu di malam ini terhadap seseorang dari makhluk-Mu, dan Engkau berikan kebaikan padanya dengan berbagai kelembutan-Mu, maka anugerahkan rahmat atas Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarganya dan berikanlah atasku dengan kekayaan dan kebaikan-Mu. Wahai Tuhan seru sekalian alam." [al-Ghun-yah] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita agar bisa memuliakan bulan rajab yang dimuliakan Allah sehingga kitapun mendapatkan kemuliaan dari-Nya.
0 komentar:
Post a Comment