Abdurrahman bin ‘Auf RA mendengar Rasulullah SAW bersabda :
قَالَ اللهُ
عَزَّ وَجَلَّ: أَنا الرَّحْمنُ، وَأَنا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا
مِنِ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بتَتُّهُ
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar-Rahman. Aku menciptakan
rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku
akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus
dirinya.” [HR. Ahmad]
Catatan Alvers
Allah SWT maha pengasih lagi maha penyayang memerintahkan manusia untuk
menebar kasih sayang diantara mereka terlebih khusus lagi kepada sanak saudara.
Sebaliknya Allah melarang permusuhan dan saling membenci sesama mereka terlebih
kepada sanak saudara
seperti kakak atau adik, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara
kerabat hingga dalam hadits qudsy di atas Allah berfirman : “Dan siapa yang
memutusnya (tali silaturrahmi), niscaya Aku akan memutus (hubungan dengan) dirinya.
Imam Nawawi menukil perkataan Qadli Iyadh bahwa menyambung tali
silaturrahmi itu hukumnya wajib dan memutuskannya adalah dosa besar. Adapun
bentuk silaturrahmi berbeda-beda derajatnya mulai yang terendah yaitu saling
menyapa meskipun cuman dengan saling mengucapkan salam dengan kerabat. Ulama
berbeda pendapat mengenai kerabat yang dimaksud di sini. Ada pendapat yang
mengatakan saudara mahram, sekiranya dilarang menikah diantara keduanya jika
berupa laki dan perempuan dan ada pula yang mengatakan saudara dzawil arham,
orang-orang yang mendapatkan bagian warisan baik mahram atau bukan.[Syarah
Muslim]
Abu Awfa RA, seorang sahabat Rasul meriwayatkan : Ketika itu kami
berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda,
لا يحل
لرجل أمسى قاطع رحم إلا قام عنا
“Jangan duduk bersamaku orang yang sore ini memutuskan tali
Silaturahim”.
Setelah itu ada seorang pemuda berdiri dan meninggalkan majelis dan
beberapa saat kemudian ia datang lagi dan duduk di tempatnya. Rasul menanyakan
penyebabnya maka ia menjelaskan bahwa ia memendam permusuhan dengan bibinya. Ia
segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Ia
pun kembali ke majelis dengan hati yang lapang. Lalu Rasulpun berkata
kepadanya:
اجلس ،
فقد أحسنت ، ألا إنها لا تنزل الرحمة على قوم فيهم قاطع رحم
Duduklah, kau telah berbuat kebaikan, ingat sesungguhnya tidaklah turun
rahmat Allah kepada kaum yang didalamnya terdapat orang yang memutuskan tali
silaturrahim [HR Baihaqi]
Dalam Kitab Al-Kaba'ir karya Sejarawan dan ahli hadits al-Hafidz
Muhammad ad-Dzahabi al-dimasyqi, disebutkan bahwa seorang laki-laki yang kaya
menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampainya di Mekkah ia menitipkan
uangnya sebanyak 1000 dinar kepada seseorang yang penampilannya dapat dipercaya
dan shalih untuk dimabil kembali seusai wuquf di Arafah. Ketika ia telah
menyelesaikan wuqufnya ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya
telah meninggal. Ia menanyakan perihal uangnya kepada keluarganya. Ternyata
tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya. Orang itupun
mengadukan masalahnya kepada para Ulama Mekah. Mereka berkata:
إذا كان
نصف الليل فأت زمزم وانظر فيها وناد يا فلان باسمه فإن كان من أهل الجنة فسيجيبك
بأول مرة
"Apabila separuh malam telah berlalu, mendekatlah ke sumur Zamzam,
lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni surga niscaya ia akan
menjawab panggilanmu pada kali pertama."
Maka orang itu mengikuti nasehat mereka mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban. Karenanya ia kembali kepada mereka, menceritakannya. Mereka berkata,
Maka orang itu mengikuti nasehat mereka mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban. Karenanya ia kembali kepada mereka, menceritakannya. Mereka berkata,
إنا لله
وإنا إليه راجعون نخشى أن يكون صاحبك من أهل النار اذهب إلى أرض اليمن ففيها بئر
يسمى برهوت يقال أنه على فم جهنم فانظر فيه بالليل وناد يا فلان فإن كان من أهل
النار فسيجيبك منها
"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Kami khawatir
jangan-jangan temanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman,
disana ada sebuah sumur yang diberi nama sumur Barahaut. Katanya sumur itu
berada di tepi jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggilah nama temanmu.
Jika ia termasuk penghuni neraka, niscaya ia akan menjawab panggilanmu dari
sana.
Syeikh Abdur Rauf al-Munawi menjelaskan lembah Barahaut :
أَي مَاء
بِئْر بوادي برهوت بِفَتْح الْمُوَحدَة وَالرَّاء بِئْر عميقة بحضرموت لَا يُمكن
نزُول قعرها
Air sumur yang paling jelak adalah air sumur yang ada di lembah bernama
Barahaut dibaca dengan fathah pada huruf ba’ dan Ra’nya. Ia adalah sumur yang sangat
dalam yang berada di hadramaut yang tidak mungkin untuk dicapai dasarnya.
[At-Taysir Bisyarhil Jami’ As-Shagir] Namun dengan kecanggihan peralatan dan
teknologi saat ini kedalamannya sudah dapat diukur dan menurut keterangan hadhramaut
dot info Kedalamannya Kurang lebih 182,88 M. Syeikh Abdur Razzaq meriwayatkan
hadits :
وَشَرُّ
بِئْرٍ فِي النَّاسِ بَلَهَوْتُ، وَهِيَ بِئْرٌ فِي بَرَهَوْتَ تَجْتَمِعُ فِيهِ
أَرْوَاحُ الْكُفَّارِ
"Sumur yang paling buruk
di bumi dikalangan manusia ialah Sumur Balahaut, ia adalah sumur yang terdapat
pada lembah Barahaut, disitulah berkumpul Arwah para Kafir" [Mushannaf
Abdur Razzaq].
Kembali ke
kisah di atas, Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya-tanya tentang
sumur itu. Seseorang menunjukkannya dan ia pun mendatanginya di malam hari. Ia
melihat ke dalamnya dan berseru, "Hai Fulan!" Ada jawaban. Ia
bertanya, "Dimana uang emasku?" Ia menjawab : "Aku tanam di tempat
tertentu dalam rumahku. Aku memang belum memberitahukannya kepada anakku.
Galilah tempat itu pasti kamu mendapatkannya." Orang kaya bertanya lagi :"Apa
yang menyebabkanmu berada disini padahal menurut prasangka kami, kamu adalah
seorang yang baik." Ia menjawab : "Aku punya seorang saudara
perempuan yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan
kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku seperti
ini." Maka benarlah sabda Nabi saw dalam hadits yang shahih, "Tidak
akan masuk surga orang yang memutus ikatan rahim." [HR Bukhari] Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menyadari
pentingnya menjaga dan menyambung silaturrahmi dan menyingkirkan ego, gengsi
dan keangkuhan yang sering menjangkiti hati kita.
0 komentar:
Post a Comment