ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abdillah Al-Khurasani, Rasul SAW bersabda :
تَصَافَحُوا
يَذْهَبْ الْغِلُّ وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا وَتَذْهَبْ الشَّحْنَاءُ
Saling bersalamanlah kalian niscaya akan hilang kedengkian, Salinglah memberi
hadiah kalian niscaya kalian akan saling mencintai dan hilang permusuhan [HR Imam
Malik]
Catatan Alvers
Bersalaman atau dalam bahasa arab dikenal dengan mushafahah bisa menghilangkan
kedengkian. Orang indonesia terkenal dengan ramah tamah boleh jadi karena
seringnya bersalaman. Kelembutan orang indonesia mirip dengan orang yaman yang
mana ketika mereka datang, Nabi Saw bersabda: “Penduduk Yaman telah datang,
mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik
ra. berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak
untuk berjabat tangan.” [HR. Ahmad]
Manfaat dari berjabat tangan akan semakin dahsyat jika kita meneladani
arahan dari Nabi SAW diantaranya adalah menampakkan wajah yang berseri-seri dan
tegur sapa yang baik saat bersalaman. Rasulullah Saw bersabda,
إِنَّ
الْمُسْلِمَيْنِ إِذَا الْتَقَيَا فَتَصَافَحَا وتَسَاءَلا أَنْزَلَ اللَّهُ
بَيْنَهُمَا مِائَةَ رَحْمَةٍ، تِسْعَةً وَتِسْعِينَ لأَبَشِّهِمَا،
وأَطْلَقِهِمَا، وأَبَرِّهِمَا، وأَحْسَنِهِمَا مُسَاءَلَةً بِأَخِيهِ
Sesungguhnya jika ada dua orang Islam bertemu lalu bersalaman dan
saling menanyakan khabarnya, maka Allah menurunkan diantara keduanya 100
rahmat, 99 rahmat diberikan kepada orang yang lebih berseri-seri, lebih ceria,
lebih banyak kebaikannya dan lebih bagus tegur sapanya. [HR. Thabrani]
Secara Ilmiah, disebutkan dalam
laporan ‘Journal of Cognitive Neuroscience.’ Para peneliti menyimpulkan ketika berjabat
tangan otak akan memproduksi hormon kebahagian atau endorfin yang memberikan
rasa bahagia ketika bertemu dengan orang lain. Florin Dolcos dari Beckman
Institute menemukan bahwa berjabat tangan sebelum melakukan interaksi sosial
akan meningkatkan dampak positif sekaligus mengurangi dampak negatif dalam
pergaulan. [Science Blog]
Syeikh Ahmad al-Basyuni, Delegasi Univ. Al-Azhar Mesir untuk pesantren
an-nur 2 Malang tatkala berpamitan kepada penulis dia mengungkapkan kesan akan
akhlak orang-orang indonesia yang lemah lembut dan mudah memaafkan. Beliau juga
terkesan melihat para pelajar dan santri yang tatkala bersalaman mereka mencium
tangan gurunya sebagai tanda twadlu dan penghargaan yang tinggi kepada ilmu dan
ahlinya. Ini yang rupanya jarang dan sulit ditemukan di negara lain.
Perihal mencium tangan ketika jabat tangan, Imam Nawawi mengatakan:
"إذا أراد تقبيل يد غيره، إن كان ذلك لزهده وصلاحه أو علمه أو شرفه
وصيانته أو نحو ذلك من الأمور الدينية لم يكره بل يستحب، وإن كان لغناه ودنياه
وثروته وشوكته ووجاهته عند أهل الدنيا ونحو ذلك فهو مكروه شديد الكراهة. قال: وقال المتولى من أصحابنا (يعنى الشافعية): لايجوز،
فأشار إلى أنه حرام".
“Jika mencium tangan orang lain karena sifat zuhudnya, shalehnya, ilmunya,
mulianya, sikapnya dalam menjaga diri dari dosa, atau sifat keagamaan yang
lainnya adalah satu hal yang tidak makruh. Bahkan dianjurkan (mustahab). Akan
tetapi jika mencium tangan karena kayanya, kekuatannya, atau kedudukan dunianya
maka hukumnya makruh yang sangat dibenci. Bahkan Abu Sa’id Al-Mutawalli,
(seorang Ulama syafi’iyah) mengatakan: “Tidak boleh alias haram [Kitab :
Al-Adzkar] Para sahabat juga mencium tangan Nabi, Sahabat Zari’ RA dari
kelompok abdil qais menuturkan :
لَمَّا
قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَجَعَلْنَا نَتَبَادَرُ مِنْ رَوَاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ
يَدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرِجْلَهُ
Ketika kami tiba di madinah maka kami bergegas turun dari kendaraan
kami lalu kami
mencium tangan Nabi SAW dan kaki beliau [HR Abu Daud]
Selanjutnya Imam Nawawi dalam Al-Adzkar berkata : Dianjurkan saat
bersalaman dengan wajah beseri-seri dan
mendoakan dengan ampunan atau lainnya. Dalam satu riwayat: Apabila dua Orang
Muslim berjumpa lalu ia *memuji Allah dan memohonkan ampun*, maka Allah
mengampuni dosa antara mereka. Hadits yang lain: Tiada dua hamba yang saling
mencintai karena Allah berhadapan satu sama lain dan berjabat tangan, kemudian *bershalawat*
kepada Nabi Muhammad SAW, keduanya tidak berpisah kecuali diampuni dosa
keduanya. Dan dari sahabat Anas RA Rasulullah SAW tidak memegang tangan
seseorang sampai berpisah hingga beliau medoakan *Ya Allah berikan kepada kamu
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka*.
[Kitab : Al-Adzkar]
Maka Dari keterangan Imam Nawawi ini maka sebaiknya ketika bersalaman
kita membaca doa :
اَلْحَمْدُ
للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ اللهِ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلَكُمْ
اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk
selalu berlapang dada memulai salam dan bersalaman dengan saudara kita dengan
wajah yang berseri-seri dan suka cita.
0 komentar:
Post a Comment