ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman, Rasulullah SAW bersabda:
يَكُونُ
بَعْدِي أَئِمَّةٌ لَا يَهْتَدُونَ بِهُدَايَ وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي
وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِي جُثْمَانِ
إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ
قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ
فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
Akan ada sepeninggalku nanti para pemimpin yang tidak berpedoman dengan
petunjukku, dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku. Akan muncul (pula)
ditengah-tengah kalian orang-orang (di kalangan penguasa) yang hatinya adalah
hati syaithan dalam wujud manusia. Aku (Hudzaifah) bertanya: Apa yang harus
saya perbuat jika aku mendapatinya? Beliau bersabda: (Hendaknya) kalian
mendengar dan taat kepada amir, meskipun dia memukul punggungmu dan merampas
hartamu. [HR Muslim]
Catatan Alvers
Setiap orang menginginkan pemimpin yang adil dan ideal. Jika seorang
pemimpin berlaku baik dalam pandangan mereka maka mereka memujinya dan
sebaliknya jika seorang pemimpin tidak sesuai dengan harapan maka mereka
berbalik menghujatnya. Kebanyakan orang hanya bisa menuntut pemimpin untuk
berlaku adil dan ideal, namun mereka lupa bahkan tidak tahu bagaimana
mewujudkan impian mereka. Mereka hanya menghujat para pemimpin dan bermimpi
menggantinya dengan pemimpin yang adil dan ideal.
Perilaku ini tidak hanya terjadi masa sekarang, bahkan di zaman
sayyidina Ali telah terjadi hal yang sama. Abu Bakar At-Tharthusy mengisahkan
bahwa suatu saat ubaidah as-salmany (masuk islam sebelum wafat Nabi namun belum
sempat bertemu Nabi SAW) berkata kepada sayyidina Ali : “Wahai amirul mukminin,
Kenapa rakyat tunduk pada khalifah Abu bakar dan umar sewaktu keduanya
menjabat, sementara mereka tidak tunduk padamu dan khalifah ustman?”. Maka sayyidina
Ali menjawab :
لأن رعية
أبي بكر وعمر كانوا مثلي ومثل عثمان، ورعيتي أنا اليوم مثلك وشبهك!
Hal ini terjadi karena rakyat abu bakar dan umar seperti aku dan utsman
sementara rakyatku sekarang adalah kamu dan orang-orang sepertimu! [Kitab: Sirajul
Muluk]
Begitu pula terjadi pada masa dinasti Bani Umayyah yaitu abdul malik
bin marwan. Rakyatnya saat itu banyak menggunjing keburukannya rakyatnya sehingga
sang khalifah mengundang dan mengumpulkan para tokoh dan orang-orang yang
berpengaruh dari rakyatnya. Dalam pertemuan itu khalifah berkata, “Wahai rakyatku!
apakah kalian semua ingin aku menjadi seperti khalifah seperti Abu Bakar dan
Umar?. Mereka pun menjawab, “ya”. Kemudian khalifah berkata lagi,
إذا كنتم
تريدون ذلك فكونوا لنا مثل رجال أبي بكر وعمر
“Jika kalian menginginkan hal itu, maka jadilah kalian seperti
rakyatnya Abu bakar dan Umar! [Syarh Riyadh Al-Shalihin]
Inilah kiranya yang sering dilupakan dan diabaikan, bahwa kalau rakyat menginginkan
pemimpin yang ideal maka mulailah dengan menjadi rakyat yang ideal. Bukankah
Allah swt berfirman :
وَكَذَلِكَ
نُوَليِّ بَعْضَ الظالِمِيْنَ بَعْضًا بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang zalim pemimpin atas
sebagian lainnya disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS. Al-An’aam ayat 129).
Ketahuilah bahwa keberadaan pemimpin yang zhalim adalah hukuman dunia
bagi rakyatnya yang juga melakukan kezaliman dengan berbagai maksiat. Maka dari
itu Ka’b al-Akhbar mengatakan:
إِنَّ لِكُلِّ
زَمَانٍ مَلِكًا يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى نَحْوِ قُلُوبِ أَهْلِهِ، فَإِذَا أَرَادَ
صَلَاحَهُمْ بَعَثَ عَلَيْهِمْ مُصْلِحًا، وَإِذَا أَرَادَ هَلَكَتَهُمْ بَعَثَ
فِيهِمْ مُتْرَفِيهِمْ
“Sesungguhnya di setiap zaman
ada pemimpin yang Allah tunjuk sesuai dengan keadaan hati masyarakatnya. Jika
Allah hendak memperbaiki masyarakat ini maka Allah tunjuk pemimpin yang baik.
Dan jika Allah hendak membinasakan mereka, Allah tunjuk pemimpin yang zalim. [Syuabul
Iman]
Dan semakna dengan atsar tersebut, dikatakan :
كما
تكونون يولى عليكم عمالكم أعمالكم
“Sebagaimana (perilaku) kalian, maka seperti itulah (perilaku) pemimpin
yang akan mengatur kalian. (baik-buruknya) Pemimpin kalian itu sesuai dengan
amal kalian.” [al-Maqasid al-Hasanah Fimasytahara alal alsinah]
Maka pada hakikatnya pemimpin itu adalah rakyat itu sendiri. Suatu
ketika Al-Hasan al-Bashri (21 H - 110 H) mendengar seseorang yang mendoakan
celaka kepada pemimpinnya yang dzalim yaitu Hajjaj bin Yusuf As-Tsaqafy (40 H –95
H) yang keji, suka menumpahkan darah. Maka Al-Hasan berkata kepadanya :
لا تفعل
إنكم من أنفسكم أتيتم ، إنا نخاف إن عزل الحجاج أو مات أن يستولي عليكم القردة
والخنازير
Jangan kau lakukan hal itu, karena kalian ada diberi (pemimpin) sesuai
dengan keadaan diri kalian. Aku khawatir jika Hajjaj lengser atau mati maka
yang memimpin kalian berikutnya adalah kera dan babi [al-Maqasid al-Hasanah]
Islam tidak memberi ruang untuk *kudeta dan makar* bahkan sekedar mendoakan
kejelekan kepada seorang pemimpin. Imam al-Hasan bin Ali al-Barbahari
mengatakan:
وإذا
رأيت الرجل يدعو على السلطان فاعلم أنه صاحب هوى وإذا سمعت الرجل يدعو للسلطان
بالصلاح فاعلم أنه صاحب سنة إن شاء الله
“Jika Anda melihat ada orang yang mendoakan keburukan untuk pemimpin,
ketahuilah bahwa dia adalah pengikut hawa nafsu (aqidahnya menyimpang). Dan
jika Anda melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk pemimpin, ketahuilah
bahwa dia Ahlus Sunah, insya Allah.” [Syarh as-Sunnah]
Tiada jalan keluar melainkan bersabar atas perilaku buruk penguasa sebagaimana
hadits utama di atas dan berdoa kebaikan. Fudhail bin Iyadh mengatakan :
لو كان
لي دعوة مستجابة ما جعلتها الا في السلطان
“Andaikan saya memiliki satu doa yang pasti terkabulkan, tidak akan aku
ucapkan kecuali untuk mendoakan kebaikan pemimpin.”
إذا
جعلتها في نفسي لم تعدني وإذا جعلتها في السلطان صلح فصلح بصلاحه العباد والبلاد
فأمرنا أن ندعو لهم بالصلاح ولم نؤمر أن ندعو عليهم وإن جاروا وظلموا لأن جورهم
وظلمهم على أنفسهم وصلاحهم لأنفسهم وللمسلمين
“Jika doa itu hanya untuk diriku, tidak akan kembali kepadaku. Namun
jika aku panjatkan untuk kebaikan pemimpin, kemudian dia jadi baik, maka
masyarakat dan negara akan menjadi baik. Kita diperintahkan untuk mendoakan
kebaikan untuk mereka, dan kita tidak diperintahkan untuk mendoakan keburukan
bagi mereka, meskipun mereka zalim. Karena kezaliman mereka akan ditanggung
mereka sendiri, sementara kebaikan mereka akan kembali untuk mereka dan kaum
muslimin.” [Fiqhud Da’wah Fi Shahih Imam Bukhari ] Wallahu A’lam. Semoga Allah
al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bersabar dan berprilaku baik serta senantiasa
mendoakan kebaikan untuk para penguasa.
_______
Jika tulisan ini bermanfaat Mohon Share,
Jika ada salah sapalah kami,
DR.H.Fathul Bari
Inbox WA : 081-2521-4321
OneDayOneHadith
0 komentar:
Post a Comment