ONE DAY ONE HADITH
Abi Syuraih Al-Adawi RA berkata: Dua telingaku mendengar dan kedua
mataku melihat tatkala Nabi SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ قَالُوا وَمَا جَائِزَتُهُ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يَوْمُهُ وَلَيْلَتُهُ وَالضِّيَافَةُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ
فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَلِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ عَلَيْهِ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya dengan memberikannya hadiah”. Sahabat bertanya, “Apa
hadiahnya itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “(Menjamunya dengan hidangan
terbaik) sehari semalam. Jamuan untuk tamu ialah tiga hari, dan selebihnya
adalah sedekah”[HR Muslim]
Catatan Alvers
Islam mengajarkan kepada kita untuk menghormati tamu. Sikap menghormati
tamu bukan hanya mencerminkan kemuliaan hati tuan rumah namun juga menjadi salah
satu tanda tingkat keimanannya kepada Allah dan Hari Akhir. Karena dengan
jamuan yang disuguhkan, seorang mukmin berharap pahala dan balasan yang besar
dari Allah pada hari Kiamat kelak.
Sikap menghormati tamu antara lain berupa menyediakan jamuan makanan
buat mereka. Terlebih lagi dengan menghidangkan makanan kepada tamu sesuai
dengan kegemarannya sehingga mereka bisa menyantapnya dengan lahap, karena
Rasul Saw pernah bersabda:
من أطعم
أخاه حتى يشبعه وسقاه حتى يرويه بعده الله من النار بسبع خنادق ما بين كل خندقين
مسيرة خمس مائة عام
“Barang siapa memberi makan kepada saudaranya roti (makanan) sehingga ia
kenyang, dan memberi minum hingga lepas dahaganya, maka Allah menjauhkannya
dari api neraka sejauh tujuh parit dimana jarak antara ke dua parit adalah
perjalanan 500 tahun ” [HR Al-Hakim].
Namun demikian, jika kondisi kita dalam keterbatasan tidaklah
menghalangi kita untuk memuliakan tamu dengan menyuguhkan apa yang ada. Dalam
hal ini para sahabat Nabi menjadi teladan hingga Allahpun terkagum melihatnya. Dalam
Shahih Bukhari diriwayatkan bahwa suatu hari Rasul SAW memiliki tamu, namun beliau sedang tidak
memiliki makanan sedikitpun melainkan air minum saja, kemudian Rasul menawarkan
kepada para sahabata diantara mereka yang bersedia menjamunya. Salah seorang
dari kaum Anshar bersedia, lantas pergi membawa tamu tersebut ke rumahnya. Ia
berkata kepada istrinya : Muliakanlah tamu Rasul SAW. Namun istrinya menjawab :
Di rumah kita hanya tersisa makanan si kecil saja. Iapun menyuruh sang istri untuk
menghidangkan makanan tersebut, mematikan lampu dan menidurkan anaknya. Lalu setelah
makanan siap, sang istri berpura-pura memperbaiki lampunya namun ia
memadamkannya. Lalu Sahabat tersebut menyuguhkan hidangan ke hadapan tamunya
dalam kegelapan dan mempersilahkan untuk menyantapnya. Sahabat dan istrinya
berpura-pura makan, padahal keduanya tidak makan sedikitpun dan malam hari itu mereka
tidur dalam keadaan lapar. Keesokan harinya, Sahabat tadi menemui Rasul dan
beliau bersabda:
ضَحِكَ
اللَّهُ اللَّيْلَةَ أَوْ عَجِبَ مِنْ فَعَالِكُمَا
“Allah tertawa malam tadi atau kagum dengan apa yang kau perbuat”.
Lalu Allah SWT menurunkan Ayat:
وَيُؤْثِرُونَ
عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan mereka (Kaum Anshar) mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas
diri mereka sendiri sekalipun mereka sendiri memerlukannya. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
[QS Al- Hasyr: 9].
Menjamu tamu bukanlah hal yang baru karena terlah ada dan menjadi ajaran
Nabi Ibrahim AS bahkan beliaulah orang yang pertama kali menjamu tamu.
Rasulullah SAW bersabda :
كان أول
من ضيف الضيف ابراهيم
“Orang yang pertama kali memberi suguhan kepada tamu adalah Ibrahim.
[HR Al-Baihaqi]
Bahkan beliau mencapai gelar Khalilullah adalah karena senang menjamu
tamu, tiada hari tanpa menyuguhi makanan kepada tamu dan tidak mengharap
imbalan apapun dari tamu-tamunya [Tafsir ibnu Katsir]. Dan kita dititahkan
untuk mengikuti ajaran-ajaran Nabi Ibrahim AS, bukankah Allah SWT berfirman :
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad SAW): “Ikutilah millah (ajaran)
Ibrahim seorang yang hanif” [QS an-Nahl :123].
Dari uraian kemuliaan-kemuliaan dalam menjamu tamu di atas, maka sungguh
rugi jika seseorang tidak melakukannya. Rasul SAW bersabda :
لاَ
خَيْرَ فِيْمَنْ لَا يُضِيْفُ
Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak menjamu tamu [HR Ahmad]
Senada dengan ajaran islam, dalam masyarakat jawa dikenal budaya
menghormati tamu yang dikenal dengan 4 “Uh“, yaitu: 1. Gupuh (segera membuka pintu dan menyambut
tamu). 2. Lungguh (mempersilahkan duduk), 3.Suguh (memberi jamuan). 4. Dawuh
(berkata-kata baik). Sungguh ini adalah tradisi baik yang selaras dengan ajaran
islam.
Meskipun islam memerintahkan tuan rumah untuk menghormati tamunya namun
di sisi lain Islam melarang tuan rumah untuk memaksakan diri dalam menjamu tamu
dengan menyuguhkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Salman Al-Farisi RA berkata:
نَهَانَا
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَتَكَلَّفَ لِلضَّيْفِ مَا
لَيْسَ عِنْدَنَا.
Rasulullah SAW melarang kami membebani diri untuk (menjamu) tamu dengan
sesuatu yang tidak kami miliki.[HR Thabrani] sebagaimana Islam juga melarang tamu untuk menyulitkan
dan memberatkan sang tuan rumah. Nabi SAW bersabda:
لَا
يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُقِيْمَ عِنْدَ أَخِيْهِ حَتَّى يُؤْثِمَهُ.
قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَكَيْفَ يُؤْثِمُهُ ؟ قَالَ : يُقِيْمُ عِنْدَهُ وَ لَا شَيْءَ لَهُ
يَقْرِيْهِ بِهِ.
Tidak halal bagi seorang muslim menetap di rumah saudaranya kemudian ia
membuatnya berdosa”. Para sahabat bertanya: “Wahai, Rasulullah! Bagaimana ia
membuatnya berdosa?” Nabi SAW menjawab: “Ia (tamu tersebut) menetap padanya,
namun tuan rumah tidak mempunyai sesuatu untuk disuguhkan kepadanya” [HR
Muslim]
Inilah kesempurnaan dalam islam yang syumul dan komprehensif, yang
ajarannya meliputi semua lini kehidupan sampai pada urusan menjamu tamu, baik
dari sisi tuan rumah maupun sisi tamunya. Wallahu A’lam. Semoga kita
mendapatkan kemuliaan dari Allah sebab menjamu tamu-tamu kita.
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk
ringan hati dalam menjamu tamu dan memuliakannya.
_____
Just For You
Aplikasi Android
ONE DAY ONE HADITH
Dapatkan updatenya tiap hari, insyaAllah.
👇👇👇👇
Gabung di Group
Telegram.me/alvers
0 komentar:
Post a Comment