ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda:
نَزَلَ
نَبِيٌّ مِنْ الْأَنْبِيَاءِ تَحْتَ شَجَرَةٍ فَلَدَغَتْهُ نَمْلَةٌ فَأَمَرَ
بِجَهَازِهِ فَأُخْرِجَ مِنْ تَحْتِهَا ثُمَّ أَمَرَ بِبَيْتِهَا فَأُحْرِقَ
بِالنَّارِ فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ فَهَلَّا نَمْلَةً وَاحِدَةً
Seorang Nabi dari Nabi-nabi (terdahulu) berhenti di bawah pohon lalu
dia disengat seekor semut. Kemudian Nabi tersebut menyuruh mengeluarkan
barangnya lalu dikeluarkanlah dari bawahnya dan kemudian sang nabi memerintah
membakar sarang semut dengan api. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya: hendaknya
seekor semut saja (yang kau bunuh). [HR. Bukhari]
Catatan Alvers
Hadits di atas merupakan larangan membunuh hewan yang tidak mengganggu
manusia. Dalam kejadian di atas, seekor semutlah yang menggigit namun semut
satu kampung / sarang yang dibakar oleh nabi tersebut. Nabi yang dimaksudkan
adalah Uzair menurut satu versi, namun al-Qurtubi dan al-Kalabadzi mengatakan
ia adalah Nabi Musa AS. [Fathul Bari]
Kita dilarang untuk mengganggu hewan yang tidak mengganggu kita dan
didalam hadits berikut terdapat larangan membunuh hewan dengan cara membakar. Diriwayatkan
Dari Abdurrahman bin Abdullah dari ayahnya yang berkata : “Kami bersama
Rasulullah saw. dalam sebuah perjalanan. Lalu, (ketika), beliau membuang hajat,
kami melihat seekor burung hummarah (emprit) dengan dua anaknya. Kami mengambil
kedua anak burung tersebut. Lalu induknya datang dan mengepakkan sayapnya. Nabi
saw. datang lalu berkata, Siapa yang mengganggu burung itu dengan mengambil
anaknya? Kembalikan anaknya kepada induknya.” Lalu, Rasulullah saw. melihat
sebuah sarang semut yang telah kami bakar. Beliau bertanya, “Siapa yang
membakar sarang ini?” Kami menjawab, “Kami.” Beliau bersabda,
إِنَّهُ
لَا يَنْبَغِي أَنْ يُعَذِّبَ بِالنَّارِ إِلَّا رَبُّ النَّارِ
“Sungguh, tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhan
pencipta api.”
[HR Abu Dawud]
Dalam riyawat lain disebutkan Nabi SAW bersabda,
إِنَّهُ
لَايَنْبَغِي لِبَشَرٍ أَنْ يُعَذِّبَ بِعَذَابِ اللهِ
‘Sesungguhnya tidak patut bagi manusia untuk menyiksa dengan siksaan
Allah (api).” [HR Ahmad dan An-Nasa’i]
Semut memang sering mengganggu kehidupan manusia namun tahukah anda
bahwa semut juga bisa bermanfaat untuk kita. Pada zaman nabi Sulaiman pernah terjadi
kekeringan. Akhirnya ia bersama kaumnya keluar untuk istisqa (ritual meminta
hujan) namun belum sampai ke tempat istisqa yang dituju maka nabi sulaiman
memerintahkan ummatnya untuk kembali. Ia berkata :
ارْجِعُوا
لَقَدْ سُقِيتُمْ بِدَعْوَةِ غَيْرِكُمْ
Kembalilah kalian semua, sungguh kalian akan dituruni hujan sebab doa
selain kalian.
Ternyata hal itu dilakukan setelah nabi sulaiman mengetahui seekor
semut yang terlentang di punggungnya dan tangannya menengadah ke langit sambil
berdoa
اَللَّهُمَّ
إِنَّا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِكَ, لَيْسَ بِنَا غِنًى عَنْ سُقْيَاكَ
“ Ya Allah, Kami adalah satu makhluk dari makhluk- makhlukMu. Kami
tidak bisa terlepas dari rizkiMu. [Bulughul Maram]
Di samping semut, binatang pengganggu lainnya adalah nyamuk. Siapa yang
tidak jengkel kalau sedang asyik hendak tidur akan tetapi suara nyamuk yang
terbang di sekitarnya memekakkan telinga layaknya suara pesawat yang hendak
lepas landas. Suaranya sangat mengganggu. Apalagi kalo nyamuk itu sampai
menggigit kulitnya pastilah tambah jengkel sehingga segala cara, daya dan upaya
dikerahkan untuk mengenyahkannya. Namun janganlah membakarnya. Bagaimana dengan
membunuhnya dengan Raket setrum elektrik? Boleh saja menggunakannya namun dengan catatan
nyamuknya tidak bisa diusir dengan obat nyamuk biasa dan baterainya harus masih
kuat dan tidak soak. Sebab jika soak maka yang terjadi nyamuk tidak mati, hanya
pingsan dan ini akan menyiksanya. Adapun nyamuk yang terbakar di raket adalah terjadi
setelah kematiannya sehingga tidak termasuk kategori larangan menyiksa dengan
api (membakarnya).
Nyamuk dianggap sebagai makhluk hidup yang kecil dan remeh namun justru
Allah tiada segan membuat perumpamaan dengan nyamuk. Allah SWT berfirman :
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا...
“Sesungguhnya, Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau
apa yang ada di atasnya....”[QS Al-Baqarah : 26]
Maha benar Allah, dengan kemajuan teknologi dan sains semakian banyak
orang-orang yang yakin bahwa perumpamaan itu adalah benar. Mengapa demikian?
Ternyata nyamuk meskipun ia makhluk yang kecil namun memberikan pelajaran yang
besar dalam penciptaannya. Betapa tidak, sebagian fakta tentang nyamuk yang
dikemukakana para ahli serangga SC Johnson al.: Hanya Nyamuk Betina Yang
Menggigit (Karena kebutuhan reproduksi). Nyamuk Menyukai Warna Yang Lebih Gelap
jadi Jika Anda ingin menghindari gigitan nyamuk, gunakan pakaian yang berwarna
terang. Nyamuk Betina Bisa Mendeteksi Anda hingga sejauh 120 Kaki mengikuti
Arah Angin. Nyamuk Lebih Aktif Saat Bulan Purnama 500 persen. [scjohnsondotcom]
Lebih dari itu ternyata seekor nyamuk memiliki seratus mata di
kepalanya, 48 gigi di mulutnya, 3 jantung diperutnya, 6 pisau di belalainya, 3
sayap pada setiap sisinya, memiliki alat pendeteksi panas yang bekerja seperti
infra merah yang berfungsi memantulkan warna kulit manusia pada kegelapan
menjadi warna ungu hingga terlihat olehnya. Dan lebih dahsyatnya lagi ternyata
secara fakta di atas punggung nyamuk hidup serangga yang sangat kecil, yang
tidak nampak kecuali dengan alat pembesar (mikroskop). Ini adalah salah satu
bukti kebenaran dari firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau apa yang ada di atasnya.” [Buku : Raih
Kesuksesan Hidup dengan Zikir, Sabar & Sukur. Ust. Arifin Ilham dk]
Disinilah kita ketahui bahwa agama islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Islam melarang mengganggu hewan bahkan mencaci maki hewan. Bahkan islam melarang kita mencaci maki hewan meskipun
dinilai sebagai binatang pengganggu. kutu busuk (Kutu kasur, Jawa: Tinggi) misalnya.
Mahluk kecil penghisap darah manusia satu ini berkeliaran di malam hari untuk
mencari makanan, yakni darah manusia. Mereka bersembunyi di tempat tidur,
celah-celah furnitur ataupun di dalam pakaian, hingga akhirnya menempel dan
menghisap darah manusia serta menyebabkan gatal akibat gigitannya. Sahabat Ali
KW sempat dibuat jengkel olehnya sampai beliau mengumpatnya. Diriwayatakan dari
Ali bin Abi Thalib RA, beliau berkata :
نَزَلْنَا
مَنْزِلًا فَآذَتْنَا الْبَرَاغِيثُ فَسَبَبْنَاهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم : لَا تَسُبُّوهَا فَنِعْمَتْ الدَّابَّةُ , فَإِنَّهَا
أَيْقَظَتْكُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ
“Kami menempati sebuah rumah, lalu kami disakiti kutu busuk. Kami pun
mengumpatnya. Lalu Rasulullah SAW bersabda: ‘Jangan mengumpat mereka. Mereka
adalah sebaik-baik hewan. Sesungguhnya mereka membangunkan kalian untuk
berdzikir kepada Allah!’”. [HR Thabrani]
Rasul SAW dalam hadits ini melarang mengumpat kutu busuk karena pada
hakikatnya ia adalah sebaik-baik hewan dengan tugas mulianya yaitu membangunkan
kalian untuk berdzikir kepada Allah. Subhanallah, Betapa kita tidak tersadar
akan hal ini. Seorang penyair mengatakan:
لَا تَسُبَّ
الْبُرْغُوثَ إنَّ اسْمَهُ * بِرٌّ وَغَوْثٌ لَك لَوْ تَدْرِي
فَبِرُّهُ
مَصُّ دَمٍ فَاسِدِ * وَغَوْثُهُ الْإِيقَاظُ فِي الْفَجْرِ
“Janganlah engkau mengumpat kutu busuk. Sungguh! namanya ialah
(Birghuts: bahasa arabnya nyamuk, Menurut imam Suyuthi yang dinukil dalam Tajul
Arus bahwa huruf ba’ bisa tiga versi harakat) terdiri dari dua suku kata yaitu
“Birr” (baik) dan “Ghauts) menolongmu, jika kau tahu. Kebaikannya adalah
menghisap darah kotor dan pertolongannya adalah membangunkan untuk sholat Fajar
(Sholat Shubuh)!”. [Ghida’ul Albab Fi Syarh Mandzumatil Adab]
Mengusir kutu busuk bukanlah dengan cara mengumpat karena itu tidak
akan mendatangkan faedah apapun namun lakukanlah dengan menjaga kebersihan. Berikut
cara alternatif yang disampaikan oleh Al-Mustaghfiri untuk mengusir kutu busuk,
yaitu ambillah satu wadah berisi air dan bacakan ayat [QS Ibrahim : 12]
sebanyak tujuh kali dan doa berikut lalu percikkan ke sekitar tempat tidur.
InsyaAllah kutu busuk kabur. Ayatnya berbunyi :
وَمَا
لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا
وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُتَوَكِّلُونَ
Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia
telah menunjukkan jalan kepada kami,dan kami sungguh-sungguh akan bersabar
terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami.Dan hanya
kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri". [QS
Ibrahim : 12] Kemudian membaca :
إِنْ كُنْتُمْ
مُؤْمِنِيْنَ فَكُفُّوا شَرَّكُمْ وَأَذَاكُمْ عَنَّا
" Jika kalian beriman
maka
cukupkanlah keburukan dan perbuatan menyakiti kalian dari kami.
[Ghida’ul Albab Syarah Mandhumatil Adab] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk menyadari bahwa hewan sekecil apapun juga ciptaan
Allah yang diciptakan-Nya dengan tujuan mulia.
0 komentar:
Post a Comment