ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik, Nabi SAW
bersabda :
لاَ تَلْبَسُوا
الْحَرِيرَ فَإِنَّهُ مَنْ لَبِسَهُ فِى الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِى الآخِرَةِ
“Janganlah kalian (laki-laki) memakai
sutra karena siapa yang mengenakannya di dunia, maka ia tidak mengenakannya di
akhirat.” [HR Bukhari]
Catatan
Alvers
Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) disebutkan bahwa sutra (ditulis tanpa huruf
e) adalah benang halus dan lembut yang berasal dari kepompong ulat sutra. Merupakan
suatu hal yang kontras antara keduanya, produsen dan produknya, ulat dan
benangnya. Betapa tidak, ulat (sutra) begitu menjijikkan namun benang dan kain
sutra begitu menawan dan menarik perhatian.
Demikianlah
keadaaan ulat dan benang sutra sehingga imam syaf’i menjadikannya sebagai salah
satu ayat kauniyah akan eksistensi sang pencipta. Beliau berkata :
هذا ورق التوت طعمه واحد تأكله الدود فيخرج
منه الإبريسم، وتأكله النحل فيخرج منه العسل، وتأكله الشاة والبعير والأنعام
فتلقيه بعرا وروثا، وتأكله الظباء فيخرج منها المسك وهو شيء واحد.
Ini
adalah daun murbei, rasanya satu. Akan tetapi bila dimakan oleh ulat ia akan
mengeluarkan sutra. Apabila dihisap lebah ia akan mengeluarkan madu. Dan
apabila dimakan oleh kambing, unta dan binatang ternak maka keluarnya menjadi
kotoran dan jika dimakan oleh kijang maka keluarnya menjadi minyak misik
(kasturi) padahal semuanya asalnya satu, sama. [Tafsir Ibnu Katsir]
Maka siapa yang menyatukan asal dan menjadikan
hasilnya berbagai macam? Tidak lain adalah Allah Yang Maha Suci, Pencipta alam
semesta Yang Maha Agung”.
Demikian pula dalam kata-kata bijak yang berkata : “segala sesuatu yang dibanggakan di dunia
ini kesemuanya berasal dari hal yang hina. Pakaian termahal adalah sutera,
padahal sutera hanyalah berasal dari liur ulat yang menjijikkan. Minuman yang
paling menyehatkan adalah susu, padahal itu hanyalah keluar dari hewan ternak.
Minuman yang paling manis adalah madu padahal ia hanyalah buatan serangga. Dan
perhiasan yang paling mahal adalah berlian padahal ia terbuat dari batu bara
dari gunung berapi beribu-ribu tahun. Sungguh sesuatu yang berharga di muka
bumi ini berasal dari kehinaan”. [Ada
yang menisbatkan quote ini keapda Sayyidina Ali bin Abi Thalib KW]. Maka
seperti itu pula kita, manusia yang tampaknya mulia namun asalnya dari sperma
yang hina, dan yang menjadikan kita mulia adalah sang pencipta yang maha mulia.
Layaknya
emas, pakaian sutera adalah jenis perkara yang terlarang bagi pria namun
dibolehkan bagi wanita. Larangan pakaian sutera untuk lelaki jelas pada hadits
di atas dengan redaksi nahi (larangan) memakai khitab mudzakkar (lelaki).
Rasul
SAW menjelaskan alasan pelarangan ini dengan sabda beliau “barang siapa yang mengenakannya di dunia, maka ia tidak
mengenakannya di akhirat.” Dalam riwayat lain dari
Hudzaifah, Rasul SAW bersabda :
لاَ تَلْبَسُوا الْحَرِيرَ وَلاَ
الدِّيبَاجَ وَلاَ تَشْرَبُوا فِى آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وَلاَ
تَأْكُلُوا فِى صِحَافِهَا ، فَإِنَّهَا لَهُمْ فِى الدُّنْيَا وَلَنَا فِى
الآخِرَةِ
“Janganlah kalian mengenakan
pakaian sutera dan juga dibaaj (sejenis sutera). Janganlah kalian minum di
bejana dari emas dan perak. Jangan pula makan di mangkoknya. Karena wadah
semacam itu adalah untuk orang kafir di dunia, sedangkan bagi kita nanti di
akhirat.” [HR Bukhari]
Imran
bin Khiththan pernah bertanya tentang hukum mengenakan kain sutera kepada
Aisyah RA, lalu ia menjawab, "pergilah kepada Abdullah bin Abbas dan bertanyalah kepadanya.
Kemudian ia pun bertanya kepada Abdullah bin Abbas, lalu ia menjawab,
"Bertanyalah kepada ibnu Umar”, Kemudian ia pun bertanya kepada ibnu Umar
dan Ibnu Umar menjawab: “Abu Hafsh, Umar bin Khattab telah mengabarkan kepadaku
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا يَلْبَسُ الْحَرِيرَ فِى
الدُّنْيَا مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ فِى الآخِرَةِ
“Sesungguhnya yang mengenakan
sutera di dunia, ia tidak akan mendapatkan bagian di akhirat”
[HR. Bukhari]
Imam
Nawawi berkata :
إن الكفار إنما يحصل لهم ذلك في الدنيا ، وأما الآخرة فما
لهم فيها من نصيب . وأما المسلمون فلهم في الجنة الحرير والذهب ، وما لا عين رأت ولا أذن سمعت ، ولا خطر على
قلب بشر
“Sesungguhnya
orang-orang kafir bisa mengenakan emas dan perak di dunia. Adapun di akhirat,
mereka tidak akan mendapatkan bagian apa-apa. Sedangkan orang muslim, mereka
akan mengenakan perak dan emas di surga. Dan mereka akan mendapatkan kenikmatan
yang lain yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar telinga
dan tidak pernah terbetik dalam hati.” [Al-Minhaj Syarh Muslim]
Bukankah
pakaian penduduk surga adalah sutera, Allah SWT berfirman :
وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“Dan
pakaian mereka adalah sutera” [QS Al Hajj: 23].
Secara
implisit, dari keterangan hadits di atas dipahami bahwa orang yang mengenakan
sutera di dunia, dia tidak bisa masuk surga sebab orang yang telah mengenakannya di dunia, maka ia tidak dapat
mengenakannya di akhirat. Bukankah sutera adalah pakaian surga?
Namun
demikian, terdapat dispensasi bagi seorang lelaki yang mengenakan pakaian
dengan kombinasi sedikit sutra atau sutra campuran. Pendapat jumhur ulama ini berdasarkan
apa yang diriwayatkan dari Umar :
نَهَى نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ إِلَّا مَوْضِعَ إِصْبَعَيْنِ أَوْ
ثَلَاثٍ أَوْ أَرْبَعٍ
”Nabi
SAW melarang memakai (kain) sutra kecuali sekedar ukuran dua atau tiga atau
empat jari.” [HR Muslim]
‘Abdullah Abu ‘Umar budak Asma’ binti Abu
Bakar pernah menanyakan kepada Sayyidah A’isyah RA perihal pakaian yang
bercampur sutra maka beliau berkata : “wahai jariyah(budak perempuan) ambilkan
untukku jubah Rasulullah SAW”. Maka jariyah pun mengeluarkan sebuah jubah Rasul
dengan ciri-ciri :
جُبَّةَ طَيَالِسَةٍ مَكْفُوفَةَ الْجَيْبِ
وَالْكُمَّيْنِ
وَالْفَرْجَيْنِ بِالدِّيبَاجِ
Jubah
tebal yang mana saku, lengan baju dan dua celah diantara jubah tersebut
dikelilingi oleh sutera [HR Abu Dawud]
Berdasarkan
kondisi ini, Ulama fikih memberi batasannya. Syeikh Zainuddin Al-Malibari
berkata :
ويحرم التزين بالحرير ولو قزا وهو نوع منه كمد اللون وما أكثره
وزنا من الحرير لا ما
أقله منه ولا ما استوى فيه الأمران ولو شك في الأكثر فالأصل الحل على الأوجه.
Diharamkan (untuk lelaki dan huntsa) berhias dengan sutra meskipun
dengan sutra quzz, satu jenis sutra (yang
benangnya banya terputus karena ulatnya keluar dari kepompongnya) dan berubah
warnanya. Diharamkan pula pakaian dari bahan campuran yang mana unsur sutranya
lebih berat timbangannya. Bukan pakaian yang suteranya lebih sedikit atau sama.
Apabila diragukan kadar suteranya apakah lebih sedikit atau lebih banyak maka
hukumnya boleh menurut pendapat yang kuat. [Fathul Mu’in]
Kain
sutra sejak lama telah jadi bahan baku industri garmen yang menjanjikan. Bukan
hanya teksturnya yang sangat lembut di kulit, sutra juga bisa menunjukkan
status sosial pemakainya. Namun, ada manfaat lain yang mungkin belum Anda tahu.
Seiring
dengan perkembangan teknologi ternyata ada hikmah mengapa sutra dikhususkan
untuk wanita. Penelitian tim University of Bologna, Italia, mengungkap bahwa
bahan sutra bisa meringankan gejala menopause dan bermanfaat menyembuhkan
sariawan berulang pada vagina. Ini diketahui melalui penelitian klinis, double
blind. Dari penelitian diketahui bahwa berbagai pakaian sutra
secara signifikan mampu mengurangi rasa gatal dan kemerahan yang dapat
menimbulkan sariawan pada vagina secara berulang. Kondisi itu biasanya akibat
infeksi jamur yang umum dialami wanita dan memengaruhi tiga dari empat wanita
di waktu tertentu kehidupan mereka. Satu dari 20 wanita cenderung akan
mengalami penyakit ini secara berulang lebih dari empat kali setahun. [laman
Times of India] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran
kita untuk meyakini dan mengikuti ajaran islam.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
Kajian ONE DAY ONE HADITH
Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU ONE DAY#1
Distributor : 081216742626
0 komentar:
Post a Comment