ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW
bersabda :
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ علي
الإِمَارَةِ وَ سَتَكُوْنُ نَدَامَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat
berambisi terhadap kepemimpinan (jabatan), padahal kelak di hari kiamat ia akan
menjadi penyesalan. ” [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Sebagian besar manusia memandang sesuatu dari
sisi keuntungannya dan melupakan sisi resiko dan konsekwensinya, termasuk dalam
hal jabatan. Bayangan mereka, dengan
menjadi seorang pejabat akan memudahkannya untuk mendapatkan apa yang
diinginkan, kepopuleran, kehormatan, kedudukan, status sosial yang tinggi, dan
memiliki segala kekayaan dan kemewahan.
Berangkat dari cara pandang seperti ini, maka
wajar saja jika mereka menjadikan jabatan sebagai ajang rebutan, khususnya
jabatan yang menjanjikan lambaian rupiah (uang dan harta) dan kesenangan dunia
lainnya. Di antara calon pemimpin ada yang menghalalkan segala cara semisal melakukan
politik uang dengan membeli suara masyarakat pemilih bahkan ada yang sampai
berupaya menghilangkan nyawa rival dengan cara premanisme hingga perdukunan
demi tercapainya keinginannya meraih posisi yang menjanjikan.
Benarlah apa yang diperingatkan oleh Rasul
SAW dalam hadits utama di atas “Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi
terhadap jabatan” dan jika sudah demikian maka kerusakan akan timbul akibat
ulahnya. Beliau bersabda:
ما ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلا في
غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لها من حِرْصِ المَرْءِ على المَالِ و الشَّرَفِ لِدِيْنِهِ
“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar
dilepas di tengah segerombolan kambing lebih merusak dari pada rusaknya agama seseorang
karena ambisinya kepada harta dan kedudukan yang tinggi. ” [HR Tirmidzi]
Selanjutnya, dalam lanjutan hadits utama
disebutkan “padahal kelak di hari kiamat ia (jabatan) akan menjadi penyesalan.”
Sebuah jabatan yang idam-idamkan akan menjadi
sumber penyesalan jika seseorang tidak lagi memikirkan resiko dan konsekwensi dari
jabatan yang disandangnya. Bukankah setiap jabatan akan dimintai pertanggung
jawaban? Diriwayatkan dari Abdullah Ibnu umar RA, Rasul SAW bersabda :
فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ
Seorang pemimpin
yang mengatur urusan manusia akan dimintai pertanggungjawaban perihal rakyat
yang dipimpinnya. [HR Buhari]
Kata “ra‘in”
sendiri secara bahasa bermakna pengembala. Pemimpin diibaratkan pengembala
karena ia memiliki tugas seperti penggembala. Ia harus merawat, memberi makan
dan mencarikan tempat berteduh binatang gembalanya bahkan bertanggung jawab
untuk mensejahterakan binatang gembalanya.
Menyadari betapa
besarnya tanggung jawab pemimpin, Umar bin khattab RA berkata:
لو
عثرت بغلة بالعراق لسألني الله عنها يوم القيامة : لِمَ لَمْ تصلح لها الطريق يوم
القيامة يا عمر !!
"Seandainya
seekor bighal di irak (ujung terjauh kekuasaan islam saat itu) jatuh
tergelincir, niscaya Allah akan meminta pertanggungan jawabanku di hari kiamat,
Kenapa tidak kau perbaiki jalan itu di hari kiamat wahai umar!." [Fatawal
Islam Su’al Wa Jawab]
Dalam riwayat yang
lain, Umar bin khattab RA berkata:
لو
ماتت سخلة على شاطئ الفرات ضيعة لخفت أن أسأل عنها
Jika ada anak kambing mati di tepi sungat efrat
karena tak terurus maka aku takut nantinya dimintai pertanggung jawabannya. [Syu’abul
Iman]
Dari konsekwensi seorang pejabat maka hendaklah
seorang yang mencalonkan diri adalah orang yang mampu dan cakap mengurus
tugas-tugas yang berkenaan dengan jabatannya. Oleh karena ketidak mampuannya, Nabi
SAW memberikan nasehat kepada Abdurrahman bin Samurah, Rasulullah SAW :
يَا عَبْدَ الرَّحْمنِ بن سَمُرَةَ لاَ
تَسْألِ الإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيْتَها عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ
عَلَيْهَا وَ إِنْ أُعْطِيْتَهَا عَنْ مَسْأََلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْها
“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah
engkau meminta kepemimpinan (jabatan) karena jika engkau mendapatkannya tanpa
memintanya, niscaya engkau akan ditolong (oleh Allah SWT). Namun jika kau
mendapatkannya karena permintaanmu, niscaya kau akan terbebani [HR Bukhari]
Tugas seorang pejabatlah tidaklah ringan,
maka ia membutuhkan asisten dan bawahan yang membantu dalam semua urusannya.
Umar bin Abdul Aziz pernah mengirim surat kepada Hasan Al-Bashri :
ولما
ولي عمر بن عبد العزيز الخلافة كتب إليه: إني قد ابتليت بهذا الامر فانظر لي
أعوانا يعينونني عليه.
Aku telah diuji dengan jabatan ini, maka mohon carikan orang-orang yang
membantuku untuk melaksanakan tugasku.
Al-Hasan menjawab :
فأجابه
الحسن: أما أبناء الدنيا فلا تريدهم، وأما أبناء الآخرة فلا يريدونك، فاستعن
بالله.
Jika (orang-orang
yang akan membantu urusanmu) mereka adalah orang-orang yang cinta dunia maka
tentulah kau tidak menghendaki mereka, namun jika mereka adalah orang-orang
yang cinta akhirat niscaya mereka tidak menghendakimu. Maka, Mintalah
pertolongan Allah SWT. [Al-A’lam Liz Zarkaly]
Meskipun demikian kondisinya,
namun Umar bin Abdul Aziz sukses dalam kepemimpinannya karena pertolongan Allah
dan kesucian niatnya. Inilah janji Rasul seperti yang disampaikan kepada Abdurrahman
bin Samurah; jika engkau mendapatkannya tanpa memintanya, niscaya engkau akan
ditolong (oleh Allah SWT). Sebagai buktinya, Umar bin Abdul Aziz ketika
dilantik, maka beliau berkata :
أيها
الناس ! إني قد ابتليت بهذا الامر عن غير رأي كان مني فيه، ولا طلبة له، ولا مشورة
من المسلمين، وإني قد خلعت ما في أعناقكم من بيعتي، فاختاروا لانفسكم ولامركم من
تريدون.
“Wahai
manusia, sesungguhnya aku telah dibebani dengan pekerjaan ini tanpa meminta
pendapatku lebih dulu, dan bukan pula atas permintaanku sendiri, juga tidak
pula atas musyawarah kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku ini membebaskan
saudara-saudara sekalian dari baiat di atas pundak saudara-saudara, maka
pilihlah siapa yang kamu sukai untuk dirimu sekalian dengan bebas!” [Al-Bidayah
wan Nihayah] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk
memilih calon pejabat yang amanah yang bersedia bertanggung jawab dunia
akhirat.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari,
Malang, Ind
ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits
Sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat)
READY STOCK BUKU
ONE DAY#1
Distributor : 081216742626
0 komentar:
Post a Comment