ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abi Mijlaz bahwa Muawiyah keluar kemudian orang-orang berdiri untuk
menghormatinya maka Muawiyah berkata : Saya pernah mendengar Rasul ﷺ bersabda
:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَمْثُلَ لَهُ الرِّجَالُ
قِيَامًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa
suka orang-orang berdiri untuk (menghormati)nya, maka hendaklah dia bersiap
sedia dengan tempat duduknya di Neraka.” [HR Ahmad]
Catatan
Alvers
Mahallul
Qiyam adalah aktifitas yang ada dalam kegiatan rutin mayoritas umat Islam
Ahlussunnah dalam pembacaan kitab-kitab maulid nabi Muhammad ﷺ, seperti maulid Ad-Dhiba’,
maulid, Al-Barzanji, maulid Simtuddhurar, maulid Adh-Dhiya’ullaami’, dll.
Saat
Mahallul Qiyam sedang berlangsung semua orang yang hadir dalam majelis
tersebut, tua muda, laki perempuan semua berdiri untuk memberikan penghormatan kepada
shahibul Maulid, Nabi ﷺ sambil
membaca qasidah madah (pujian kepada beliau SAW) dengan penuh kekhusu’an bahkan
tidak jarang banyak air-air mata yang tumpah. Sulit untuk digambarkan bagaimana
kekhusu’an, ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan yang dirasakan dalam hati.
Berdiri
yang demikian ini adalah bid’ah (hal yang baru) sebagaimana dijelaskan oleh
Abul Faraj Al-Halabi :
ومن الفوائد أنه جرت عادة كثير من الناس إذا
سمعوا بذكر وضعه صلى الله عليه وسلم أن يقوموا تعظيما له صلى الله عليه وسلم، وهذا
القيام بدعة لا أصل لها: أي لكن هي بدعة حسنة، لأنه ليس كل بدعة مذمومة.
Termasuk
faidah adalah kebiasaan banyak orang tatkala mendengar kisah kelahiran Nabi ﷺ mereka
berdiri untuk memberikan penghormatan kepada beliau SAW. Berdiri ini adalah bid’ah
yang tidak memiliki dasar, akan tetapi ini adalah bid’ah yang baik, karena
tidak semua bid’ah itu tercela. [As-Sirah al-Halabiyah]
Di
zaman Rasul SAW, beliau melarang seseorang untuk senang dipuji, dihormati dan
gila hormat dengan mengharap orang lain berdiri untuk menghormatinya. Dalam hadits
utama disebutkan bahwa Muawiyah melarang orang-orang berdiri untuk
menghormatinya seraya menyebutkan sabda Nabi SAW: “Barangsiapa suka orang-orang berdiri untuk
(menghormati)nya, maka hendaklah dia bersiap sedia dengan tempat duduknya di
Neraka.” [HR Ahmad]
Namun
di satu sisi, Ketika Sa’ad bin Mu’adz RA mendekati pasukan kaum Muslimin, Rasul
ﷺ berkata
kepada kaum Anshar :
قُومُوا إِلَى سَيِّدِكُمْ أَوْ خَيْرِكُمْ
“Berdirilah
untuk (menyambut) pemimpin kalian atau orang terbaik diantara kalian. [HR
Bukhari - Muslim]
Imam
Nawawi mengomentari hadits ini :
فيه : إكرام أهل الفضل وتلقيهم بالقيام لهم إذا
أقبلوا ، هكذا احتج به جماهير العلماء لاستحباب القيام
Dalam
hadits ini terdapat anjuran untuk memuliakan orang mulia dan menyambutnya
dengan berdiri. Begitulah mayoritas ulama memahami akan sunnahnya berdiri.
[Syarah Muslim]
Dengan
menggabungkan dua keterangan yang seakan-akan kontradiktif di atas maka
dipahami bahwa Rasul ﷺ mengajarkan
kepada orang yang mulia untuk tidak gila hormat dengan merasa senang orang lain
berdiri untuknya, namun di sisi lain beliau mengajarkan bagaimana memberikan
perhormatan kepada orang yang mulia sehingga yang terjadi adalah orang yang
mulia tidak gila hormat sedangkan orang lain berdiri menghormatinya tanpa
diperintah dan dikehendaki olehnya (orang mulia tersebut). Inilah keindahan
ajaran islam jika dipahami secara proporsional dan seimbang antara dua sisinya.
Diriwayatkan
bahwa suatu ketika Nabi berpapasan dengan para sahabat dan sahabatpun diam
duduk, mereka tidak berdiri karena mereka tahu bahwa Rasul ﷺ tidak
senang mereka berdiri. Namun seorang sahabat, Hisan RA berdiri untuk menghormati
kedatangan beliau sambil mendendangkan syairnya :
قيامي للعزيز علي فرض :: وترك الفروض ما هو
مستقيم
عجبت لمن له عقل وفهم :: يرى هذا الجمال ولا
يقوم
Wajib
atasku untuk berdiri menghormati orang mulia, sedangkan meninggalkan kewajiban
adalah hal yang tidak dibenarkan. Aku heran dengan orang yang berakal dan
memahami bahwa hal ini (berdiri) adalah baik namun ia tidak berdiri.
Lalu
Rasul membiarkan hisan berdiri sebagai pertanda ikrar bahwa apa yang dilakukan
oleh hisan bukanlah hal yang salah. Kemudian ini menjadi hujjah bagi ulama yang
mengatakan :
إن مراعاة الأدب خير من امتثال الأمر
Menjaga
tatakrama itu (dengan berdiri) lebih baik daripada melakukan perintah (duduk).
[I’anatut Thalibin]
Abul
Faraj Al-Halabi menyebutkan bahwa berdiri saat mahallul qiyam ini sudah dilakukan
sejak dulu oleh orang yang alim, seorang panutan baik dalam ilmu agama dan sifat
wara’nya, yaitu al-Imam Abdul Wahab bin Taqiyuddin 'Ali bin Abdul Kafy as-Subky
atau biasa di sebut dengan nama imam as-Subki. (tahun 727 H / 1327 M - 756 H /
1355 M), Seorang ulama sekaligus qadli atau hakim Damaskus. Beliau
pengarang kitab "Thabaqatusy Syafi'iyah al-Kubra, al-Wustha dan al-Sughra,
Jam'ul Jawami', Al-Asybah wan Nadha'ir dll. Abul Faraj Al-Halabi menulis : Al-Imam
As-subkiy berkumpul bersama banyak ulama di zamannya dan saat itu seorang
munsyid membacakan puji-pujian untuk Nabi ﷺ karangan
As-Sharshari ;
قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب :: على ورق من
خط أحسن من كتب
وأن تنهض الأشراف عند سماعه :: قياما صفوفا أو
جثيا على الركب
“Sedikit sekali Tulisan
bertinta emas di kertas (perak) untuk memuji Nabi itu dari penulis terbaik,
Sedikit sekali Orang-orang
mulia berdiri tegap dengan berbaris ataupun berjongkok di atas kuda ketika
mendengar pujian terhadap Nabi.”
lalu
seketika itu al-Imam As-Subki Rahimahullah dan orang-orang yang hadir
bersamanya sama berdiri, lalu datanglah “uns kabir” (ketenangan dan kesejukan
hati) dalam majlis tersebut.
ويكفي مثل ذلك في الاقتداء
Dan
cukuplah hal demikian sebagai acuan untuk diikuti. [As-Sirah al-Halabiyah]
Ada
kisah menarik mengenai orang yang enggan berdiri saat maulid yang dikisahkan
oleh Sayyid Alawi Al-Maliki dari ayah beliau, Sayyid Abbas Al-Maliki. Bahwasanya
suatu ketika beliau (Sayyid Abbas Al-Maliki) berada di Baitul Maqdis untuk
menghadiri peringatan Maulid Nabi pada malam maulid, di mana saat itu dibacakan
Maulid al Barzanji. Saat itu ada seorang lelaki tua beruban yang berdiri dengan
khidmat penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Kemudian beliau
bertanya kepadanya akan sikapnya itu, yaitu berdiri sementara usianya sudah
tua.
Sayyid
Abbas Al-Maliki menuturkan jawaban Orang yang tua tadi:
ﺑِﺄَﻧَّﻪ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﺎ ﻳَﻘُﻮْﻡُ ﻋِﻨْﺪَ ﺫِﻛْﺮِ ﺍﻟْﻤِﻴْﻠَﺎﺩِ ﺍﻟﻨَّﺒَﻮِﻱِّ ﻭَﻳَﻌْﺘَﻘِﺪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﺳَﻴِّﺌَﺔٌ ﻓَﺮَﺃَﻯ ﻓِﻲْ ﻧَﻮْﻣِﻪِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣَﻊَ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٍ ﻣُﺘَﻬَﻴِّﺌِﻴْﻦَ
ﻟِﺎﺳْﺘِﻘْﺒَﺎﻟِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻃَﻠَﻊَ ﻟَﻬُﻢْ ﺑَﺪْﺭُ ﻣُﺤَﻴَّﺎﻩُ ﻭَﻧَﻬَﺾَ ﺍﻟْﺠَﻤِﻴْﻊُ ﻟِﺎﺳْﺘِﻘْﺒَﺎﻟِﻪِ ﻟَﻢْ
ﻳَﺴْﺘَﻄِﻊْ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡَ ﻟِﺬَﻟِﻚَ ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮْﻝُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻧْﺖَ ﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻄِﻴْﻊُ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡَ ﻓَﻤَﺎ ﺍﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺇِﻟَّﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻣُﻘْﻌَﺪٌ
bahwa
dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi dan ia berkeyakinan
bahwa perbuatan itu adalah bid’ah sayyi’ah (jelek). Hingga suatu malam ia
bermimpi dia bersama sekelompok orang yang bersiap-siap menunggu kedatangan
Nabi Muhammad SAW, maka saat cahaya wajah beliau yang bagaikan bulan purnama
muncul, semua orang tadi bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah ﷺ namun
ia (lelaki tua) tidak mampu bangkit untuk berdiri. Lalu Rasullullah ﷺ berkata
kepadanya:
ﺃَﻧْﺖَ ﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻄِﻴْﻊُ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻡَ
“Kamu
tidak akan bisa berdiri”
Saat
ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan tidak mampu berdiri.
Hal
ini ia alami selama 1 (satu) tahun. Kemudian ia pun bernadzar jika Allah
menyembuhkan sakitnya ini ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai
akhir bacaan. Kemudian Allah menyembuhkannya. Ia pun selalu berdiri (mulai awal
pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan) untuk memenuhi nadzarnya karena
ta’zhim (mengagungkan) beliau SAW. [Al-Hadyut tamm]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk senantiasa taat dan patuh kepada Nabi ﷺ
tanpa mengabaikan adab dan penghormatannya.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
PP Annur2.net Malang Indonesia
ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat,
Akurat)
*Dapatkan BUKU ONE DAY#1#2 harga Promo* ,
Layanan Pesan Antar Hub: 081216742626
*UMRAH ALVERS* 14 Hari Bulan Januari 2017
$2.100, Pesawat Garuda, Hotel Dekat, Call. Ust Muji :082331865292
Ikuti Nanti Malam Jam 20.00 WIB *KAJIAN
SPESIAL MAULID* Alvers (untuk Umum) PASAR WAQIAH Sabtu, tanggal 10 Desember
2016 di Masjid PP An-nur 2 Bululawang Malang. Gratis Tanpa dipungut Biaya. Free
Snack & Dinner.
0 komentar:
Post a Comment