ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abi Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ
يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ
جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى
مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah
shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan
padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah
yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” [HR Baihaqi]
Catatan
Alvers
Jum’at
adalah derivasi (turunan) dari kata al-jam’u yang berarti perkumpulan. Hari Jum’at
dinamakan demikian karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di
balai-balai pertemuan yang luas yakni masjid untuk menunaikan kewajiban shalat
jumat. Sebagaimana diperintahkan dalam QS Al-Jum’ah:9.
Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah berkata:
فيوم الجمعة يوم عبادة، وهو في الأيام كشهر
رمضان في الشهور، وساعة الإجابة فيه كليلة القدر في رمضان
Hari
Jum’at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam
sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu
mustajab pada hari Jum’at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qadar di
bulan Ramadhan. [Zadul Ma’ad]
Hari
jum’at bergelar sayyidul Ayyam, penghulu hari-hari dimana kita dianjurkan
memperbanyak membaca shalawat kepada sayyidul Anbiya’ wal mursalin. Nabi SAW
bersabda :
إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ سَيِّدُ الْأَيَّامِ
وَأَعْظَمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَهُوَ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ يَوْمِ
الْأَضْحَى وَيَوْمِ الْفِطْرِ فِيهِ خَمْسُ خِلَالٍ خَلَقَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ
وَأَهْبَطَ اللَّهُ فِيهِ آدَمَ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيهِ تَوَفَّى اللَّهُ آدَمَ
وَفِيهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا الْعَبْدُ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ
مَا لَمْ يَسْأَلْ حَرَامًا وَفِيهِ تَقُومُ السَّاعَةُ مَا مِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ
وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيَاحٍ وَلَا جِبَالٍ وَلَا بَحْرٍ إِلَّا
وَهُنَّ يُشْفِقْنَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Sesungguhnya
hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling agung di sisi Allah,
hari jum’at itu lebih mulia dari hari raya Idul Fitri dan Idul Adha di sisi
Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, Allah menciptakan Adam dan menurunkannya
ke bumi, pada hari jum’at juga Allah mewafatkan Adam, di hari jum’at terdapat
waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama
tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, Dan
tidaklah ada dari Malaikat muqarrabun (yang didekatkan), langit, bumi, angin,
gunung, dan laut, kecuali mereka takut terhadap hari jum’at. [HR Ibnu Majah]
Lima
peristiwa tersebut menjadikan hari jumat menjadi hari istimewa, mengapa
demikian? Syeikh Muhammad bin Abdul Hadi As-sanadi mengatakan bahwa lima
perkara tadi menjadi fadilah karena Allah menurunkan Adam ke bumi itu tujuannya adalah memiliki
keturunan berupa para nabi (dan sebagai khalifah), Allah mewafatkan Adam itu untuk
mendapatkan balasan kemuliaan, terjadinya kiamat itu sebagai balasan baik kaum
shalihin. [Hasyiyah As-sanadi Ala Sunan Ibn Majah]
Adapun
waktu mustajabah yang dimaksud yaitu saat khatib duduk setelah khutbah pertama hingga
berakhirnya shalat dan setelah shalat ashar hingga magrib, hal ini sesuai
dengan hadits-hadits lainnya [Fathul Bari].
Marilah
alvers perbanyak membaca shalawat di hari sayyidil ayyam ini melebihi hari
lainnya. Membaca shalwat tidak harus dengan redaksi yang telah diajarkan Nabi
SAW, akan tetapi boleh juga membaca shalawat yang diajarkan sahabat bahkan para
ulama. Diantaranya adalah shalawat dengan redaksi sayyidina.
Syeikh
Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:
الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ
اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَ بِ
“Yang
lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal
yang lebih utama adalah bersopan santun (kepada Beliau).” [Hasyisyah al-Bajuri]
Menyematkan
gelar sayyidina kepada Nabi SAW adalah hal yang tepat karena Nabi sendiri bersabda:
أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ
وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ
“Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada
hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama
memberikan syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan
syafa’at.” [HR Muslim]
Sudah
selazimnya orang yang santun lagi berakhlakul karimah ia tidak gila hormat dan
tidak meminta orang lain menyebut gelarnya namun bagi orang lain yang berakhlak
hendaknya ia memanggilnya dengan menyertakan gelarnya terlebih kepada orang
yang semestinya kita muliakan seperti bapak, guru dll. Itulah Akhlak Nabi SAW dan ummatnya yang
mencerminkan uswah ahsanah dan akhlakul karimah.
Diriwayatkan
dari Sayyidah Aisyah RA, bahwa seorang laki-laki dan seorang tua mendatangi Rasulullah
SAW. Beliaupun bertanya :”Siapa ini
(orang tua)?” dia menjawab, ”Ayahku.” Beliau kemudian bersabda:
فلا تمش أمامه ، ولا تجلس قبله ، ولا تدعه
باسمه ، ولا تستسب له
”Janganlah
engkau berjalan di depannya dan jangan pula duduk sebelum ia duduk terlebih
dahulu. jangan pula memanggilnya dengan namanya (saja) (Njambal; jawa) dan jangan
pula melakukan perbuatan yang membuatnya mencelamu. [HR Baihaqi]
Nah Alvers, Jika kepada orang tua saja kita
dilarang memanggil dengan namanya saja lantas bagaimana tatakrama kita ketika
memanggil Nabi SAW?. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan
fikiran kita untuk bertatakrama kepada Nabi dan memperbanyak shalawat kepada
Beliau dengan hati, lisan dan perbuatan.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari, Malang, Ind
PP Annur2.net Malang Indonesia
ONE DAY ONE HADITH
Kajian Hadits Sistem SPA (Singkat, Padat,
Akurat)
*Dapatkan BUKU ONE DAY#1#2 harga Promo* ,
Layanan Pesan Antar Hub: 081216742626
*UMRAH ALVERS* 14 Hari Bulan Januari 2017
$2.100, Pesawat Garuda, Hotel Dekat, Call. Ust Muji :082331865292
Ikuti *KAJIAN SPESIAL MAULID* Alvers (untuk
Umum) PASAR WAQIAH Sabtu, tanggal 10 Desember 2016 di Masjid PP An-nur 2
Bululawang Malang. Gratis Tanpa dipungut Biaya. Free Snack & Dinner.
0 komentar:
Post a Comment