ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik RA, Rasulullah ﷺ bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ
حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا
سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ
يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا
يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada
tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan
mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia
cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya
mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran
setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mau untuk dilemparkan ke
dalam api.” [HR Bukhari]
Catatan
Alvers
“Rindu
kami padamu... ya Rasul, Rindu tiada terperi. Berabad jarak darimu ya rasul,
Serasa dikau di sini. Cinta ikhlasmu pada manusia Bagai cahaya suarga Dapatkah
kami membalas cintamu Secara bersahaja.” Itulah lirik lagu “lawas” yang
mengungkapkan kerinduan kepada Rasulullah yang disenandungkan oleh Bimbo, grup
musik asal Bandung yang berdiri tahun 1967 yang terdiri atas tiga bersaudara
kakak beradik.
Lagu
tersebut adalah ekspresi kerinduan pengarang lagu selaku ummat kepada Nabi
Muhammad ﷺ sang pemberi syafaat dan boleh jadi hal yang sama juga kita
rasakan namun karena kita bukan pengarang lagu ataupun pujangga sehingga tidak
mampu melukiskan kerinduan tersebut dengan kata-kata.
Rindu
adalah perlambang cinta dan cinta yang suci kepada Nabi ﷺ adalah indikator kesempurnaan dari keimanan seseorang. Rasul ﷺ bersabda :
فَوَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ
أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ
Demi
Allah, tidaklah salah seorang kalian beriman sehingga aku lebih dicintainya
melebihi dari orang tua dan anaknya [HR Bukhari]
Ibnu
Hajar Al-Asqalani mengatakan : maksud dari iman pada hadits tersebut adalah
kesempurnaan iman. Kata “orang tua” lebih didahulukan redaksinya karena ini
adalah yang lebih banyak terjadi. Sebab setiap orang pastilah punya orang tua
dan tidak semua orang yang tua mempunyai anak. Namun dalam riwayat an-Nasa’i
kata anak lebih didahulukan redaksinya dari pada kata orang tua hal ini
mengingatkan bahwa cinta seseorang (orang tua) kepada anaknya memiliki
kelebihan dalam kasih sayang dari pada selainnya. [Fathul Bari]
Sahabat
‘Abdullah bin Hisyam RA ia berkata: “Kami mengiringi Nabi ﷺ sembari beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab RA.
Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi ﷺ:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ
مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي.
‘Wahai Rasulullah, sungguh
engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.’ Maka Nabi ﷺ menjawab: ‘Tidak, demi Allah
yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku sangat engkau cintai melebihi
dirimu.’ Lalu ‘Umar berkata kepada beliau:
‘Sungguh sekarang, demi Allah, engkau sangat aku
cintai melebihi diriku.’ Maka Nabi ﷺ bersabda:
اْلآنَ يَا عُمَرُ.
‘Sekarang
(engkau benar), wahai ‘Umar.’” [HR. Al-Bukhari]
Al-Khatthabi
berkata: Pernyataan pertama Umar tersebut muncul secara alamiyah dari
tabiatnya, di mana setiap manusia pastilah lebih mencintai dirinya sendiri
melebihi kecintaan kepada hal lain di luar dirinya namun setelah mendapat
arahan dari Rasul ﷺ maka iapun ber-istidlal bahwa Rasul adalah sumber keselamatan
dunia maupun akhirat dan kemudian ia menyadari bahwa ternyata dirinya lebih mencintai
Rasul ﷺ dari pada cintanya kepada dirinya sendiri. [Fathul Bari]
Tidak hanya umar, Sahabat lainpun merasakan hal yang sama. Al-Qurthubi dalam tafsirnya, menukil keterangan dari ats-tsa’labi mengenai kisah sahabat Tsauban, Maula Rasul ﷺ . Sahabat yang sangat cinta kepada beliau dan tak sabaran jika berpisah jauh dengan beliau. suatu saat Tsauban “sowan” kepada Rasulullah ﷺ dalam keadaan yang berbeda, ia nampak pucat wajahnya dan kurus tubuhnya serta kesedihan yang mendalam tampak dari raut mukanya. Rasul ﷺ bertanya :
يا ثَوْبَان ما غيّر لونك
Wahai
Tsauban, kenapa engkau pucat pasi?
Tsauban
menjawab :
يا رسول الله ما بي ضرّ ولا وجع ، غير أني أذا
لم أرك اشتقت إليك واستوحشت وَحشة شديدة حتى ألقاك ، ثم ذكرت الآخرة وأخاف ألاّ
أراك هناك؛ لأني عرفت أنك تُرفع مع النبييّن وأني إن دخلت الجنة كنتُ في منزلة هي
أدنى من منزلتك ، وإن لم أدخل فذلك حِينٌ لا أراك أبداً "
"Ya
Rasulallah, aku tidak sedang dirundung masalah dan tidak pula sakit. Hanya
saja, ketika aku tidak melihat-Mu maka aku sangat merindukan-Mu dan pergolakan
batinku karena kerinduan tadi tidak akan lepas hingga aku bertemu engkau.
Kemudian aku teringat Akhirat dan aku khawatir tidak bisa melihat-Mu di sana
karena Engkau berada di tempat yang tinggi bersama para nabi sedangkan aku jika
bisa masuk surga maka tentunya aku berada di tempat yang ada di bawah-Mu
(sehingga aku tidak bisa bertemu dengan-Mu) akan tetapi jika aku tidak masuk
surga maka itulah waktu aku tidak lagi bisa melihat-Mu selamanya”
Maka
saat itulah turun ayat :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ
فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati
Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin (orang yang amat teguh keimanannya), orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS An-Nisa : 69] [Al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an]
Kerinduan
yang sangat mendalam kepada Rasul
mengakibatkan sahabat yang satu ini tidak sanggaup melihat dunia pasca berpisah
dari beliau. Al-Qurthubi
dalam tafsirnya, menceritakan dari Al-Qusyairi bahwa Abdullah bin Zaid bin Abdi
Rabbihi Al-Anshari, setelah Rasul ﷺ wafat, Ia lantas berdoa :
اللهم أعمني فلا أرى شيئاً بعد حبيبي حتى ألقى
حبيبي
“Ya
Allah, Butakanlah aku sehingga aku tidak bisa melihat apapaun setelah wafatnya
kekasihku (Nabi ﷺ) sehingga aku bertemu kekasihku (Nabi ﷺ)”.
Maka
dikabulkanlah permintaannya, dia menjadi buta di tempat ia berdoa. [Al-Jami’ Li
Ahkamil Qur’an]
Sampai
disini tiba-tiba laptop saya mati padahal dalam kondisi di charge. Tulisan pada
paragraf berikut ini sebenarnya sudah diketik namun hilang dengan matinya
laptop secara tiba-tiba dan belum sempat di save. Entah pertanda apa? Namun kita
harus selalu husnu dzan. Mungkin laptop ini menyuruh saya untuk segera
berkemas-kemas dan menyiapkan bekal untuk berangkat ziarah Rasul nanti malam.
Baiklah saya lanjutkan untuk mengetik ulang tulisan yang sempat hilang.
Subhanallah,
begitu tingginya kecintaan para sahabat kepada Nabi sehingga wajar mereka
menikmati manisnya iman dan rela berkorban jiwa dan raga demi membela agama dan
Nabinya. Lantas bagaimana dengan kita? Akankah kecintaan kita berhenti di bibir
saja, ataukah berakhir pada senandung syair-syair qashidah dan lagu-lagu
religi?
Mari
kita renungkan qashidah maulid diba’ yang sering disenandungkan. Pengarang
maulid, Syeikh Abdurrahman Az-Zabidi (w.944H) berkata :
ألم ترها وقد مدت خطاها = وسالت من مدامعها
سحائب
Tidakkah
engkau lihat unta itu, ia memanjangkan langkah kakinya (ketika menuju tanah
madinah) dan bercucuran air matanya bagaikan awan (yang menurunkan hujan)
ومالت للحمى طربا وحنت = إلى تلك المعالم
والملاعب
Semakin
condong pula langkahnya karena gembira dan rindu pada kandang serta ladang
penggembalaannya.
فدع جذب الزمام ولا تسقها = فقائد شوقها للحي
جاذب
Maka
lepaskan tali kekangnya, jangan kau menyetirnya, karena kerinduan pada tanah
(Nabi Muahmmad ﷺ) yang akan menuntunnya.
فهم طربا كما هامت وإلا = فإنك في طريق الحب
كاذب
Tunjukkanlah
rasa cintamu sebagaimana unta telah menunjukkan cintanya. Jika kau tidak bisa, Maka
cintamu pada nabi adalah omong kosong belaka. Naudzu Bilah! Wallahu A’lam.
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk mencintai Nabi-Nya
melebihi kecintaan kita kepada diri kita sendiri dan kita mampu membuktikannya.
Mohon doa restunya alvers nanti malam kami beserta rombongan berangkat menuju masjid
nabawi madinah untuk ziarah Rasul ﷺ, semoga perjalanan ini menjadi
perjalanan ekspresi kerinduan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari
Alvers
PP Annur2.net Malang,
Ind
Temukan Artikel
ini dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
Kajian Hadits
Sistem SPA
(Singkat, Padat,
Akurat)
Buku Serial #1
Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW
Buku Serial #2
Motivasi Bahagia dari Rasul SAW
Harga Promo, hub.:
081216742626
0 komentar:
Post a Comment