ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbbas RA, Rasul SAW bersabda :
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا
خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
Sebaik-baik
kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah
orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)” [HR Ibnu
Majah]
Catatan
Alvers
Memiliki
rumah tangga yang bahagia dan harmonis merupakan idaman setiap mukmin bahkan
setiap orang namun faktanya berkata lain, semakin tahun semakin banyak rumah
tangga yang gagal dan berakhir dengan perceraian. Mengapa demikian?. Setiap
pasangan pastilah ingin membahagiakan satu sama lain namun seringkali manusia salah
dengan menganggap kebahagiaan hanya bertumpu kepada harta. Ingin membahagiakan
istri, maka suami kerja di tempat yang jauh sehingga berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun tidak berkumpul dengan istrinya.Suami lupa bahwa kebutuhan istri
tidak sebatas nafkah lahir namun tidak kalah pentingnya juga memenuhi nafkah
bathin.
Agama
islam sangatlah memperhatikan keharmonisan hubungan rumah tangga dan sangat
peduli terhadap nasib istri serta haknya untuk mendapatkan nafkah bathin. Pada
suatu malam, Khalifah umar berkeliling kota madinah untuk melihat langsung
kondisi rakyatnya. Saat itu ia mendengar seorang wanita mendendangkan syair
dalam bahar thawil sbb. :
أَلَا طَالَ هَذَا اللَّيْلُ وَاسْوَدَّ
جَانِبُهُ وَأَرَّقَنِي إذْ لَا خَلِيلَ أُلَاعِبُهُ
Ingatlah,
malam ini terasa sangat panjang dan gelap semua sisinya. Hal ini membuatku
semakin menderita karena tiadanya kekasih untuk aku bermain (cinta) dengannya.
فَوَاَللَّهِ لَوْلَا اللَّهُ تُخْشَى
عَوَاقِبُهُ لَزُعْزِعَ مِنْ هَذَا السَّرِيرِ جَوَانِبُهُ
Demi
Allah, Seandainya tidak takut akan adzab Allah niscaya sisi ranjang ini telah
bergoyang (dengan perbuatan zina).
مَخَافَةَ رَبِّي وَالْحَيَاءُ يَكُفُّنِي وَأُكْرِمُ
زَوْجِيَ أَنْ تُنَالَ مَرَاكِبُهُ
Namun
karena takut (murka) tuhan-ku dan sifat malu mencegahku (dari berbuat demikian)
dan aku memuliakan suamiku agar ia senantiasa mendapatkan kendaraannya
(istrinya).
Setelah
mendengar syair ini, keesokan harinya Khalifah umar memanggil wanita tersebut
untuk dimintai keterangan. Ternyata wanita itu adalah istri yang ditinggal jauh
oleh suaminya yang tak lain sebagai seorang prajurit yang sedang dikirim ke
iraq (untuk berperang. Prihatin dengan kondisinya akhirnya sang khalifah
memanggil beberapa wanita untuk ditanyai berapa lama wanita tahan hidup jauh
dari suaminya. Diantara mereka ada yang mengatakan bahwa wanita bisa bersabar
selama dua bulan, semakin tipis kesabaran hingga tiga bulan dan habis
kesabarannya jika mencapai empat bulan. Dengan ini maka Khalifah umar
menetapkan masa tugas paling lama berperang dari seorang prajurit adalah empat
bulan. Jika lewat empat bulan maka ia menarik pasukan tersebut dan menggantikan
dengan pasukan yang lain. [Al-Muntaqa, Syarah Al-Muwattha’]
Dalam
membina rumah tangga harmonis tidak cukup dengan kwantitas pertemuan saja namun
diperlukan pula perhatian yang banyak dengan memperlakukan istri dengan cara yang
istimewa sebagaimana hadits utama di atas yaitu Sebaik-baik kalian adalah yang
terbaik terhadap keluarganya (istrinya). [HR Ibnu Majah] sebagaimana Rasul
sendiri mencontohkannya.
Imam
Ibnu Katsir berkata : Termasuk akhlak Nabi SAW, beliau sangat baik dalam
memperlakuan istri, selalu berseri-seri, suka bersenda gurau dan bercumbu rayu
dengan istri, bersikap lembut dan melapangkan nafkahnya serta tertawa bersama
istri-istrinya. Sampai-sampai, beliau pernah mengajak ‘Aisyah Ummul Mukminin
berlomba lari [Tafsir Ibnu Katsir]
Allahpun
memerintahkan demikian dengan firman-Nya:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan
pergauli mereka (para istri) dengan cara yang baik.” [QS An-Nisa: 19]
Al-Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan ayat tersebut: Yakni perindahlah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbaguslah perbuatan serta penampilan kalian sesuai kadar kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat hal yang sama.[Tafsir Ibnu Katsir]
Al-Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan ayat tersebut: Yakni perindahlah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbaguslah perbuatan serta penampilan kalian sesuai kadar kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat hal yang sama.[Tafsir Ibnu Katsir]
Kata
“berbuat hal yang sama” pada perkataan tersebut saya jadikan sebagai kata kunci
dalam keharmonisan rumah tangga. Namun demikian semua itu dilakukan disertai
dengan komunikasi yang terbuka satu sama lain. Berikut ada sebuah kisah menarik
mengenai hal ini. Di sebuah gedung pertemuan yang amat megah, seorang pejabat
senior istana sedang menyelenggarakan pesta ulang tahun perkawinan emasnya.
Menariknya
dalam rangkaian acara tersebut, terdapat prosesi penyerahan hidangan istimewa
dari sang pejabat kepada istri tercintanya. Hidangan itu berupa seekor ikan
emas yang dimasak oleh koki ternama dan diletakkan di sebuah piring besar yang
mahal.
Sang
pejabat memulai sambutannya : “Hadirin sekalian, ikan emas ini bukanlah ikan
yang mahal. Tetapi, inilah ikan kegemaran kami berdua, sejak kami menikah dan
masih belum punya apa-apa, sampai kemudian di usia perkawinan kami yang ke-50
serta dengan segala keberhasilan ini. Ikan emas ini tetap menjadi simbol
kedekatan, kemesraan, kehangatan, dan cinta kasih kami yang abadi”
Lalu,
Pejabat tadi mengambil piring dan memotong bagian kepala dan ekor ikan emas.
Dengan senyum mesra dan penuh kelembutan, ia berikan piring berisikan potongan
kepala dan ekor ikan emas tadi kepada isterinya. Namun tanpa terduga, Istri
sambil menagis berkata : “Suamiku, Kita menikah sudah 50 tahun. Selama itu
pula, aku melayanimu dengan sepenuh hati. Demi cintaku, aku rela selalu makan
kepala dan ekor ikan emas selama 50 tahun ini. Tapi sungguh tak kusangka, di
hari istimewa ini engkau masih saja memberiku bagian yang sama. Ketahuilah
suamiku, itulah bagian yang paling tidak aku sukai.”
Suasanapun
menjadi hening. Sang suami terdiam dan dengan mata berkaca-kaca ia berkata :
“Isteriku yang sangat kucintai, 50 tahun yang lalu saat aku masih miskin, kau
bersedia menjadi teman hidupku. Saat itu aku bersumpah akan bekerja keras demi
untuk membahagiakanmu, membalas cinta kasih dan pengorbananmu.” Sambil mengusap
air matanya, “Sungguh, setiap makan ikan emas, bagian yang paling aku sukai
adalah kepala dan ekornya. Tapi sejak kita menikah, aku rela menyantap bagian
tubuh ikan emas itu. Semua kulakukan demi sumpahku untuk memberikan yang paling
berharga buatmu.”
Ia
melanjutkan lagi, “Walaupun telah
bersama 50 tahun dan saling mencintai, ternyata kita tidak cukup saling
memahami. Maafkan aku, hingga detik ini belum tahu bagaimana cara membuatmu
bahagia.” Akhirnya, sang pejabat itu memeluk isterinya dengan erat.
Tamu-tamupun “trenyuh” melihat pengorbanan mereka. Wallahu A’lam.
Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk meneladani uswah
beliau dalam metode membina Rumah tangga bahagia.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari
Alvers
PP Annur2 .net
Malang, Ind
Temukan Artikel terbaik
Lainnya dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
Kajian Hadits
Sistem SPA
(Singkat, Padat,
Akurat)
Buku Serial #1 dan
#2
Harga Promo, hub.:
081216742626
UMRAH ALVERS Bersama Admin ODOH Alvers,
Periode 20 April 2017 *13 Hari Hanya Rp 26 Juta* (Net, tanpa tambahan) Pesawat
Saudia Langsung Madinah, Hotel Dekat, (Mekkah 7 H –Madinah 4 H) Free: Pigura Foto
Depan Ka’bah, Video Dokumentasi, Asuransi-Airport tax-Handling-Perlengkapan. WA
: *08125214321*
0 komentar:
Post a Comment