ONE
DAY ONE HADITH
Abu
Syuraih berkata kepada Rasulullah ﷺ :
يَا رَسُولَ اللَّهِ، دُلَّنِي عَلَى عَمِلٍ
يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ
“Wahai
Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke dalam
surga.” Lalu Beliau bersabda :
إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ
السَّلامِ، وَحُسْنُ الْكَلامِ
“Di
antara sebab mendapatkan ampunan Allah adalah menyebarkan salam dan bertutur
kata yang baik.” [HR Thabrani]
Catatan
Alvers
Perangai
jahiliyah identik dengan perilaku keras dan kasar dan sebaliknya, Ajaran islam
identik dengan perilaku berlemah lembut Baik dalam perilaku maupun bertutur
kata. Inilah yang menjadi magnet dari dakwah Rasul ﷺ sebagaimana difirmankan Allah swt :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ الله لِنتَ لَهُمْ
وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ القلب لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu.” [QS. Ali Imran: 159]
Imam
Ahmad berkata : yang dimaksud dengan “fadzdzan” (keras) adalah “ghalidzal kalam”
(perkataan kasar). Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Inilah (Berlaku lemah lembut)
akhlaq Muhammad ﷺ yang
merupakan tugas utama diutusnya beliau “. [Tafsir Ibnu Katsir]
Ketika
Rasul ﷺ diminta untuk mendoakan jelek kepada kaum musyrikin maka beliau
menjawab :
إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا
بُعِثْتُ رَحْمَةً
Sesungguhnya
aku tidak di utus untuk melaknat (mendoakan kejelekan) akan tetapi aku di utus
sebagai rahmat (kasih sayang sekalian alam) [HR Muslim]
Di
samping memberikan contoh, Rasul ﷺ juga memberikan motivasi agar
kita senantiasa berkata-kata baik. Antara Perkataan yang baik dan sedekah (dengan
harta) memiliki kesamaan yaitu sama-sama menyenangkan orang lain. Maka tak
heran jika Rasul ﷺ bersabda :
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Tutur
kata yang baik adalah sedekah.” [HR Bukhari]
Sebagaimana
perkataan yang baik itu akan melindungi pelakunya dari adzab neraka, Rasul ﷺ bersabda :
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Selamatkanlah
diri kalian dari siksa neraka, walaupun hanya dengan separuh kurma. Jika kalian
tidak mendapatkannya, maka cukup dengan bertutur kata yang baik.” [HR Bukhari]
Perkataan
yang baik juga merupakan salah satu sifat calon penghuni surga. Diriwayatkan dari
‘Ali RA, Nabi ﷺ bersabda,
“Di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan
bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.” Kemudian seorang Arab Badui bertanya,
“Kamar-kamar tersebut diperuntukkan untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau pun
bersabda:
لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ
الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Kamar
tersebut diperuntukkan untuk siapa saja yang tutur katanya baik, gemar
memberikan makan (pada orang yang butuh), rajin berpuasa dan rajin shalat malam
karena Allah ketika manusia sedang terlelap tidur.” [HR Turmudzi]
Betapa
pentingnya bertutur kata yang baik, Allah swt mencontohkan langsung dalam
firman-firman-Nya. Bertutur kata yang baik dan halus tercermin dalam bahasa sindiran
(Ta’ridl) yang digunakan dalam firman-Nya mengenai status Zaid:
ما كانَ مُحَمَّدٌ أَبا أَحَدٍ مِنْ رِجالِكُمْ
"Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu". [QS
Al-Ahzab: 40]
Kata
“seorang laki-laki di antara kamu” yang dimaksud adalah zaid yang mengaku
sebagai putera Muhammad ﷺ . Teguran Allah SWT ini merupakan pekerti kelembutan karena
tidak menyebut nama secara spesifik. Disisi lain bahasa kinayah seperti ini
bermanfaat memperluas sasaran hukum. Az-Zamakhsyari berkata:
ويجوز أن يكون السبب خاصاً والوعيد عاماً ،
ليتناول كل من باشر ذلك القبيح ، وليكون جارياً مجرى التعريض بالوارد فيه ، فإنّ
ذلك أزجر له وأنكى فيه
Boleh
jadi asbabun nuzul itu berlaku khusus namun ancamannya berlaku umum sehingga
ayatnya mencakup semua orang yang melakukan kejelekan yang sama dan hal itu
menjadi bahasa sindiran yang mana bahasa sindiran itu lebih mengena (efektif)
[Al-Kasysyaf]
Dalam
perilaku dan perkataan yang lembut, Allah mencontohkannya, Rasulpun mencontohkannya
pula bahkan para ulama kita mencontohkannya. Sebut Romo KHM Badruddin Anwar
adalah salah satu ulama yang menjadi teladan kami dalam perilaku dan perkataan
yang lembut.
Beliau
tatkala difitnah dan dicaci maka beliau berusaha sabar sambil berdzikir serta
tidak membalas cacian mereka. Bahkan menghadapi santri yang melanggar aturan
beliau tetap ramah dalam menasehati dan memberi hukuman dengan penuh tanggung
jawab dan kasih sayang. Diantara hukuman yang beliau berikan adalah memegang
telinga yang terkesan menjewer di hadapan para santri, memegang lengan santri
seolah-olah mencubit. Semua santripun tahu akan hal itu namun bagi yang
mengalami sungguh itu hal yang memalukan dan menjadikannya kapok.
Seringpula
beliau memakai bahasa sindiran dalam menasehati santri tertentu di hadapan
santri lain yang bermasalah atau memakai bahasa kiasan yang dipahami oleh orang
tertentu atau akan dipahami seseorang jauh hari setelah kejadian. Semua itu
adalah teladan mulia dari ulama sebagai pewaris para nabi demi menjaga perasaan
orang lain. Jika kau tidak bisa membahagiakan orang lain, maka janganlah engkau
menyakitinya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati
dan fikiran kita untuk meneladani uswah beliau dalam kelembutan perkataan dan
perbuatan, Lahul Fatihah.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari
Alvers
PP Annur2.net Malang,
Ind
Temukan Artikel
ini dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
Kajian Hadits
Sistem SPA
(Singkat, Padat,
Akurat)
Buku Serial #1
Indahnya Hidup Bersama Rasul SAW
Buku Serial #2
Motivasi Bahagia dari Rasul SAW
Harga Promo, hub.:
081216742626
UMRAH ALVERS Bersama Admin ODOH Alvers,
Periode 20 April 2017 Hanya Rp 26 Juta (Net, tanpa tambahan) Pesawat Saudia
Langsung Madinah, Hotel Dekat, 13 Hari (Mekkah 7 H –Madinah 4 H) Free: Pigura
Foto Depan Ka’bah, Video Dokumentasi, Asuransi-Airport
tax-Handling-Perlengkapan. WA : 08125214321
0 komentar:
Post a Comment