ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Ibnu Umar RA, Rasul SAW bersabda :
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعَهُمْ
لِلنَّاسِ ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى
مُسْلِمٍ ...
Orang
yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat buat orang lain dan
amal yang paling dicintai Allah adalah membahagiakan (orang lain) yang muslim [HR
Thabrani]
Catatan
Alvers
Suatu
saat, saya berada di toko velg untuk membeli velg model keluaran terbaru dengan
ukuran lebih besar dari velg mobil yang saya punya. Sambil memandangi ban
tersebut pikiran saya tertuju kepada fungsi ban yang sangat diperlukan dalam
sebuah kendaraan. Mobil sebagus apapun jika tanpa ban maka tidak akan bisa
jalan. Namun sebagus apapun ban mobil maka yang diperhatikan pertama kali
adalah mobilnya bukan bannya.
Memang
pernah saya mendengar orang memuji ban mobil saya namun saya kira itu guyonan
belaka. Lebih jauh lagi, daya imajinasi saya mengingatkan kepada orang yang terbaik.
Nabi SAW bersabda:
وخير الناس أنفعهم للناس
Dan
sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” [HR
Thabrani]
Bukankah
ban itu selalu mengalami kejadian terberat demi bagian kendaraan yang lain?
Ketika melewati jalan berlubang, dia dulu yg merasakan. Saat melewati aspal
panas, dia juga yang merasakan. bahkan ketika ada kotoran di jalan yang tidak
dilihat dia juga yang pertama kali merasakannya. Ban itu pula selalu menanggung
beban terberat baik ketika mobil sedang diam, apalagi sedang berjalan. Baik
ketika mobil sedang kosong, apalagi saat penuh penumpang dan barang.
Begitulah
perumpamaan manusia terbaik, yaitu orang yang bersedia berkorban dan menanggung
beban berat demi kepentingan dan kebahagiaan orang lain. Meskipun demikian, ban
tetap rendah hati dan tak pernah berat hati untuk selalu bekerja sama. Coba
lihat, ketika pedal rem memerintahkannya berhenti, dia berhenti. Ketika pedal
gas menyuruhnya lebih cepat, dia pun melesat. Demikian pula manusia terbaik,
dia bersedia bekerja sama demi kepentingan umum.
Selanjutnya,
ban itu selalu konsisten bentuknya. Selalu bundar, apakah dia dipasang di
sepeda sepeda motor atau mobil bahkan roda pesawat terbang. Dan itulah
perumpamaan orang yang terbaik adalah yang konsisten memberikan manfaat
dimanapun ia berada.
Dan
yang terakhir, ban itu tetap memberikan manfaat meskipun ia tidak dihargai.
Terbukti ketika menjual mobil maka kondisi ban bahkan bentuk velg seringkali tidak
mempengaruhi harga jual mobil tersebut. Inilah simbol keikhlasan. Manusia
terbaik itu tetap berbuat baik meski kebaikannya tidak dihargai orang lain.
Kebaikan
yang dilakukan oleh seseorang tanpa pamrih oleh sosiolog ternama Auguste Comte disebut
dengan Altruisme. Altruisme berasal dari kata “alter” yang
artinya “orang lain”. Secara etimologis, altruisme adalah perbuatan yang
berorientasi pada kebaikan orang lain.
Manusia
memiliki dua motif (dorongan) dalam memberikan pertolongan kepada orang lain,
yaitu altruis dan egois. Dua istilah ini adalah antonim (bertolak belakang),
Jika perilaku menolong altruis adalah menolong orang lain tanpa pamrih, Maka perilaku
menolong dengan mengaharap imbalan orang lain atau mencari keuntungan diri
sendiri disebut dengan egois.
Menolong
orang lain tanpa pamrih (altruis) merupakan perilaku yang dicintai Allah dan
Rasul-Nya. Rasul SAW bersabda :
وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخٍ لِي فِي حَاجَةٍ
أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ ، يَعْنِي مَسْجِدَ
الْمَدِينَةِ ، شَهْرًا ،
...
Dan sesungguhnya aku berjalan bersama (mengantarkan) saudaraku untuk (memenuhi)
hajatnya lebih aku sukai daripada aku beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama satu bulan. [HR
Thabrani]
Dalam
bagian lain hadits tersebut disebutkan :
ومن مشى مع أخيه في حاجة حتى أثبتها له أثبت
الله عز وجل قدمه على الصراط يوم تزل فيه الأقدام
Dan
barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan
sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah akan meneguhkan kakinya pada
hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari perhitungan).” [HR Thabrani]
Setiap
kita hendaklah menyadari bahwa apa yang kita lakukan terhadap orang lain pada
hakikatnya akan berbalik kepada kita sendiri. Jika kita banyak menolong orang
lain maka yakinlah Allah akan mengirimkan orang lain untuk menolong kita dan
sebaliknya demikian. Rasulullah SAW bersabda:
كما تدين تدان
Sebagaimana
kamu memperlakukan, begitu pula kamu akan diperlakukan. [HR Baihaqi]
Dan
Allah SWT berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri [QS Al-Isra' : 7] Wallahu
A’lam. Semoga Allah Al-Bari menbukakan hati dan pikiran kita agar senang memberi
pertolongan kepada orang lain dan menyadarkan kita bahwa pada hakikatnya pertolongan
kita adalah wujud menolong diri sendiri sehingga kita tidak pamrih dalam setiap
kebaikan kita.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari
Bin Badruddin
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jawa Timur Indonesia
0 komentar:
Post a Comment