ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Umar bin Khatthab RA, Rasul
SAW bersabda :
لَوْ أَنَّكُمْ
تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ
الطَّيْرَ ، تَغدُوْ خِمَاصًا ، وتَرُوْحُ بِطَانًا
Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah
dengan sungguh-sungguh tawakkal kepada-Nya, Niscaya kalian akan diberikan rizki
oleh Allah sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung yang mana pagi hari
burung tersebut keluar dalam keadaan lapar dan pulang di sore hari dalam
keadaan kenyang. [HR Ahmad]
Catatan Alvers
Dahulu kala, ada segolongan Orang dari yaman pergi
ke mekkah untuk menunaikan iabadah haji namun mereka tidak membawa perbekalan dengan
beralasan :
نَحْنُ مُتَوَكِّلُوْنَ
Kami adalah orang-orang yang bertawakkal!
Akhirnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
mereka meminta-minta kepada orang lain. Perilaku tawakkal seperti ini adalah
keliru sehingga diluruskan oleh Allah SWT dengan menurunkan firman-Nya:
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ
“…Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baiknya
bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal”. [QS
Al Baqarah : 197]
Kisah ini disampaikan oleh Ibnu Abbas RA [HR
Baihaqi]
Imam Ahmad berkata : hal ini menegaskan bahwa
Allah swt memerintahkan orang yang hendak bepergian ke rumah Allah agar
menyiapkan bekal. Dan firman Allah swt : bekal terbaik adalah takwa maksudnya bekal
terbaik adalah segala sesuatu yang berfaidah bagi pemiliknya dengan (menambah)
ketaqwaannya. [Syu’ab al-Iman]. Lebih Jelas taqwa yang dimaksudkan sebagai
bekal terbaik adalah :
ما يُتَّقى
به سؤال الناس وغيره
Sesuatu (materi) yang bisa melindungi pemilik
bekal tersebut dari meminta-minta dan dari perkara (jelek) lainnya. Seperti
ghasab dan mencuri [Tafsir Jalalain]
Al-Hulaimi Rahimahullah berkata: Maka yang
dianjurkan (Mustahab) adalah menyiapkan bekal atau jika belum ada bekal maka
seseorang duduk (tidak bepergian) sampai bekalnya ada atau siap [Syu’ab
al-Iman].
Muqatil bin Hayyan berkata : Tatkala turun
ayat [QS Al Baqarah : 197] maka berdirilah seseorang dari kaum fakir muslimin
ia berkata : Wahai Rasulullah, Kami tidaklah memiliki materi untuk dijadikan
bekal!. Maka Rasul SAW bersabda:
"تزود ما تكف به وجهك عن الناس، وخير ما تزودتم التقوى".
Berbekallah dengan materi yang mencukupimu
dari meminta-mita kepada orang lain dan sebaik-baik perbekalan adalah taqwa. [Tafsir
Ibnu Katsir]
Keutamaan tawakkal dijelaskan oleh Nabi SAW
dalam hadits utama di atas dan juga dijelaskan oleh Allah swt :
وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah
yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya…” [QS ath-Thalaq:2-3]
Ketika Nabi SAW membacakan ayat ini kepada
Abu Dzar RA dan Maka beliau bersabda kepadanya :
لو أن الناس كلهم أخذوا بها كفتهم
“Seandainya seluruh manusia mengambil ayat
ini, maka ayat ini cukup bagi mereka.”[ Tafsir Ibni Katsir]
Tawakkal secara etimologi berasal dari bahasa arab, tawakkul yang
berarti mewakilkan atau menyerahkan. Selanjutnya Al-Jurjani mendefinisikan tawakkal sebagai
التوكل هو
الثقة بما عند اللّه، واليأس عما في أيدي الناس
percaya penuh kepada apa yang ada di sisi
Allah dan putus asa (tidak mengharap) apa yang ada di sisi manusia [At-Ta’rifat]
Sedangkan ibnu Rajab berkata : Tawakkal
adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah dalam mendatangkan
kebaikan dan menolak bahaya baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat
[Al-Ulum Wa Al-Hikam]
Tawakkal itu tidak menafikan ikhtiyar (usaha)
karena itu Allah meluruskan kekeliruan anggapan orang-orang yaman yang hendak
berhaji tanpa membawa bekal sebagaimana riwayat di atas. Hal yang sama pula
adalah orang yang enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu. Orang
semacam ini mempunyai pemikiran, tidak perlu bekerja, jika Allah menghendaki
menjadi orang kaya tentulah kaya. Sayyidina Umar berkata :
لا يقعد أحدكم عن طلب الرزق يقول اللهم ارزقني، فقد علمتم
أن السماء لا تمطر ذهبا ولا فضة
Janganlah seseorang diantara kalian duduk
(tidak mau bekerja) mencari rizki dan berdoa “Ya Allah, berilah rizki untukku. Karena
kalian sendiri telah mengetahui bahwa langit tidak pernah menurunkan hujan
berupa emas maupun perak [Ihya’ Ulumuddin]
Hal itu sama saja dengan orang yang sedang
lapar perutnya, sekalipun ada berbagai makanan, namun ia berpikir bahwa jika
Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang sehingga tidak menggerakkan
tangannya untuk mengambil makanan yang ada di hadapannya. Inilah yang namanya salah
tawakkal (tawakkal yang salah).
Sekali lagi, Tawakkal itu tidak menafikan
ikhtiyar (usaha). Di zaman Rasul SAW terdapat seseorang yang bertanya kepada
Rasulullah SAW. ‘Wahai Rasulullah SAW, aku ikat untaku lalu aku bertawakal,
atau aku lepas ia dan aku bertawakal?’ Rasul SAW menjawab:
اعْقِلْهَا
وَتَوَكَّلْ
Ikatlah untamu dan (setelah itu) bertawakkallah.
[HR Turmudzi]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari
menjauhkan kita dari pemahaman yang salah dalam mengamalkan agama dan Allah
terus memberi hidayah kepada kita semua.
Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia
Umrah Arbain :: ZIARAH RASUL VIII :: 20
Februari 2018 :: 15 Hari, Pesawat Garuda Tanpa Transit :: Fasilitas Lounge
Bandara :: Hotel Mekkah Pulmann Zam-zam:: Daftar di Kantor PP Wisata AN-NUR 2
Malang Jatim Indonesia
0 komentar:
Post a Comment