ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW
bersabda :
آيَةُ
الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ اِذَاحَدَثَ كَذَبَ وَاِذَا وَعَدَ اَحْلَفَ وَاِذَا
اؤْتُمِنَ
خَانَ
Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu
jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar dan jika dipercaya ia
berkhianat. [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Pernahkah anda ditipu orang? atau mendengar
saudara anda tertipu? Atau bahkan anda ditipu saudara sendiri? Jika demikian
maka janganlah menganggap heran terjadinya penipuan karena penipu itu selalu
tampil meyakinkan. Ucapannya mengagumkan bahkan berpenampilan mengesankan. Orang
yang menipu tidak lain karena sosoknya merupakan orang yang munafik dengan tiga
ciri di atas, berbicara dengan meyakinkan tapi faktanya ia berbohong, berjanji namun
ia mengingkarinya dan setelah dipercaya ia malah mengkhianati kepercayaan yang telah
diberikan.
Jangankan anda atau orang lain bisa terpedaya
dengan penampilan sang penipu, Rasul SAW saja pernah dikelabui oleh sang penipu
yang bernama al-Akhnas bin Syariq ats-Tsaqafi. Tuturkata yang lembut dan manis
serta sumpahnya yang meyakinkan bahwa ia iman kepada Nabi dan mencintai beliau
membuat Rasul memberikan posisi dekat dalam majelis beliau. Melihat penipuan
ini terjadi, Allah swt tidak tinggal diam. Allah swt memberitahukan hal yang
sesungguhnya yang bertolak belakang dengan ucapannya [Tafsir Jalalain]. Allah
swt Berfirman :
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ
عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya
tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan iapun mempersaksikan kepada Allah
(dengan bersumpah atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah musuh yang
paling keras. [QS Al-Baqarah: 204]
al-Akhnas adalah orang yang memiliki ucapan
yang manis dan penampilan yang baik namun hatinya jelek. al-Akhnas sebenarnya
adalah gelar, nama aslinya adalah ubay. al-Akhnas artinya orang yang bersembunyi.
Dijuluki demikian karena sewaktu perang badar ia bersama 300 orang dari
kalangan bani zuhrah bersembunyi dengan harapan jika pasukan islam menang maka
mereka bisa kembali dengan selamat dan apabila kaum muslimin kalah maka kaum
kafir tidak akan menggangu mereka. [Tafsir Ibnu Katsir]
Allah swt menceritakan penampilan fisik Orang
munafik dalam firman-Nya :
وَإِذَا
رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ
Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh
mereka mengagumkanmu (tampan). Dan jika mereka berkata, maka engkau
mendengarkan tutur katanya (yang fasih). [QS Al-Munafiqun: 4]
Orang munafik dan penipu memang tidak
identik, namun ada beberapa sisi kesamaan. Dalam kamus disebutkan bahwa penipu
adalah orang yang melakukan perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong,
palsu, dan sebagainya) dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari
untung; [KBBI]
Penipuan yang dilakukan oleh orang munafik
tidak melulu urusan materi atau uang namun lebih luas dari itu. Seorang munafik
menipu orang-orang di sekitarnya dengan menampakkan kebaikannya untuk menyimpan
kebusukan hatinya. Salah satu contohnya adalah urusan shalat. Meskipun shalat
merupakan pekerjaan berat bagi orang munafik karena ia melakukannya dengan malas
dan berat hati, namun ia terpaksa melakukannya di masjid agar ia dikenal sebagai
orang yang shalih. Inilah kenapa shalat ‘Isya dan shalat Shubuh Shalat menjadi
shalat yang paling berat bagi mereka. Rasul SAW bersabda :
لَيْسَ
صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ
Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang
munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. [HR Bukhari]
Hal ini dikarenakan shalat ‘Isya adalah waktu
di mana orang-orang bersitirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya
tidur. [Fathul Bari] Di sisi lain, Orang munafik itu riya’ dan sum’ah (ingin
dilihat dan didengar orang lain). Dahulu kala, shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’
dilakukan dalam keadaan gelap sehingga jikalau mereka tidak hadir maka mereka
tidak diketahui orang lain. Namun untuk shalat lainnya, yaitu shalat Zhuhur,
‘Ashar dan Maghrib, mereka terpaksa hadir karena orang lain melihat mereka
[Aunul Ma’bud].
Memahami akan beratnya shalat subuh bagi orang
munafik maka Rasul SAW memberi perhatian terhadap jamaah shalat subuh dengan
mengabsen para jamaah. Ubay Bin Ka’b berkata :
صَلَّى
بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا الصُّبْحَ
فَقَالَ أَشَاهِدٌ فُلَانٌ قَالُوا لَا قَالَ أَشَاهِدٌ فُلَانٌ قَالُوا لَا
Suatu hari, Rasul SAW shalat subuh bersama
kami dengan menjadi imam. Lalu (setelah shalat) Rasul SAW bertanya “Apakah si
Fulan hadir?” Para sahabat menjawab “tidak”.
Rasul SAW bertanya lagi “Apakah si Fulan (lain) hadir?” Para sahabat
menjawab “tidak”. [HR Abu Daud] Lalu Rasul SAW meneruskan dengan sabdanya yang semisal hadits sebelumnya.
Kalau di zaman Nabi saja sudah ada penipu,
maka bagaimana dengan zaman now? Penipuan sudah semestinya bertambah banyak
namun ciri-ciri fisiknya mungkin tetap sama sebagaimana dalam QS Al-Munafiqun:4
di atas yaitu berpenampilan bagus dan perkataannya fasih.
Ada sebuah terapi yang diajarkan oleh Rasul
SAW agar seseorang terhindar dari kemunafikan. Beliau bersabda :
مَنْ صَلَّى
لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِى جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى
كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ
“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah
selama empat puluh hari secara berjamaah, ia tidak luput dari takbiratul ihram
bersama imam, maka ia akan dicatat terbebas dari dua hal yaitu terbebas dari
siksa neraka dan terbebas dari kemunafikan.” [HR Tirmidzi]
Maka ada baiknya saya pikir kalau calon
kepala daerah dll disamping menjalani fit and proper test juga di karantina
untuk melakukan shalat berjamaah 40 hari sehingga kita mendapat para kandidat dan
selanjutnya para pemimpin yang lebih berkwalitas. Wallahu A’lam. Semoga Allah
Al-Bari menjauhkan kita dari perilaku munafik dan menjauhkan kita dari tipuan dan
makar mereka.
Salam Satu Hadith,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia
Http://annur2.net
0 komentar:
Post a Comment