ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu
Musa Al-Asy’ari RA, Rasul ﷺ bersabda :
والذي نفسي بيده لاَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى
تَرَاحَمُوا » قالوا : يا رسول الله كلنا رحيم . قال : « إِنَّهُ لَيْسَ بِرَحْمَةِ
أَحَدِكُمْ وَلَكِنْ رَحْمَةُ الْعَامَّةِ رَحْمَةُ الْعَامَّةِ
“Demi Allah, Sekali-kali
tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian saling mengasihi.” Wahai
Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Rasulullah Berkata: “Kasih
sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang kepada salah seorang tertentu di
antara kalian, tetapi bersifat universal, bersifat universal (untuk seluruh makhluk-Nya).”
[HR Al-Hakim]
Catatan Alvers
Agama Islam adalah agama kasih sayang. Bagaimana
tidak, agama ini berasal dari tuhan yang disifati sebagai ar-rahman dan
ar-rahim (maha pengasih lagi maha penyayang). Maka semua kasih sayang di dunia
ini adalah bersumber dari-Nya. Rasul SAW bersabda:
إِنَّ
لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ
وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِّ فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ
وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا وَأَخَّرَ اللَّهُ تِسْعًا
وَتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Sesungguhnya
Allah memiliki 100 rahmat. Dari 100 rahmat tersebut, hanya 1 yang di turunkan
Allah kepada jin, manusia, binatang jinak dan buas. Dengan rahmat tersebut
mereka saling mengasihi dan menyayangi, dan dengan rahmat itu pula binatang
buas dapat menyayangi anaknya. Adapun 99 rahmat Allah yang lain, maka hal itu
ditangguhkan Allah karena akan diberikan kepada para hamba-Nya pada hari kiamat
kelak. [HR Muslim]
Kasih sayang
menjadi perhatian yang serius dalam islam sehingga dalam hadits utama di atas, kasih sayang
menjadi syarat seseorang masuk surga “tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian saling
mengasihi” dengan kasih sayang yang universal yang menembus tabir suku, bahasa,
warna kulit dan tentunya kasih sayang yang ikhlas tanpa pamrih. Kasih sayang
bukan karena bisnis, bukan dengan keuntungan materi. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya
ada di antara hamba Allah (manusia) yang mana mereka itu bukanlah para Nabi dan
bukan pula para Syuhada’. Posisi Mereka di sisi Allah sangatlah diinginkan oleh
para Nabi dan Syuhada’. Seorang dari sahabatnya bertanya, “Siapa gerangan
mereka itu wahai Rasulullah?.” Rasulullah menjawab :
هُمْ
قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ
أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا
“Mereka adalah suatu kaum yang saling saling
berkasih sayang karena Allah bukan karena ada hubungan kekeluargaan dan bukan
karena harta benda”[HR Abu Dawud].
Dengan
demikian, Dalam Agama Islam kasih sayang merupakan bagian dari perilaku
keseharian umat Muslim dan bukan peringatan tahunan semata atau seremonial
tertentu pada hari yang ditentukan. Memang ada istilah hari kasih sayang dalam
islam, yaitu terdapat dalam seruan Rasulullah saat mendapat kemenangan. Rasul
bersabda: "Al- yaum yaumul marhamah" ( hari ini adalah hari kasih
sayang). Pernyataan Rasul ini untuk menolak teriakan Sa’ad bin ubadah kepada
sufyan : “Al-Yaum Yaumul Malhamah” (hari ini adalah hari pembalasan dan
pembantaian). [Fathul Bari]
Dengan
demikian tidaklah sama “Yaumul Marhamah” Hari Kasih sayang versi Rasul SAW tersebut dengan “Hari Kasih
sayang” versi Hari Valentine. Dari namanya saja, valentine bukanlah dari bagian
ajaran dan sejarah islam. Dan setelah dipelajari ternyata valentine adalah
berasal dari sejarah agama katolik sebagaimana terdapat dalam Ensiklopedia
Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa
merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda: seorang pastor di
Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), seorang martir di provinsi Romawi
Africa.
Terdapat
satu kisah dari tiga versi tentang Valentine, Yaitu kisah Cladius II yang
memandang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah
menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan
perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St. Valentine menentang perintah ini
dan terus mengadakan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai
akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri
seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh
dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati dia mengirim sebuah kartu yang
bertuliskan "Dari yang tulus cintanya, Valentine". Hal itu terjadi
setelah anak tersebut memeluk agama nashrani bersama 46 kerabatnya".
Dalam
The Encylopedia Britania vol. 12 sub. Judul Christiany menjelaskan “Agar
lebih dapat mendekatkan lagi terhadap ajaran Kristen pada tahun 495 M. Paus
Gelasius I merubah upacara Romawi Kuno, menjadi hari perayaan gereja dengan
nama Saint Valentine Day, untuk menghormati Saint Valentine yang mati”.
Naifnya,
di Indonesia ataupun negara lain, Valentine justru banyak dirayakan oleh
kalangan muslim karena mereka menganggap hari itu merupakan hari untuk
mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa mereka mengetahui hakikat dari valentine
itu sendiri sedangkan Allah SWT berfirman :
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ
السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. [QS Al-Isra : 36]
Jika
sudah tahu demikian namun tetap bersikukuh melakukannya dengan dalil trend
masakini, maka saya khawatir terhadap apa yang mereka lakukan. Rasul SAW
bersabda :
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا
جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ
وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
“Kamu akan mengikuti perilaku
orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta,
sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Kami
(Para sahabat) lantas bertanya, “Apakah yang anda maksud adalah orang-orang
Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Siapa lagi (kalau bukan
mereka)?” (HR Bukhari)
Allah
SWT berfirman: Sekali-kali, tidak akan rela kaum yahudi dan nasrani kepadamu
sehingga engkau mengikuti agama mereka.
Namun
boleh jadi sebagian muslim yang merayakan valentine dengan tidak bermaksud
mengikuti keyakinan dan ajaran mereka, hanya saja mereka merayakan karena hari
Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya dan
dilakukan dengan cara yang mubah-mubah saja misalnya suami kepada istrinya. Jika
demikian maka perbuatan yang demikian sebaiknya dijauhi karena hukumnya makruh.
Sayyid ‘Abdur Rahman al-Hadlrami berkata :
وإما أن يتفق له من غير قصد فيكره
Dan
adakalanya (tasyabbuh dengan orang kafir) itu terjadi secara kebetulan dan
tanpa adanya kesengajaan maka perbuatan ini hukumnya makruh. [Bughyah
al-Mustarsyidin]
Lantas
bagaimanakah sikap kita melihat hal ini? Pada dasarnya, Rasul SAW bersabda,
: من رأى منكم
منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف
الإيمان
“Barang siapa di antara kamu yang melihat
kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya (kekuasaan), jika
tidak mampu hendaklah ia merubah dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia
merubah dengan hatinya (mengingkari dan mendoakan hidayah), dan itulah keimanan
yang paling lemah.” [HR Muslim]
Selaras
hadits ini, kami memberikan apresiasi
kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang telah mengeluarkan Surat Edaran
tahun tertanggal 12 Pebruari 2015 perihal Edaran terkait Perayaan Hari Kasih
Sayang / Valentine’s Day. Surat itu melarang adanya kegiatan perayaan Hari
Kasih Sayang baik di dalam maupun diluar sekolah. Pihak sekolah juga dihimbau
memberikan surat kepada orang tua/wali murid agar pada hari kasih sayang
tersebut senantiasa mengawasi putra-putrinya. Alhamdulillah, tahun 2016 ini
Dinas Pendidikan Kota Malang juga mengeluarkan juga mengeluarkan surat edaran
serupa.
Akhirnya,
melalui tulisan odoh ini kami menghimbau agar kaum muslimin menghindari
ikut-ikutan merayakan valentine baik
secara langsung maupun tidak langsung seperti menjual atribut-atributnya
karena ini termasuk (at-ta’awun alal itsmi wal-udwan) (tolong menolong dalam dosa dan
melanggar batasan Allah) [Lihat QS.
Al Maidah: 2]. Ash-Shan’ani berkata: “Kalau memang menjual anggur pada orang
lain yang diketahui akan menjadikannya khamr, maka ini diharamkan berdasarkan
ijma’ (kesepakatan para ulama). Adapun jika tidak diketahui seperti ini, Al-Hadawiyah
mengatakan bahwa hal ini diperbolehkan namun dinilai makruh karena ada
keragu-raguan kalau anggur ini akan dijadikan khomr. Adapun jika sudah
diketahui bahwa anggur tersebut akan dijadikan khamr, maka haram untuk dijual
karena hal ini berarti telah saling tolong menolong dalam berbuat maksiat. [Subulus Salam] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan
kita sebagai orang-orang yang teguh pendirian dan tidak ikut-ikut melakukan
perkara yang kita tidak mengatahui hakikatnya.
Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari.
SS., M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jawa Timur Indonesia
Artikel di
atas bisa anda dapatkan versi bukunya dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat). SINGKAT
karena Didesain sekali duduk bisa
selesai baca satu judul ::PADAT karena
Tidak bertele-tele dan AKURAT
karena disertai referensinya
ONE DAY#1
*INDAHNYA HIDUP BERSAMA RASUL SAW* ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2
*MOTIVASI BAHAGIA DARI RASUL SAW* ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3 *TAMAN
INDAH MUSTHAFA SAW* ISBN : 9786026037923
(Pre Order) ONE
DAY#4 *TAFAKKUR ZAMAN NOW*, ISBN: 978-602-60379-5-4
Bisa dapat harga
promo dan kirim via tiki/JNE silahkan hub. Ust. Muadz 08121674-2626
NB. Lebih
terhormat dan gentle, jika anda tidak mengedit tulisan di atas. InsyaAllah ilmu
kita menjadi barokah...Hak cipta ada pada penulis buku ODOH ALVERS.
Terimakasih.
0 komentar:
Post a Comment