ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas RA, Rasul SAW bersabda :
اتَّقُوا
الْحَدِيثَ عَنِّي إِلَّا مَا عَلِمْتُمْ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ وَمَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ
فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Berhati-hatilah mengenai hadits-ku,
kecuali jika terhadap apa yang telah engkau ketahui, maka barang siapa yang berdusta
atas namaku maka silahkan mengambil tempat duduknya di neraka, dan barang siapa
yang berkata mengenai isi Al-Qur'an dengan pendapatnya sendiri, maka silahkan
mengambil tempat duduknya di neraka [HR Turmudzi]
Catatan Alvers
Tulisan odoh edisi kali ini adalah pasangan
dari judul sebelumnya yaitu salah paham. Salah paham terjadi kepada siapa saja
dan dilakukan secara tidak sengaja. Qudamah bin Mazh’un sebagai contohnya, ia meminum
Khamar dan mabuk pada masa khalifah Umar RA karena ia salah paham mengenai ayat
al-Quran. Menurut riwayat, setelah khalifah Umar RA menerima laporan bahwa
Qudamah bin Mazh’un meminum Khamar dan mabuk maka Umar mendatanginya
seraya berkata kepada Qudamah “Aku akan menghukummu”. Qudamah berkata “jika
memang aku meminum khamar maka kamu tidak berhak menghukumku”. Umar berkata
“kenapa?”. Qudamah menjawab “karena Allah SWT berfirman :
لَيْسَ عَلَى
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جُنَاحٌ فِيمَا طَعِمُوا إِذَا مَا
اتَّقَوْا وَآمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
“Tidak ada dosa bagi orang-orang
yang beriman dan mengerjakan Amal shalih karena memakan makanan yang telah
mereka makan, apabila mereka bertaqwa dan beriman dan mengerjakan amalan-amalan
shalih”[QS Al-Maidah : 93].
Lalu Umar RA berkata :
أَخْطَأْتَ
التَّأْوِيلَ , إِنِ اتَّقَيْتَ اللهَ اجْتَنَبْتَ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْكَ
“takwilmu keliru, jika kamu
bertakwa kepada Allah maka kamu pasti menjauhkan diri dari apa yang
diharamkan”…[HR Baihaqi]
Namun jika kesalah-pahaman itu dilakukan
secara sengaja maka ia akan menjadi paham yang salah. Terlepas dari berbagai
macam motif, kesalah-pahaman yang secara sengaja merupakan pekerjaan yang
tercela apalagi karena faktor politis. Hal ini sebagaimana menimpa Abdurrahman bin
Abi Bakar.
Suatu ketika, Muawiyah menginginkan agar
Yazid (anaknya) menjadi khalifah setelah kemangkatannya. Ia menulis surat
kepada Marwan, seorang Gubernur wilayah Madinah mengenai persoalan tersebut. Setelah
itu, Marwan mengumpulkan rakyat dan berpidato di hadapan mereka dimana ia menngelu-elukan
Yazid. ia menyeru untuk membaiatnya sambil berkata: “Sesungguhnya Amirul
Mukminin telah diperlihatkan oleh Allah tentang pendapat yang baik dalam diri
Yazid. Bila Amirul Mu’minin mengangkatnya sebagai khalifah, sungguh Abu Bakar
dan Umar pun telah menjadi khalifah”.
Abdurrahman yang ikut mendengar pidato
tersebut menjawab: “Bukankah sistim yang demikian itu merupakan kerajaan?”. Marwan
menjawab: Itu sama dengan sunnah Abu Bakar dan Umar. Abdurrahman menjawab lagi :
itu adalah sistem kerajaan sebab Abu Bakar dan Umar tidak pernah mengangkat anak
keturunannya atau familinya sedangkan Muawiyah bertindak semata-mata untuk
kehormatan anaknya seraya.
Mendengar bantahan dan penolakan Abdrurrahman
maka sang gubernur memerintah prajurit untuk menangkapnya. Ia berkata
“Tangkaplah Abdurrahman”. Mengerti ia mau ditangkap, Abdurrahman (yang
merupakan saudara Siti Aisyah RA) masuk ke rumah Siti Aisyah RA, Ummul
Mu’minin. Para prajurit tidak berani masuk ke rumah Ummul Mu’minin yang
terhormat.
Untuk menghasud bala tentara agar mau
menangkap abdurrahman maka Marwan berkata : “Dialah orang yang menjadi kasus
sehingga Allah menurunkan ayat:
وَالَّذِي
قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا أَتَعِدَانِنِي أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ
الْقُرُونُ مِنْ قَبْلِي
Dan orang yang berkata kepada kedua ibu
bapaknya “cis”, apakah kalian memperingatkan kepadaku bahwa aku akan
dibangkitkan padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? [QS Al-Ahqaf
: 17]
Mengetahui bahwa ayat Allah sudah
dipolitisir, maka dari balik tabir Siti Aisyah RA meluruskan salah paham yang
disengaja tersebut. Ia berkata :
مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ فِينَا شَيْئًا مِنْ الْقُرْآنِ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ عُذْرِي
“Allah tidak pernah menurunkan ayat tentang
kasus seseorang tertentu di antara kita kecuali Allah melepaskan aku dari
tuduhan berbuat jahat (Bersihnya Aisyah dari kesalahan). [HR Bukhari]
Dalam riwayat lain, siti Aisyah menambahkan :
لو شئت أن
أسميه لسميته
andaikata aku mau, niscaya aku sebutkan nama orang
yang menjadi kasus turunnya ayat QS Al-Ahqaf : 17 tersebut. [Fathul Bari]
Maksudnya, Aisyah menegaskan bahwa Abdrurrahman
bukanlah orang yang dimaksud dalam ayat tersebut sebagaimana mereka tuduhkan.
Orang-orang seperti itu menjadikan Al-Qur’an
sebagai justifikasi (pembenaran) dari pendapatnya yang salah. Orang-orang seperti
inilah yang digambarkan oleh Nabi SAW dalam sabda beliau :
الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَاحل مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ
إِمَامَهُ قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى
النَّارِ
Al-quran itu akan menjadi
pembela dan bisa dimintai pembelaan, dan menjadi saksi (pemberat) yang dibenarkan.
barangsiapa yang menjadikannya sebagai imam (dalam kehidupannya) niscaya ia
akan membawanya ke Surga dan barangsiapa yang meletakkannya di belakangnya,
niscaya ia akan menyeretnya ke Neraka [HR Thabrani]
Orang-orang yang mempolitisir ajaran agama
demi kepentingan pribadi dan golongannya adalah mereka kaum munafik yang
dikatakan oleh Khalid bin walid :
وَكَمْ مِنْ مُصَلٍّ يَقُولُ بِلِسَانِهِ مَا لَيْسَ فِي
قَلْبِهِ
Betapa banyak orang yang shalat, namun dia
mengucapkan dengan lisannya sesuatu yang tidak ada dalam hatinya. [HR Bukhari]
Mereka itu akan mendapatkan ancaman Nabi
dalam hadits utama di atas yaitu mengambil tempat duduknya di neraka, wal iyazu Billah.
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan
kita sebagai makmum dan Al-Qur’an sebagai imam yang menuntun kita ke surga-Nya.
Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari.
SS., M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jawa Timur Indonesia
Artikel di
atas bisa anda dapatkan versi bukunya (lengkap harakat dan referensinya) dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
sistem SPA (Singkat, Padat, Akurat). SINGKAT
karena Didesain sekali duduk bisa
selesai baca satu judul ::PADAT karena
Tidak bertele-tele dan AKURAT
karena disertai referensinya
ONE DAY#1
*INDAHNYA HIDUP BERSAMA RASUL SAW* ISBN : 9786027404434
ONE DAY#2
*MOTIVASI BAHAGIA DARI RASUL SAW* ISBN : 9786026037909
ONE DAY#3 *TAMAN
INDAH MUSTHAFA SAW* ISBN : 9786026037923
(Pre Order) ONE
DAY#4 *TAFAKKUR ZAMAN NOW*, ISBN: 978-602-60379-5-4
Bisa dapat harga
promo dan kirim via tiki/JNE silahkan hub. Ust. Muadz 08121674-2626
Umrah Ramadhan 13 Hari bersama Pesantren
Wisata An-Nur 2, Tanggal : 8 Mei 2018 Hotel Mekkah : Al-Masa, Madinah : Al-Mukhtara
Pesawat Saudia hanya 28 Juta*. Seat terbatas. Hub. 08121-686-1111
0 komentar:
Post a Comment