ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا
تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا
نِعْمَةَ اللَّهِ
Lihatlah
orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan bentuk rupa) dan
janganlah engkau melihat orang yang berada di atasmu (dalam hal tersebut)
karena hal itu akan menjadikanmu tidak meremehkan nikmat Allah [HR Muslim]
Catatan
Alvers
Orang
bijak mengatakan : “Sudah di gunung, kau rindukan pantai. Setibanya di pantai,
kau inginkan gunung. Saat kemarau, kau tanya kapan hujan dan saat hujan, kau
tanyakan kapan kemarau. Sudah tenang di rumah, ingin pergi. Begitu pergi, kau
inginkan rumah. Saat bujangan mengeluh mencari istri dan saat sudah punya istri
mengeluhkan masalah dengan istri. Saat belum punya anak mengeluh dan ketika sudah
dapat anak mengeluh masalah anak, dan mengeluh masalah pekerjaan, mengeluh
penghasilan dan mengeluh-mengeluh yang lainnya... itulah manusia yang memang
tercipta banyak berkeluh kesah. Allah swt berfirman :
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا
مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21)
Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia
berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi kikir. [QS Al-Ma’arij :
19-21]
Lantas
kapankah manusia mendapat kebahagiaan jika nikmat Allah selalu ia abaikan? Bukankah
telah banyak sekali nikmat Aallah yang telah diberikan? Maka sadarilah bahwa “Tak
ada manusia yang terlahir sempurna. Jangan kau sesali Segala yang telah
terjadi. Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini. Melakukan
yang terbaik. Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya Bagi hambanya
yang sabarDan tak kenal putus asa”. Itulah sepenggal lirik lagu D’Massiv yang
patut kita renungkan.
Bersyukur
adalah perilaku yang sulit sehingga Allah swt berfirman:
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Sedikit
dari hamba-Ku yang bersyukur. [QS Saba’ :13]
Namun
demikian bukan berarti kita menjadikannya sebagai dalil untuk mengabaikan
syukur, kewajiban kita berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mensyukuri atas
semua nikmat-Nya sebagaimana metode yang diajarkan oleh Nabi SAW pada hadits
utama di atas. Bersyukur tidak harus menunggu kita menjadi raja dan kaya raya
seperti Nabi Sulaiman AS. Bersyukur tidak harus menunggu kita menjadi rupawan
layaknya Nabi Yusuf, namun dengan hati yang bersyukur bilal bin rabah yang
budak lagi miskin bisa bahagia di atas derita bahkan mendapatkan surga dan
julaybib yang bertubuh pendek lagi buruk rupa menjadi idola bidadari surga.
Orang
bijak berkata : “Selembar daun yang kecil tidak mungkin bisa menutupi
bumi yang luas ini bahkan sekedar untuk menutupi telapak tangan kita. Namun
jika daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah semua belahan bumi
yang terbentang luas dengan daun yang sama”. Selembar Daun nan kecil itulah
perumpamaan sifat syukur kepada Allah. Jika kita bisa bersyukur maka nikmat
yang kecil akan terasa besar dan menjadikan makanan kaki lima serasa menu
bintang lima. Allah swt berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.’” [QS Ibrahim : 7]
Adzab
atas kekufuran alias tidak mau bersyukur ini digambarkan oleh Nabi SAW :
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا
النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ
وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ
رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
Neraka
telah diperlihatkan kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita karena mereka kufur.” Para Sahabat bertanya: “Apakah disebabkan kufurnya
mereka kepada Allah?” Rasul menjawab: “(Tidak), mereka kufur kepada suaminya
dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat
kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat (sedikit)
perbuatan jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, ‘Aku tidak pernah
melihat kebaikan pada dirimu sama sekali.’” [HR Bukhari]
Balasan
itu tidak melulu di akhirat, di duniapun seorang yang kurfur nikmat akan
merasakannya seperti qarun yang sombong karena memiliki harta berlimpah dan ia berkata:
“”Sesungguhnya aku memiliki banyak harta karena ilmu yang ada padaku.” [QS
Al-Qashash : 78] iapun tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya.
Maka Allah timpakan adzab yang pedih. Allah swt berfirman :
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا
كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ
الْمُنْتَصِرِينَ
Maka
Kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya
suatu golonganpun yang menolongnya terhadap adzab Allah. Dan tiadalah ia termasuk
orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” [QS Al-Qashash : 81].
Maka
marilah kita mensyukuri nikmat Allah dengan tiga hal. Yang
pertama,
bersyukur dengan perkataan (bil lisan) dengan memperbanyak membaca hamdalah dan
menceritakannya kepada orang lain serta menjauhi keluh kesah kepada manusia.
kedua, bersyukur dengan perilaku (bil arkan) yaitu dengan banyak berbuat
ketaatan dan kebaikan. Dan ketiga, bersyukur dengan hati (bil jinan) yakni dengan
meyadari sepenuhnya bahwa hanya Allah semata yang memberikan semua kenikmatan
kepadanya, bukan yang lain. Wallahu A’lam. Semoga
Allah Al-Bari menjadikan kita hamba-hambaNya yang bersyukur dan mendapatkan
tambahan nikmat-NYa
Salam Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari.
SS., M.Ag
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jawa Timur Indonesia
Artikel lain
bisa anda dapatkan versi bukunya dalam
BUKU ONE DAY ONE
HADITH
sistem SPAA
(Singkat, Padat, Akurat). SINGKAT karena
Didesain sekali duduk bisa selesai baca satu judul ::PADAT karena Tidak bertele-tele :: AKURAT karena disertai
referensinya dan AKTUAL karena membahas fenomena yang sedang terjadi.
0 komentar:
Post a Comment