ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
‘Aisyah RA, Nabi SAW bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ
مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا
رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah.
Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang.
Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah
shalat dan bersedekahlah.” [HR. Bukhari]
Catatan Alvers
Sudahkah anda bersedekah
dini hari tadi?, di momen gerhana dini hari tadi (28/07/2018) di samping kita
dianjurkan untuk melaksanakan sholat gerhana kita juga diajurkan oleh Rasul saw
untuk “tashaddaqu” bersedekah sebagaimana hadits di atas. Rasul saat terjadi
gerhana sangat khawatir kalau saat itu adalah hari akhir dari kehidupan dunia,
hari kiamat. Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Musa R.A, ia berkata :
خسفت الشمس فقام النبي صلى الله عليه
وسلم فزعا يخشى أن تكون الساعة
Telah terjadi gerhana
matahari, maka Rasulullah saw langsung terbangun seketika dalam keadaan takut,
takut jika hari tersebut adalah Hari Qiamat " [HR Bukhari]
Jika belum,
bersedekahlah sekarang karena bersedekah itu dianjurkan kapan saja sehingga
tidak harus menunggu terjadinya gerhana. Namun demikian, ketika momen gerhana
lebih dianjurkan lagi untuk bersedekah karena gerhana mengingatkan kepada hari
akhir atau kiamat dimana sedekah tidak lagi memungkinkan.
Seseorang pastilah
mengalami hari akhir dalam hayatnya yaitu hari kematiannya. Sebelum semua itu
terjadi maka hendaklah memperbanyak amal kebaikan khususnya sedekah. Sedekah
adalah amal yang sangat diinginkan oleh orang yang akan mengalami akhir
hidupnya. Sebagaimana Allah menceritakan perkataan orang yang mau menghadapi
kematiannya :
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ
قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
"Wahai Tuhanku,
sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku
dapat bersedekah..." [QS. Al-Munafiqun: 10]
Ibnu Abbas RA berkata
:
ما
قصر أحد في الزكاة والحج إلا سأل الرجعة عند الموت
Tidaklah seseorang
meninggalkan zakat (sedekah) dan haji dengan sembrono melainkan ia meminta agar
dikembalikan ke dunia saat kematiannya [Tafsir Jalalain]
Jika orang yang
sembrono dalam sedekah wajib (zakat) meminta dihidupkan kembali maka itu hal yang
wajar, tetapi bagaimana bisa orang
lainnya juga meminta ditambah umurnya? Dan ada apa dengan sedekah? Kenapa dia tidak
mengatakan, "Maka aku dapat melaksanakan umrah" "Maka aku dapat
melakukan sholat atau puasa" dll? Maka dikatakan : “Tidaklah seorang mayit
menyebutkan "sedekah" kecuali karena dia melihat betapa besarnya
pahala sedekah setelah dia meninggal”. Dengan demikian ia merasa menyesal
kenapa sedekah yang dia berikan dahulu tidak lebih banyak dan lebih bagus?
Maka dari itu,
Marilah perbanyak bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan
sedekahnnya. Rasulullah saw bersabda,
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ
حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ
“Setiap orang akan
berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara
manusia.” [HR. Ahmad]
Dan bersedekah-lah
pula atas nama bapak ibu kita yang sudah meninggal, karena sesungguhnya mereka
sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka
bantulah mereka untuk mewujudkan harapannya. Dari ‘Aisyah RA bahwasanya ada
seseorang mendatangi Nabi saw, kemudian dia bertanya, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan
wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan
mewasiatkan agar bersedekah untuknya.
فهل لها أجر إن تصدقت عنها
Apakah Ibuku akan
mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah saw menjawab, “Iya”.
[HR. Bukhari]
Mengapa kita
bersedekah untuk orang tua kita? Karena Allah tidak mengabulkan permintaan
mereka untuk ditambahi umurnya dalam arti yang hakiki namun Allah menambah umur
mereka dengan makna majazi sebagaimana disebutkan oleh Rasul SAW :
إن
الله لا يؤخر نفسًا إذا جاء أجلها وإنما الزيادة في العمر أن يرزق الله العبدَ
ذُرية صالحة يدعون له فيلحقه دعاؤهم في قبره
Sesungghnya Allah
tidak menunda ajal seseorang jika sudah tiba waktunya. Hanya saja penambahan
umur itu berwujud pemberian Allah kepadanya berupa keturunan yang shalih yang
mendoakannya lalu doanya sampai kedalam kuburnya [Tafsir Ibnu Katsir]
Janganlah
menunda-nunda waktu untuk bersedekah. Ada seseorang yang bertanya :”Ya
Rasulallah, Sedekah yang bagaimana yang paling besar pahalanya? Maka Rasul SAW
menjawab :
أن
تصدق وأنت صحيح شحيح تخشى الفقر وتأمل الغِنى ولا تُمهل حتى إذا بلغتِ الحلقوم
قلتَ: لفلان كذا ولفلان كذا وقد كان لفلان.
Engkau bersedekah dalam keadaan
sehat lagi pelit dan engkau khawatir miskin dan menginginkan kaya dan engkau
tidak menundanya sampai ruh sampai di kerongkongan lalu engkau baru berkata
: Untuk si fulan sekian dan
untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan [HR Bukhari]
Mengapa demikian? Al-Khattabi
berkata : bersedekah ketika sakit tidak bisa menghapuskan tanda kekikirannya.
Ibnu Baththal berkata: sifat Kikir itu
biasanya terjadi ketika sehat, maka bersedekah ketika sehat lebih menunjukkan
kesungguhan niat dan besarnya pahala [Fathul Bari] Wallahu A’lam. Semoga Allah al-bari menjadikan
kita sebagai anak shalih yang terus mendoakan orang tua dan gemar bersedekah
serta meringankan tangan-tangan kita untuk mengeluarkan sedekah atas nama
mereka.
0 komentar:
Post a Comment