ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Imran bin Hushain RA, Rasulullah SAW bersabda :
خَيْرُكُمْ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ إِنَّ
بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ
وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ
Generasi
terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi
setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka
berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta
kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka
kegemukan”. [HR Bukhari]
CATATAN
ALVERS
Memiliki
kelebihan adalah keinginan setiap orang namun tidak kelebihan pada yang satu
ini karena terkadang justru merepotkan. Kelebihan apakah itu? Ya, kelebihan
berat badan karena itulah banyak diantara mereka menjadi stress kalau terlihat gemuk.
Ada
seorang lelaki menikah lagi karena melihat istrinya sudah tidak terlihat
seperti dahulu karena ia gemuk dan ada seorang wanita selingkuh karena suaminya
kelebihan berat badan.
Terus
apakah ada yang salah dari gemuk? Apakah gemuk itu aib atau dosa sehingga
membuat seseorang berpaling darinya? Naifnya lagi orang yang salah paham berkata
bahwa orang gemuk itu tidak bisa dipercaya dengan berdalih hadits shahih di
atas. Ditambah lagi dengan kisah dimana Nabi SAW melihat orang yang besar
perutnya (adzimal bathn) kemudian sambil menunjuk perut orang tersebut beliau bersabda
:
لَوْ كَانَ هَذَا فِي غَيْرِ هَذَا لَكَانَ
خَيْرًا لَكَ
Andai
ini tidak di sini, niscaya itu lebih baik bagimu. [HR Thabrani]
Menjawab
hal ini maka perlu diketahui terlebih dahulu faktor yang menjadi sebab dan
akibat dari kelebihan badan (gemuk). Dan perlu juga diketahui apakah semua
orang yang gemuk itu tidak berkelakuan baik?. Coba lihat kesaksian Imam Syafi’i
yang berkata :
ما رأيت سميناً أخف روحاً من محمد بن الحسن وما رأيت أفصح منه. كنت إذا رأيته يقرأ كأن
القرآن نزل بلغته
Tidak
pernah aku temukan orang yang gemuk namun lebih ringan ruhnya dari Muhammad bin
Hasan (As-Syaibany, Gurunya as-Syafi’i). Tidak ada yang lebih fasih darinya.
Ketika aku melihatnya membaca al-Qur’an seakan-akan al-qur’an itu turun dengan
lughat-nya. [Imam Nawawi, Tahdzibul Asma’]
Ternyata
tidak semua orang gemuk itu jelek, namun orang yang gemuk jangan gembira dahulu
karena imam syafi’i memberi alasan dari statementnya:
لأنه لا يعدو العاقل من إحدى حالتين. إما أن
يهتم لآخرته ومعاده. أو لدنياه ومعاشه. والشحم مع الهم لا ينعقد. فإذا خلا من
المعنيين صار في حد البهائم فينعقد الشحم
Karena
seorang yang berakal itu tidak lepas dari dua hal; (1) sibuk memikirkan urusan
akhiratnya atau (2) sibuk memikirkan urusan dunianya. Dan kegemukan akan tidak
terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau
dunianya berarti dia sama saja dengan hewan, jadilah gemuk. [Maqashid Hasanah]
Nah
loh, Alasan ini seakan akan menjadi pembenaran bahwa gemuk itu “dosa”. Namun
anda yang gemuk jangan berkecil hati dulu. Sebab ada alasan lain ketika orang
menjadi gemuk. Ketika
syeikh
waki’ bin jarrah ulama kufah yang paling fakih dan alim hadits, mengunjungi
Makkah dan kala itu beliau gemuk, Fudhail bin Iyadh bertanya,”Bagaimana anda bisa
gemuk, sedangkan anda adalah “rahib” Irak?”. Waki’ pun memberikan jawaban yang
menjadikan penanya terdiam seribu bahasa :
هذا من فرحي بالاسلام
”Ini
semua karena saya sangat bahagia dengan Islam. [Siyar A’lamin Nubala]
Jadi
dari alasan ini diketahui bahwa gemuk atau kurus bukan memlulu faktor makanan
tapi juga pikiran. Imam Syafi’i mengisahkan : dahulu terdapat seorang raja yang
sangat gemuk dan ia berkeinginan untuk mengurangi berat badannya namun ia tidak
bisa menurunkan berat badan walau sudah banyak dokter dikumpulkan. Akhirnya sang raja meminta bantuan orang pintar.
Orang pintar berkata : “Aku melihat bahwa umur raja tersisa satu bulan. Tahanlah
aku dan jika perkataanku salah maka hukumlah aku dan jika benar maka
bebaskanlah aku”. Mendengar hal ini,
raja menutup diri termenung dan susah hingga membuatnya kurus seiring
berlalunya waktu. Setelah 28 hari berlalu raja memanggilnya dan bertanya mengenai
apa yang ia lihat pada diri raja. Orang pintar itu berkata : “Aku sebenarnya
tidaklah mengetahui umurku sendiri apalagi umur raja.
إنه لم يكن عندي دواء إلا
الغم، فلم أقدر أن أجلب إليك الغم إلا بهذه الحيلة
Aku
tidak menemukan obat (untuk menjadikan berat badan raja berkurang) melainkan
faktor pikiran (susah) dan tiada hal yang bisa menyusahkan raja kecuali rekasaya
yang saya lakukan”. Mendengar hal ini sang rajapun memberinya hadiah.
[Al-Maqashid Al-Hasanah]
Maka
Al-Qurtubi menjelaskan hadits utama di atas bahwa sebab tercelanya gemuk yang
bukan bawaan yang penyebabnya adalah banyak makan, minum, santai, foya-foya,
selalu tenang, dan melampiaskan hawa nafsu. Ia adalah hamba nafsunya sendiri
dan bukan hamba bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan
terjerumus kepada perkara yang haram. Hal ini seperti gaya hidup orang kafir. [Al-Jami
Li Ahkamil Qur’an] Allah SWT berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ
وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
“Orang-orang
kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang.
dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” [QS Muhammad:12]
Maka
tidak semua gemuk itu “dosa” dan tercela. Aisyah RA menceritakan :
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ
يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ فَلَمَّا بَدَّنَ وَلَحُمَ صَلَّى سَبْعَ رَكَعَاتٍ
ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
Bahwa
Nabi SAW melakukan witir 9 rakaat, setelah beliau mulai gemuk dan berdaging,
beliau shalat 7 rakaat. Kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk. [HR. Ahmad]
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan kita sebagai orang yang bertaqwa
nan ahli beribadah baik dalam keadaan badan kurus maupun gemuk.
SAlam SAtu HAdith,
DR H Fathul Bari SS M.Ag
0 komentar:
Post a Comment