ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda :
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ
أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا، وَلاَ تَجَسَّسُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا،
وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
“Jauhilah
prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan, dan
janganlah kalian mencari-cari kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling
membenci, dan saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara.” [HR. Bukhari]
Catatan
Alvers
Hadits
di atas melarang kita dari prasangka buruk. Meskipun berat karena hal ini
merupakan perangai kebanyakan manusia namun kita harus berusaha menjauhinya
dengan cara menguatkan niat, memantabkan hati dan mencari ilmu tentang bagaimana para ulama
terdahulu menyikapinya.
Thalhah
bin Abdurrahman bin Auf Az-Zuhri, adalah orang yang paling dermawan dari
kalangan quraisy di masanya. Hampir setiap hari para sahabat datang
bersilaturrahmi ke rumah Thalhah. Thalhah pun menjamu mereka, memberikan
bantuan kepada mereka. Tetapi ketika Thalhah hartanya habis, tak seorang pun
sahabat yang datang. Bahkan seolah-olah, mengenal pun tidak.
Melihat
kenyataan ini, istrinya (Bintu Abdillah bin Muthi’) berkata kepadanya.
ما رأيت قوما ألأم من إخوانك
“Aku
tidak melihat kaum yang lebih buruk daripada sahabat-sahabatmu.”
Thalhah
bertanya : “mengapa engkau berkata demikian?”. Istrinya memberikan alasan,
“betapa tidak, ketika engkau kaya, setiap hari mereka mendatangimu. Dan ketika
engkau miskin, mereka meninggalkanmu”.
Mendengar
alasan sang istri, Thalhah pun paham. Dan dia menjawab,
هذا والله من كرمهم ، يأتوننا في حال القوة بنا
عليهم ، ويتركوننا في حال الضعف بنا عنهم
“Demi
Allah, Ini semua karena kemuliaan mereka. Mereka mendatangiku ketika aku mampu
menjamu mereka. Dan mereka meninggalkanku ketika mereka tahu aku tidak bisa
menjamu mereka (agar tidak membebaniku). [adabud Dunya wad Din]
Lihatlah
betapa mulia apa yang katakan oleh Thalhah tersebut. Ia memandang perilaku
orang lain dengan Husnuddzon (berbaik sangka). Ketika istrinya menilai
teman-teman thalhah melakukan penghianatan, Namun bagi Thalhah justru dianggap
sebagai suatu pengertian dan kemuliaan. inilah karakter orang-orang mulia.
Al-Mutanabbi berkata dalam syairnya :
إذا ساء فعل المرء ساءت ظنونه :: وصدق ما
يعتاده من توهم
Jika
seseorang itu jelek prilakunya, maka jelek pula prasangkanya (kepada
orang lain), dan dia akan terus membenarkan prasangka jeleknya tersebut. [Ihya
Ulumuddin]
Jadi
menurut teori mutanabbi ini jika kita sering berburuk sangka maka sebenarnya
kita adalah orang yang buruk dan belum menjadi orang baik. Bahkan kita akan
lebih jelek dari pada mereka yang melakukan kejelekan. Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata
:
مَا يَزَالُ الْمَسْرُوْقُ مِنْهُ يَتَظَنَّى حَتَّى يَصِيْرَ أَعْظَمَ مِنَ السَّارِقِ
“Orang
yang dicuri tiada henti-hentinya berburuk sangka, hingga dosanya pun lebih
besar daripada pencuri.” [HR. Bukhari dalam al-Adabul Mufrad]
Marilah
selalu berbaik sangka kepada orang lain karena kita tidak tahu apa yang melatar
belakangi perilakunya. Ada sebuah kisah yang mejadi renungan kita alvers.
Seorang dokter akan memasuki ruang operasi dihampiri oleh ayah dari pasien dan dengan
gusar berkata : "Kenapa dokter lama sekali sampai ke sini? Apakah anda
tidak tahu bahwa nyawa anak saya terancam jika tidak segera di operasi?". Dokter
itu tersenyum dan berkata dengan tenang, "Maaf, saya sedang tidak berada
di rumah sakit, tapi secepatnya saya menuju kemari ketika pihak rumah sakit
menghubungi saya"
Setelah beberapa jam sang dokter keluar dan berkata : "Syukurlah, anak anda sudah tertolong dan keadaannya sudah sangat stabil". Dan tanpa menunggu reaksi sang ayah, dokter tersebut berkata lagi, "Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan", setelah itu ia segera berlalu dengan tergesa-gesa. Sang ayah berkata kepada suster, "Kenapa dokter itu angkuh sekali ? dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya !!!"
Setelah beberapa jam sang dokter keluar dan berkata : "Syukurlah, anak anda sudah tertolong dan keadaannya sudah sangat stabil". Dan tanpa menunggu reaksi sang ayah, dokter tersebut berkata lagi, "Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan", setelah itu ia segera berlalu dengan tergesa-gesa. Sang ayah berkata kepada suster, "Kenapa dokter itu angkuh sekali ? dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya !!!"
Sambil
meneteskan air mata suster menjawab, "Hari ini beberapa dokter bedah
sedang libur dan tidak bisa kami hubungi dan dialah satu-satunya dokter bedah
yang berhasil kami hubungi. Dan tahukah bapak bahwa anak dokter tersebut
meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, dan ia sedang menguburkan anaknya saat
kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda
sudah selamat dan dokter hendak kembali berkabung atas kematian anaknya".[ucnews]
Mendengar
penjelasan suster, bapak tadi menjadi malu karena ia telah berburuk sangka
kepada sang dokter padahal ia telah menolong bahkan menyelamatkan nyawa
anaknya. Itulah suatu contoh gambaran dimana boleh jadi buruk sangka menjadikan
kita malu seperti malunya bapak tadi ketika kita baru mengerti hakikat perilaku
orang lain. Ja’far bin Muhammad berkata :
إِذَا بَلَغَكَ عَنْ أَخِيْكَ شَيْءٌ تنكره
فَالْتَمِسْ لَهُ عُذْرًا واحدا إلى سبعين عذرا ، فإن أصبته وإلا قل : لعل له عذرا
لا أعرفه
Jika
sampai kepadamu; sesuatu yang engkau tidak suka dari saudaramu maka carilah
satu alasan hingga tujuh puluh alasan (untuk menerima dan memaklumi
perbuatannya), jika alasanmu benar (sesuai kenyataannya maka sudah semestinya
engkau memakluminya) namun jika tidak (menemukan alasannya) maka katakan (pada
dirimu) barangkali ia memiliki alasan yang belum aku ketahui. [Syu’abul Iman]
So
janganlah tergesa-gesa menilai negatif atas perilaku orang lain karena boleh
jadi mereka menyimpan cerita kehidupan yang tak terbayang di benak kita. Boleh
jadi, ada air mata di balik senyuman. Ada kasih sayang di balik setiap amarah. Ada
pengorbanan di balik setiap ketidak pedulian. Wallahu A’lam. Semoga Allah
al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk menyadari betapa buruknya prasangka
buruk lalu menuntun kita untuk selalu berprasangka baik dalam setiap perbuatan
orang lain, baik yang kita ketahui alasannya maupun yang belum.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari,SS., M.Ag
Pengasuh
Pesantren Wisata Malang
Kajian
Hadits
ONE
DAY ONE HADITH
GROUP
WA ALVERS
Sistem
SPA+
✔️S
Singkat
✔️P
Padat
✔️A
Akurat
✔️A
Aktual
SEGERA
MILIKI BUKUNYA
Pemesanan
Hub.
CP.
Ust. Muadz
0812-1674-2626
Bisa
kirim ke seluruh indonesia
Ayo
Mondok di
*Pesantren
Wisata*
AN-NUR
AL-MURTADLO Malang Jatim
Pesantren
yang mengajarkan KITAB KUNING dengan metode quantum learning,
✔️1
tahun dapat baca kitab (usia SMP)
✔️hafal
fathul qarib
✔️tersedia
kelas tahfidz
✔️Sekolah
tinggi ilmu kitab kuning
✔️Sekolah
formal di dalam pondok (MI-SMP-SMA)
dengan
LOKASI yang didesain dengan nuansa yang asri dan dilengkapi beberapa wahana
layaknya wisata seperti
✔️Flying
fox,
✔️rumah
pohon,
✔️terapi
ikan,
✔️mini
zoo
✔️replika
baytur rosul
✔️monumen
cincin rasul
✔️dll
.
Info
0341-833235
annur2
net
0 komentar:
Post a Comment