ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Amr Bin Auf RA, Rasulullah SAW bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا
مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Aku
telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. [HR Malik]
Catatan
Alvers
Hujat
menghujat menjadi budaya baru yang tak terelakkan utamanya di dunia medsos
belakangan ini. Seakan akan seseorang tidak bisa masuk surga kalau belum
menghujat kubu-kubu yang berseberangan dengan kelompoknya bahkan ketika presiden
melarang rakyatnya saling menghujat, pidatonyapun dibuat olok-olokan mereka .
Mungkin
banyaknya perselisihan inilah yang dimaksud oleh Nabi SAW dalam sabda beliau :
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي
فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Aku
wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada
pemimpin), walaupun (pemimpin tersebut) seorang budak Habasyi. Karena
sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, ia akan melihat perselisihan yang
banyak. [HR Abu Dawud]
Bahkan
ketika mereka diingatkan dengan ayat dan hadits yang melarang untuk menghujat
kelompok lain, mereka dengan pongahnya memperolok orang yang mengingatkannya
bahkan tak jarang ayat dan haditsnya juga menjadi sasaran hujatannya.
Ini
semua akibat kebenaran subjektif, kebenaran yang berlandaskan perspektif
masing-masing pemilik akun. Kebenaran subjektif ini pula yang menyebabkan orang
yahudi dan nasrani sama-sama bersikeras merasa paling benar. Orang yahudi
mengatakan bahwa Nabi Ibrahim beragama yahudi dan sebaliknya orang nasrani
mengatakan bahwa Nabi ibrahim beragama nasrani.
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي
إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ إِلَّا مِنْ بَعْدِهِ
أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat
dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim (dengan jarak yang lama).
Apakah kamu tidak berpikir (akan kesalahan pendapatmu) ? [QS Ali Imran : 65]
Dalam
Ayat selanjutnya Allah menegur keduanya : “Beginilah kamu, kamu ini
(semestinya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui (yaitu tentang Nabi
Musa, Isa dan Muhammad SAW) maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang
tidak kamu ketahui (yaitu tentang Nabi Ibrahim AS)? Allah mengetahui sedang
kamu tidak mengetahui”. [QS Ali Imran : 65]
Orang Yahudi dan Nasrani juga menuduh bahwa orang Islam itu fanatik
yang keterlaluan. Bagaimana tidak, orang islam membolehkan diri mereka untuk
menikahi wanita ahli al-kitab (Yahudi
Nasrani) tapi tidak membolehkan Orang Yahudi dan Nasrani menikahi putri-putri orang
islam.
Menjawab tuduhan ini, Imam Abu Bakar Al-Baqilani berkata: “Kami
menikahi wanita Yahudi karena kami beriman pada Nabi Musa. Kami menikahi wanita
Nasrani karena kami beriman pada Nabi Isa. Dan kalian jika suatu saat beriman
pada Nabi Muhammad; kami pun akan menikahkan kalian dengan putri-putri kami”.
Yahudi dan nasrani memperolok golongan lain di antara mereka dan
agama islam bahkan Nabi Muhammad SAW menjadi sasaran olok-olokan mereka.
Menurut mereka bagaimana bisa seorang Nabi yang berperang bisa mengalami
kekalahan? Padahal menurut Imam Al-Baqilani sebenarnya mereka sendiri telah memperolok-olok
tuhannya. “Adakah juga seorang Tuhan tapi disalib ?!. Imam Al-Baqilani berusaha
menyadarkan mereka : “Allahu akbar! Kalian menyucikan para pendeta kalian dari
menikah dan berketurunan, kemudian menuduh tuhan kalian telah menikah dengan
Maryam dan berkuturunan Isa?!” [Tarikh Baghdad]
Seperti itulah kiranya gambaran orang yang memperolok-olok orang
lain, ternyata pada hakikatnya ia sedang memperolok-olok dirinya sendiri dengan
perilaku tidak terpujinya. Supaya tidak menambah carut marut suatu urusan
hendaklah kita tahan nafsu untuk komen. Sayyidina Ali KW berkata :
لو سكت الجاهل ما
اختلف الناس
Seandainya orang bodoh (tidak mengerti masalah yang sesungguhnya)
itu diam niscaya tidak ada perselisihan di antara manusia [Kasyful Ghummah]
Dan selanjutnya waspadailah kebenaran subjektif yang menjadi sumber
saling menghujat dengan kembali kepada dua perkara yang ditinggalkan oleh Nabi
SAW sebagaimana hadits utama di atas. Jika ada saja yang masih ngeyel dan
mendebat, Maka ketahuilah Allah swt pada ayat sebelumnya telah mengingatkan : “Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran),
maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan”. [QS
Ali Imran : 63] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita
dan saudara-saudara kita sesama kaum muslimin agar saling menghormati perbedaan
dan segera menghentikan hujatannya.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain
tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan
keduanya adalah tercela [Imam Abdullah Alhaddad]
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!
0 komentar:
Post a Comment