ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
oleh Al-‘Irbad bin Sariyah RA, Rasulullah bersabda :
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ
وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي
فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا
"Saya
memberi wasiat kepadamu agar senantiasa bertaqwa kepada Allah, tetap mendengar
dan ta'at walaupun yang memerintahmu adalah seorang (pemimpin yang berasal
dari) budak habasy (sudan). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih
hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. [HR Abu Dawud]
Catatan
Alvers
Setiap
manusia pasti menginginkan kondisi yang ideal dalam setiap perkaranya, termasuk
dalam urusan pemimpinnya. Inilah yang membuat mereka lupa bahwa seorang
pemimpin adalah manusia yang tidak lepas dari kekurangan. Tiada gading yang tak
retak, tiada manusia yang sempurna. Tiada pemimpin yang sempurna tanpa
kekurangan sebagaimana tiada rakyatnya yang sempurna.
Ketergesa-gesaan
inilah yang menjadikan seseorang mencaci-maki, menghujat bahkan mengumbar aib
pemimpin mereka dengan mudahnya dengan niat memperbaikinya. Dahulu, Pernah ada
seseorang yang memberikan teguran dan kritikas kepada Khalifah Al-Ma’mun dengan
keras dan kasar. Maka Khalifah Al-Ma’mun berkata :
يَا هَذَا أَنَا لَسْتُ بِأَعْظَمَ ذَنْبًا مِنْ
فِرْعَوْنَ. وَلَسْتَ أَنْتَ أَنْقَى مِنْ مُوْسَى وَهَرُوْنَ ، وَقَدْ قَالَ تَعَالَى
لَهُمَا فَقُوْلَا لَهُ قَوْلًا لَيِّناً الآية
Wahai
orang ini, Aku tidaklah lebih besar dosanya dari Fir’aun, sedang Anda tidaklah lebih
suci dari Musa dan harun; tapi Allah Ta’ala menyuruh : (wahai Musa dan Harun) Katakanlah
kepada Fir’aun dengan qaulan layyinan, (kata-kata yang lembut) dst.”
[Hasyiyah
Syeikh Muhammad As-Sinwani]
Allah
SWT memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk memberi peringatan kepada Fir’aun.
Siapakah fir’aun itu? “sesungguhnya dia telah melampaui batas” [Lihat QS. Thaha:
43-44], seorang yang sombong bahkan mengaku dirinya sebagai tuhan. Siapa Musa
dan Harun itu? Keduanya adalah Nabi yang besar dan mulia di sisi Allah SWT.
Meskipun
demikian, Allah tetap memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk berbicara
kepada Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut agar mengena dan masuk ke
dalam hati Fir’aun. Yang tujuannya agar supaya Fir’aun sadar, ingat akan
kezhalimannya, kemudian tunduk dan takut kepada Allah. Kalau terhadap Fir’aun,
Allah telah memerintahkan kepada Musa dan Harun untuk berbicara dengan
kata-kata yang lemah lembut, maka tentunya penguasa muslim kita yang zhalim sekalipun
lebih berhak mendapatkan teguran dengan kata-kata yang lemah lembut dari
seorang yang menasehati dan memperingatinya.
So,
alvers janganlah menasehati atau memperingati pemimpin secara terang-terangan
di depan umum, di mimbar atau di majelis terbuka apalagi mencaci maki bahkan membuka
aibnya karena yang demikian itu akan bertentangan dengan maksud dan tujuan dari
peringatan itu sendiri bahkan akan menambah kezhaliman yang lain. Sahl Bin
Abdillah Rahimahullah berkata:
لا يزال الناس بخير ما عظموا السلطان والعلماء،
فإن عظموا هذين أصلح الله دنياهم وأخراهم، وإن استخفوا بهذين أفسدوا دنياهم
وأخراهم
Manusia
senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mau menghormati penguasa dan
ulama’nya. Jika mereka mau menghormati keduanya maka Allah pastilah memperbaiki
urusan dunia dan akhirat mereka. Jika mereka menghina keduanya maka mereka
telah merusakkan urusan dunia dan akhirat mereka [Tafsir Al-Qurtubi]
Inilah
Ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Islam juga tidak menyerukan pemberontakan dan
kudeta Justru kita diperintah untuk tetap taat selama pemimpin yang dholim itu
tidak memerintahkan kepada maksiat.
Pemimpin yang dhalim itu tidak hanya terjadi pada sistem kerajaan,
republik dll. pemimpin yang dhalim itu juga bisa terjadi pada sistem yang mengatasnamakan
khilafah seperti yang terjadi pada masa Hajjaj bin yusuf as-saqafi [41 H / 661
M - 95 H / 714 M] seorang pembesar di masa khalifah Abdul Malik bin Marwan dari
Bani Umayah, yang memerintah dengan cara-cara kekerasan dan sangat mudah
menumpahkan darah.
Ketika
kaum muslimin mengadukan kedhaliman tersebut kepada Anas bin malik RA, --
Siapakah anas itu? beliau adalah sahabat dikaruniai umur yang panjang (103
tahun). Ia mengalami beberapa periode umat Islam yang penuh dinamika: sejak
hijrah Nabi hingga masa kerajaan dinasti Umayah. Dengan keilmuan dan pengalaman
hidup yang sangat kaya itulah maka tidak mengherankan apabila beliau didatangi
manusia untuk mengambil faedah darinya. -- Sahabat Anas berkata:
اصْبِرُوا ، فَإِنَّهُ لاَ يَأْتِى عَلَيْكُمْ زَمَانٌ
إِلاَّ الَّذِى بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ ، حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ. سَمِعْتُهُ مِنْ
نَبِيِّكُمْ صلى الله عليه وسلم
Bersabarlah
kalian semua, karena tidaklah datang suatu zaman melainkan keadaan setelahnya
lebih jelek dari sebelumnya sampai kalian bertemu dengan Rabb kalian. Aku
mendengar wasiat ini dari Nabi kalian SAW. [HR Bukhari ]
Bahkan
Rasul SAW bersabda : “Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang
hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia”. Hudzaifah bin
Yaman RA bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku
menemui zaman seperti itu?” Beliau bersabda,
تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلْأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ
ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ
”Dengarlah
dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil
hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” [HR. Muslim]
Maka
seperti itulah wasiat Rasul SAW yang dikatakan oleh Irbal sebagai wasiat yang menggetarkan
hati dan menjadikan air mata berlinang, nasihat itu seakan-akan adalah nasihat
dari orang yang akan berpisah (akan meninggal) dalam hadits utama di atas, agar
kita tetap damai menjalani kehidupan yang carut marut yang dikatakan oleh Nabi
SAW “akan terjadi banyak perselisihan”.
Lalu
perbanyaklah untuk mendoakan pemimpin. Fudhail bin iyadl berkata :
لَوْ أَنَّ لِي دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً لجَعَلْتُهَا
لِلْإِماَمِ لِأَنَّ بِهِ صَلَاحَ الرَّعِيَّةِ، فَإِذَا صَلُحَ أَمِنَتْ العِبَادُ
وَالْبِلاَدُ
Seandainya
aku memiliki doa yang mustajabah niscaya akan aku jadikan doa itu untuk
pemimpin, karena pemimpin itu akan mendatangkan kebaikan bagi rakyatnya, jika
pemimpin itu baik maka pendududk dan begaranya akan menjadi aman dan sentosa
[Al-Bidayah Wan Nihayah] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati
setiap penduduk negeri ini dan memberikan hidayah kepada jalan dan tuntunan-Nya
sebagaimana pula membuka hati para penguasa dan pemimpin negeri ini agar
berbuat adil dan bijaksana.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi
oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak.
*Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas
perkataan orang lain tanpa menisbatkan
kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah
tercela [Imam Abdullah Alhaddad]
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata
Jasmani
Ayo Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!
0 komentar:
Post a Comment