ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi RA, Rasul SAW bersabda :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ
النَّارِ وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
وَإِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Sesungguhnya
ada seorang hamba yang mengamalkan amalan penghuni neraka, namun ternyata ia menjadi
penghuni surga. Dan ada seorang hamba yang melakukan amalan penduduk surga,
namun ternyata ia menjadi penghuni neraka. Sesungguhnya amalan itu tergantung
pada endingnya (akhirnya). [HR. Bukhari]
Catatan
Alvers
Beredar
kabar menghebohkan di medsos, ada seorang yang dikenal di masyarakat sebagai Ustadz,
sering Khutbah dan menjadi Imam Sholat, bacaan Al-Qur'annya cukup merdu, sering
juga menjadi Wakil Wali Nikah, namun ternyata kabarnya dia meninggal dalam
keadaan berpindah keyakinan ke agama lain. Jenazahnyapun dikremasi kemudian
dilarung di Laut Selatan.
Para
ta'mir masjidpun merasa kecolongan dengan kejadian ini. Setelah dicross chek, Istrinya
membenarkan kabar tersebut bahkan yang lebih mengejutkan bahwa ia telah
berpindah keyakinan semenjak 2 tahun yang lalu namun ia masih menjalankan
pekerjaannya menjadi Imam, Khotib, dan Wakil Wali Nikah. Ketika ditanya mengapa
demikian? Istrinya menjawab karena memang itu pekerjaannya untuk mencari nafkah.
Dan sayapun melakukan tabayyun kepada seorang teman yang mana ia adalah tetangganya
dalam satu kampung bahkan dulunya pernah diajar olehnya, iapun juga membenarkan
berita tersebut.
Innalillah,
sungguh musibah yang besar meninggal dalam keadaan su’ul khotimah dengan
berpindah keyakinan. Mungkin kejadian ini mengherankan bagi sebagian orang
kenapa bisa terjadi demikian Namun Jauh hari Rasul SAW mengingatkan dalam
hadits utama di atas “Dan ada seorang hamba yang melakukan amalan penduduk surga,
namun ternyata ia menjadi penghuni neraka. Sesungguhnya amalan itu tergantung
pada akhirnya. [HR. Bukhari]
Maka
dari itulah mengapa kita tetap diwajibkan memohon agar ditetapkan pada jalan
yang lurus meskipun kita sudah beragama islam dan berada di jalan yang lurus
(shirathal Mustaqim). Tiada henti hentinya kita membaca “Ihdinas shirathal
Mustaqim” (tetapkanlah kami pada jalan yang lurus). Tiada yang tahu bagaimana
akhir hayat kita karena ketetapan itu hanyalah kekuasaan Allah swt bahkan Rasul
SAW sendiri banyak membaca :
يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ
قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Wahai
Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu [HR
Turmudzi]
Mengetahui
hal ini, Anas berkata : Ya Rasulallah, Kami beriman keapdamu dan beriman kepada
apa yang engkau bawa. Apakah engkau khawatir terhadap kami? Rasul SAW menjawab
نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ
مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ
Iya
karena sesungguhnya hati itu (bagaikan) berada diantara dua jari dari jari jemarinya
Allah. Dialah yang memnolak-balikkan hati sesuai kehendak-Nya. [HR Turmudzi]
Sungguh
tertipu seseorang yang membanggakan amalnya karena ia tidak tahu bagaimana
kondisi akhir hayatnya sesuai dengan takdirnya. Rasul SAW :
لَا تَعْجَبُوا بِأَحَدٍ حَتَّى تَنْظُرُوا بِمَ
يُخْتَمُ لَهُ
Jangan
kau kagum kepada seseorang sehingga engkau melihat bagaimana akhir hayatnya [HR
Ahmad]
Jangan
merasa aman sebab tiada jaminan seseorang yang dianggap baik saat ini ia akan
tetap menjadi orang baik pada masa yang akan datang begitu pula jangan
meremehkan orang lain sebab seseorang yang dianggap jelek saat ini boleh jadi ia
menjadi orang baik pada masa mendatang. Maka teruslah memohon pertolongan Allah
SWT. Rasul SAW bersabda : Apabila Allah
menginginkan kebaikan kepada seorang hamba maka Allah jadikan ia beramal
sebelum wafatnya. Lalu para sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, Apa yang dimaksud
dijadikan dia beramal?” Maka beliau menjawab :
يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ
عَلَيْهِ
Allah
memberinya pertolongan untuk melakukan amalan shalih kemudian Ia mewafatkannya.[HR
Ahmad]
Maka
janganlah kita sombong dengan segala amaliyah baik kita sebab takdir tidak ada
yang mengetahui melainkan Allah saja. Rasul SAW bersabda :
فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا
يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجَنَّةِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ
كِتَابُهُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ
فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Sesungguhnya
ada salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga sehingga jarak
antara dirinya dengan surga hanya hanya tinggal satu hasta, tapi (catatan)
takdir mendahuluinya lalu dia beramal dengan amalan ahli neraka, lantas ia
memasukinya. Dan sesungguhnya ada salah seorang dari kalian beramal dengan
amalan ahli neraka sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal
satu hasta, tapi (catatan) takdir mendahuluinya, lalu ia beramal dengan amalan
ahli surga, lantas ia memasukinya." [HR Bukhari]
Dan
yang terpenting lagi, janganlah orang yang berbuat kejelekan tertipu dan salah
paham sehingga ia terus melakukan kejelekannya dengan berdalih bahwa boleh jadi
di akhir hayatnya ia berubah menjadi baik kalau ditakdirkan Allah. Hayhata...jauh
sekali, sebab maksiat akan mendatangkan su’ul khotimah. Mujahid berkata :
ما من ميت يموت إلا مثل له جلساؤه الذين كان
يجالسهم
Tidaklah
seseorang mati kecuali ditampilkan kepadanya orang-orang yang biasa ia gauli.
Seorang
lelaki yang suka main catur sekarat, lalu dikatakan kepadanya: ”Ucapkanlah La
ilaha illa Allah.” Ia menjawab: ”Skak!” kemudian ia mati. Jadi, yang
mendominasi lidahnya adalah kebiasaan permainan dalam hidupnya. Sebagai ganti
kalimat Tauhid, ia mengatakan skak. [al-Kaba’ir, 31] Wallahu A’lam. Semoga
Allah Al-Bari membuka hati kita agar tidak sombong akan kebaikan dan meremehkan
orang lain sebab. Semoga kita dijadikan sebagai hamba-hambaNya yang meraih
husnul Khotimah.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Abdullah Alhaddad]
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Nggak Mondok Nggak Keren!
0 komentar:
Post a Comment