ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas RA, Rasul SAW bersabda :
يَا غُلاَمُ، إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ،
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظُكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ…
“Wahai
anak kecil, Akan aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat. peliharalah (perintah)
Allah, niscaya Allah akan memeliharamu. Dan peliharalah (larangan) Allah,
niscaya niscaya kamu dapati Allah selalu berada di hadapanmu...” [HR Tirmidzi]
Catatan
Alvers
Puasa
tidak hanya dilakukan setiap tahunnya yakni di bulan ramadhan saja namun kita juga
dianjurkan untuk puasa sepanjang tahun. Bagaimana tidak, kita disunnahkan
melakukan puasa tahunan (Puasa yang berulang setiap tahun) seperti Puasa Arafah
(tanggal 9 Dzul Hijjah), Puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), Tasu’a (9 Muharam), Puasa enam hari bulan Syawal, Puasa
asyhurul hurum, (4 bulan haram yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan
Rajab), Bulan Sya’ban, Hari Tarwiyah (tanggal 8 bulan Dzulhijjah begitu pula Puasa
delapan hari pertamanya), Puasa di bulan Sya’ban. Ada juga Puasa bulanan (puasa
yang berulang setiap bulan), seperti : Puasa ayyamul bidl (Setiap tanggal 13,
14, dan 15 bulan Hijriyah), Puasa Ayyamus sud (28, 29, 30 atau 27,28,29 setiap bulan
hijriah). Dan Puasa mingguan (puasa yang berulang setiap minggu), yaitu puasa setiap
Senin dan Kamis, dan puasa daud.
Puasa
disyariatkan oleh Allah dengan tujuan “La’allakum Tattaqun” supaya kalian menjadi
pribadi yang bertaqwa. [QS Al-Baqarah : 183] Taqwa sebagaimana sering
disampaikan khotib di atas mimbar jum’at didefinisikan sebagai menjalankan
semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Wahbah Zuhaily mendefiniskan
Taqwa Sebagai :
امتثال المأمورات واجتناب المنهيات
menjalankan
perintah-perinta Allah dan menjauhi larangan- larangan-Nya [Tafsir Al-Munir]
Sayyidina
Ali KW berkata:
التقوى هي الخوف من الجليل، والعمل بالتنزيل،
والرضا بالقليل، والاستعداد ليوم الرحيل
Taqwa
adalah takut kepada Allah yang maha agung, Mengamalkan Al-Qur’an, Ridlo dengan
rezki yang sedikit, dan bersiap diri menghadapi hari kepergian (kematian). [At-Tafsir
Al-Maudlu’i]
Ibnu
Asyur berkata : Taqwa merupakan “Ghoyah minal ibadah” (tujuan akhir dari semua
ibadah), “Asasul Khoir fiddunya wal akhirah” (Pondasi segala kebaikan di dunia
dan di akhirat) [Attahrir wat tanwir] Syeikh Thanthawi berkata : Taqwa
merupakan “Sababus salamah wal Fauz” (sebab keselamatan dan keberuntungan).
[Al-Wasith]
Taqwa
tidak hanya diekspresikan di depan khalayak ramai, namun juga ketika sendirian.
Rasul SAW bersabda :
اتق الله حيثما كنت
Takutlah
kepada Allah di manapun engkau berada. [HR Ahmad]
Implementasi
taqwa ketika sendirian dan tidak ada yang melihat serta mengetahui perbuatannya
ini tidak akan mungkin terjadi melainkan ketika seseorang merasa dilihat oleh
Allah SWT. Hal ini sebagaimana seorang yang berpuasa, ia tetap menjaga puasanya
meskipun ia berada sendirian di ruangan semisal di dalam kamar yang tertutup
atau di toilet. Ia tidak berani meminum walau seteguk air meskipun tidak ada
orang yang melihat dan mengetahui perbuatannya karena ia tahu bahwa Allah swt
melihatnya.
Inilah
yang dinamakan ihsan. Ketika malaikat jibril bertanya tentang ihsan, Rasul SAW
bersabda :
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ
لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
Hendaklah
engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau
tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu. [HR Muslim]
Hadits
mengenai ihsan ini mengisyaratkan tingkatan Muraqabah, karena muraqabah itu
adalah kesadaran seorang hamba bahwa tuhan-Nya SWT melihatnya. Melanggengkan
kesadaran inilah yang disebut dengan muraqabah. [Ar-risalah al-Quysairiyah]
Tingkatan
muraqah ini seperti dialami oleh Nabi Yusuf AS ketika ia dirayu wanita, istri dari
Al-Aziz di dalam kamar yang terkunci rapat namun nabi Yusuf menolaknya. Allah
swt berfirman :
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِي هُوَ فِي بَيْتِهَا عَنْ
نَفْسِهِ وَغَلَّقَتِ الْأَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ
إِنَّهُ رَبِّي أَحْسَنَ مَثْوَايَ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
Dan
wanita yang mana Yusuf tinggal di rumahnya, ia menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah
ke sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tiada akan beruntung [QS Yusuf : 23]
Contoh
lain, Suatu ketika Ibnu umar RA di tengah perjalanan kemudian ia melihat budak
yang sedang menggembalakan kambing. Ibnu umar RA berkata : Maukah kau menjual
satu ekor dari kambing- kambingmu kepadaku? Si budak menjawab : Kambing- Kambing
ini bukan milikku. Ibnu umar RA berkata : katakan kepada pemiliknya
sesungguhnya harimau telah memangsa satu ekor kambingmu. Si budak berkata: (kalau
begitu) “Fa Aynallah?”. (Dimana Allah itu?). Setelah kejadian itu, ibnu Umar RA
mengulang-ngulang perkataan budak tadi. [Ar-Risalah Al-Qusyairiyah]
Maka
demikianlah, Allah SWT senantiasa mengawasi setiap perbuatan kita. Allah swt
berfirman :
قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ
تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ
وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah:
"Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu
menampakkannya, pasti Allah mengetahuinya." Allah mengetahui apa-apa yang
ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. [QS Ali Imron : 29]
Maka
puasa sangatlah efektif untuk menjadikan kita memiliki kesadaran muraqabah
sehingga puasa dianjurkan untuk dilaksanakan setiap bulannya bahkan setiap
senin dan kamisnya. Dan Jika telah terbiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjaga
diri dari larangan-Nya niscaya terjadilah apa yang disabdakan Nabi SAW : “Dan
peliharalah (larangan) Allah, niscaya niscaya kamu dapati Allah selalu berada
di hadapanmu...” [HR Tirmidzi] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari menjadikan
kita sebagai orang yang selalu merasa diawasi oleh Allah dimanapun dan kapanpun.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Abdullah Alhaddad]
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Mondok itu Keren!
0 komentar:
Post a Comment