ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ
إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
“Umur
umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampui umur
tersebut” [HR Turmudzi]
Catatan
Alvers
Usia
kita di dunia yang fana ini tidaklah lama, menurut hadits di atas adalah 60
hingga 70 tahun. Jika dibuat rata-rata berarti 65 Tahun (Hijriyah) atau setara 63
Tahun Masehi. Dan sedikit yang memiliki usia lebih dari usia rata-rata tersebut.
Tercatat di kalangan sahabat nabi, mereka yang berumur panjang adalah Anas bin
Malik, beliau meninggal pada usia 103 Tahun. Asma Binti Abu Bakar meninggal
pada usia 100 Tahun, dengan tiada gigi yang tanggal, Akal tidak berubah,. Hisan
bin Tsabit usia 120 Tahun; 60 tahun pada masa jahiliyah dan 60 tahun pada masa
islam. Dan yang paling panjang usianya adalah Salman al-Farisi, 250 Tahun. [Tuhfatul
Ahwadzi]
Jika
rata-rata usia manusia saat ini 63 Tahun itu artinya jika kita berusia 32 tahun
maka kita telah melewati paruh kedua dalam kehidupan ini. Ibarat sepakbola maka
kita sudah masuk babak kedua. Jika babak pertama kita kalah dengan skor 0-2 karena
lebih banyak maksiyat daripada ibadahnya maka di babak kedua ini kita harus
berjuang sungguh-sunguh agar sebelum wasit meniup peluit panjang kita bisa
merubah keadaan skor menjadi 4-2 dengan menghentikan maksiat dan menambah
ibadah.
Ada
ucapan yang dikira hadits namun ini bukanlah hadits, “barang siapa yang umurnya
mencapai 40 tahun namun kebaikannya tidak lebih banyak dari kejelekannya maka
hendaklah ia siap-siap masuk neraka” [Al-La’ali Al-Mashnu’ah]. Sementara Imam
Malik berkata :
أَدْرَكْتُ أَهْلَ الْعِلْمِ بِبَلَدِنَا،
وَهُمْ يَطْلُبُونَ الدُّنْيَا وَيُخَالِطُونَ النَّاسَ، حَتَّى يَأْتِيَ لِأَحَدِهِمْ
أَرْبَعُونَ سَنَةً، فَإِذَا أَتَتْ عَلَيْهِمُ اعْتَزَلُوا النَّاسَ
Aku
menemui masa para alim di negaraku, mereka mencari dunia dan berbaur dengan
sesama sehingga tatkala mencapai usia 40 tahun mereka uzlah (menjauhi manusia untuk
memperbanyak ibadah) [Tafsir Al-Qurtubhi]
Artikel
ini lebih khusus untuk mengingatkan penulis sendiri dan umumnya untuk alvers
sekalian supaya mulai lebih fokus untuk mempersiapkan bekal akhirat. Sebagaimana
Firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan“. [QS. Al-Hasyr: 18].
Maka
di usia kita ini bukan waktunya lagi untuk tenggelam dalam urusan duniawi yang
melalaikan akhirat sehingga tatkala malaikat maut datang kita kelabakan dan
memelas meminta injury time (perpanjangan waktu). Allah SWT berfirman menceritakan
perkataan orang yang hendak meninggal :
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ
قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
"Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
shaleh?" [QS Al-Munafiqun : 10]
Berikut
kami paparkan beberapa ibadah yang ringan namun besar sekali pahalanya yang
sayang sekali untuk kita lewatkan berdasarkan hadits yang shahih. Diantaranya
adalah Shalat berjamaah. Sama-sama
dilakukan 4 rekaat namun jika dilakukan berjamaah akan lebih besar
pahalanya. Rasul SAW bersabda :
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ
الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Shalat
berjamaah itu lebih utama pahalanya 27 derajat di atas shalat sendirian [HR
Bukhari]
Terlebih
lagi shalat isya’ dan subuh. Janganlah keduanya dilakukan kecuali dengan
berjamaah karena Rasul SAW bersabda :
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ
فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
Barang
siapa yang shalat isya’ berjamaah maka ia seakan-akan melakukan qiyamul laili
setengah malam dan barang siapa yang shalat subuh berjamaah maka ia seakan-akan
melakukan qiyamul laili semalaman. [HR Muslim]
Selanjutnya
adalah sholat Jenazah dan Mengirinya ke pemakaman.
Meskipun tidak bisa kita lakukan setiap saat namun pahalanya tidak kalah besar
dari ibadah lainnya. Rasul SAW bersabda :
مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّيَ
فَلَهُ قِيرَاطٌ وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ قِيلَ
وَمَا الْقِيرَاطَانِ قَالَ مِثْلُ الْجَبَلَيْنِ الْعَظِيمَيْنِ
Barangsiapa
menyaksikan jenazah sehingga ia menshalatinya maka baginya pahala satu qirath,
dan siapa yang menyaksikannya hingga penguburannya maka baginya pahala dua
qirath. Ada yang bertanya : “apakah dua qirath itu?” Rasul SAW menjawab : seperti
dua gunung yang besar. [HR Bukhari]
Dan
yang sangat ringan pekerjaannya namun sangat sangat besar pahalanya adalah
shalat fajar. Sayyidah Aisyah berkata :
أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، كانَ يُصَلي رَكْعتَيْنِ
خَفِيفَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامةِ مِن صَلاة الصُّبْحِ.
Bahwasannya
Nabi SAW melakukan shalat dua rekaat secara cepat, di antara waktu adzan dan
iqamat dari shalat subuh. [HR Bukhari]
Ada
tambahan dalam riwayat lain :
حَتَّى أَقُولَ: هَل قرَأَ فِيهما بِأُمِّ
القُرْآنِ؟
Sehingga
aku berkata “apakah beliau membaca fatihah (ataukah tidak) ? [HR Nasa’i]
Betapa
tidak besar, Rasul SAW bersabda :
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا
وَمَا فِيهَا
Dua
rekaat fajar itu lebih baik dari dunia dan isinya [HR Muslim]
Maka
segeralah bangun ketika diingatkan oleh muadzin :
الصلاة خيرٌ من النوم
Shalat
itu lebih baik daripada tidur.
Karena
memang demikian, shalat itu lebih baik daripada tidur. Kok Bisa? Karena tidur itu
memenuhi panggilan nafsu sementara shalat itu memenuhi panggilan Allah. Tidur itu istirahatnya badan sementara shalat
itu adalah Istirahatnya ruh. Tidur itu lambang kematian sementara shalat itu lambang
kehidupan. Tidur itu dilakukan oleh semua manusia baik yang mukmin maupun yang bukan
sementara shalat itu hanya dilakukan oleh orang mukmin.
Di
lain sisi kita mengupayakan untuk tidak menambah maksiat dalam catatan amal
kita dan terus berusaha untuk menghapus dosa dari maksiat yang telah lalu. Diantara
penghapus dosa adalah, Sabda Rasul SAW bersabda: "Barangsiapa membaca
subhanallah sehabis shalat sebanyak 33 X, dan membaca alhamdulillah 33 X, dan membaca
Allahu Akbar sebanyak 33 X, hingga semuanya berjumlah 99, dan beliau bersabda
lagi : dan menjadikan hitungan sempurna menjadi seratus dengan membaca :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
maka
kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan. [HR Muslim]
Dan
yang terakhir adalah istiqamahkan untuk membaca sayyidul istighfar setiap pagi
dan sore, yaitu :
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا
أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Beliau
bersabda: “Jika seseorang mengucapkan sayyidul istighfar di sore hari dengan
penuh keyakinan lalu meninggal (pada hari itu) niscaya ia masuk surga (atau) ia
termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam hari dengan
penuh keyakinan lalu ia meninggal sebelum pagi harinya, maka ia termasuk dari
penghuni surga. [HR Bukhari] Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati
kita untuk semakin semangat dalam beribdaha hingga wafat dalam keadaan husnul
khatimah.
Salam
Satu Hadits,
Dr.
H. Fathul Bari Alvers
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Sarana
Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak
Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan
menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment