ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari
Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
و فِرَّ
مِنَ المجذومِ كما تَفِرُّ مِنَ الأسدِ
Dan larilah dari
penyakit kusta (yang menular) sebagaimana engkau lari dari singa. [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Hingga kini
(12/3), virus corona SARS-CoV-2 terus menyebar ke 121 negara dari total 193
negara yang diakui PBB. Dengan jumlah 125.851 orang terinfeksi, 4.615 orang
meninggal dan 67.003 sembuh. Di Indonesia sendiri telah diumumkan sebanyak 34
orang positif terinfeksi corona. [kompas com]
Guna mencegah
meluasnya penyebaran virus corona, PemProv DKI Jakarta resmi meliburkan sekolah
selama dua minggu dan mengganti dengan belajar jarak jauh serta mengundur ujian
nasional dan ujian sekolah hingga waktu yang belum ditentukan. [kompas tv] dan
menutup 21 tempat wisata. [travel kompas com]
Amerika
membatalkan pengajaran langsung di semua Universitas dan pindah ke pengajaran
online. Italia menutup semua toko, salon kecantikan, bar dan restoran.
Terkecuali supermarket, toko makanan, dan apotek. [kompas com] Kuwait menutup
segala aktivitas ibadah dan sosial yang biasa diadakan masjid sehari-hari
termasuk jumatan. Di samping itu, menyediakan libur nasional sebanyak dua
pekan, menutup pusat kebugaran, taman umum, dan pasar Jumat. Restoran dan kedai
kopi hanya diperbolehkan untuk beroperasi pada layanan pengiriman. [republika
co id]
Presiden AS Donald
Trump di Gedung Putih, Pada hari Jumat waktu setempat mendeklarasikan Darurat
Nasional Corona sebagai respons dari cepatnya penyebaran virus corona COVID-19
di AS. (14/3/2020) [CNBC Indonesia] Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menyurati
Presiden Joko Widodo untuk mendeklarasikan darurat nasional virus corona (10/3)
[nasional kompas com]
Di tengah
kepanikan dunia, Lantas Apa yang harus kita lakukan? Sebagai orang yang beriman
kita harus tetap pada kondisi yang terbaik sebagaiman sabda Nabi SAW :
عَجَبًا
لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنْ أَمَرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ
لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءٌ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ
ضَرَّاءٌ صَبَرَ فَكاَنَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh
mengagumkan urusan seorang mukmin, semua urusannya itu baik bainya, dan itu
tidak lain hanya bagi seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan dia
bersyukur, dan itu baik baginya, dan apabila mendapat kesulitan dia bersabar
dan itu baik baginya” [HR Muslim]
Maka kita harus
tetap tenang dan tidak panik karena wabah menular dan mematikan bukan hanya
terjadi sekarang namun sudah terjadi sejak zaman dahulu. Dalam bahasa Nabi
disebut thaun. Khalil Bin Ahmad berkata :
أن الطاعون
هو الوباء
Sesungguhnya Thaun
itu adalah wabah [Fathul Bari]
Dalam KBBI wabah
didefinisikan sebagai penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas (seperti wabah cacar, disentri,
kolera); epidemi; [kbbi]
Maka Wabah semacam
ini sudah ada dan kita tiru bagaimana
Rasul melihatnya. Sayyidah 'Aisyah RA, pernah bertanya tentang masalah tha'un
lalu beliau memberitahukan bahwa :
أَنَّهُ
عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً
لِلْمُؤْمِنِينَ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا
مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا
كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ
Ia adalah sejenis
siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Allah
menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum muslimin dan tidak ada seorangpun
yang menderita tha'un lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan
mengharapkan pahala dan mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan
karena Allah telah mentaqdirkannya kepadanya, maka dia mendapatkan pahala
seperti pahala orang yang mati syahid. [HR Bukhari]
Rasul SAW juga
bersabda :
لَا
عَدْوَى
Tidak ada penyakit
menular [HR Bukhari]
Mendengar hadits
ini, seorang arab Badui berkata; "Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan
unta yang ada di pasir, seakan-akan (bersih) bagaikan gerombolan kijang
kemudian datang padanya unta berkudis dan bercampur baur dengannya sehingga ia
menularinya?"
Maka Nabi SAW
menjawab dengan pertanyaan balik :
فَمَنْ
أَعْدَى الْأَوَّلَ
Lalu siapakah yang
menulari (unta) yang pertama [HR Bukhari]
Ibnu Hajar
Al-Asqalani berkata :
أن المراد
بنفي العدوى أن شيئا لا يعدي بطبعه نفيا لما كانت الجاهلية تعتقده أن الأمراض تعدي
بطبعها من غير إضافة إلى الله ، فأبطل النبي صلى الله عليه وسلم اعتقادهم ذلك
Maka yang dimaksud
“Tidak ada penyakit menular “adalah sesuatu (penyakit) itu tidak ada yang
menular dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan orang jahiliyah meyakini hal itu
tanpa menisbatkannya kepada Allah. Maka Nabi SAW menolak kepercayaan yang
demikian. [Fathul Bari]
Namun di sisi lain
Rasul SAW juga menganjurkan untuk menjauhi penyakit menular sebagaimana hadits
utama di atas. Dan Rasul SAW Juga bersabda :
إِذَا
سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ
بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Jika kamu
mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu."
[HR Bukhari]
Jadi dengan
hadits-hadits tersebut, kita diharapkan agar jangan panik ketika terjadi wabah
karena semua terjadi atas kehendak Allah, bahkan ketika seseorang menjadi
korban wabah maka ia harus tetap optimis karena kalaupun ia mati maka ia akan
mati syahid. Maka Stay Cool With Corona! Namun kita juga tidak boleh meremehkan
dan gegabah dengan suatu wabah sehingga kita tetap berusaha dengan tindakan
prefentif (pencegahan) dengan cara yang terbaik. Dan tidak kalah pentingnya
agar kita mengambil hikmahnya dengan cara bertaubat kepada Allah SWT karena
boleh jadi semua ini merupakan balasan dari perbuatan maksiat kita semua.
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk berusaha menjauhi
penyakit dan berdoa serta meyakini bahwa semua tidak lepas dari kehendak Allah
SWT
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari
Alvers
Pondok Pesantren
Wisata
AN-NUR 2 Malang
Jatim
Sarana Santri
ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok
Itu Keren Lho!
NB.
Hak Cipta berupa
Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan
terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*.
Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang
lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau
peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment