ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir RA, Ia
bertanya “Apa saja yang menjadi “An-Najat” (sebab selamatnya seseorang)? Maka
Rasul SAW bersabda:
أَمْسِكْ عَلَيْكَ
لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
(Keselamatan
itu) hendaklah engkau menahan lisanmu, perluaslah rumahmu, dan tangisilah
dosa-dosamu.” [HR Tirmidzi]
Catatan Alvers
Untuk mengendalikan laju penyebaran virus
corona, pemerintah memaksimalkan pembatasan interaksi sosial (social
distancing) dengan menggencarkan kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah di
rumah masing-masing. Kebijakan ini menganjurkan kita untuk beraktifitas di
rumah dan tidak keluar rumah tanpa adanya keperluan yang sangat mendesak.
Tidak hanya sekolah yang libur namun juga pelatihan,
Car Free Day, majelis shalawat, ziarah, acara haul akbar bahkan sholat
berjamaah di masjid-masjid di beberapa tempat diliburkan. Beberapa tempat
wisata, dari wisata edukasi hingga wisata religi semua juga di tutup. Puskesmas
hingga rumah sakitpun meniadakan jam besuk.
Menanggapi kebijakan ini, masyarakat
berbeda-beda dalam meresponnya. Ada yang betul-betul mentaati anjuran tersebut
dengan beraktifitas di rumah, ada yang biasa-biasa saja namun ada juga yang
malah menjadikannya sebagai kesempatan jalan-jalan karena tidak betah untuk
terus berada di dalam rumah saja.
Anjuran beraktifitas di rumah sebenarnya bisa
dijadikan kesempatan yang menyenangkan. Betapa tidak, dengan sedikitnya
kendaraan dan pabrik-pabrik yang beroperasi maka kita akan merasakan udara yang
semakin segar dan Langitpun semakin cerah. Dan kesempatan untuk bersama
keluarga lebih banyak dimana sebelumnya sangatlah sedikit dengan padatnya
aktifitas di luar rumah.
Orang tua yang jarang berkomunikasi dengan
anak-anaknya akan semakin akrab dan hangat. Duduk bersama, makan bersama,
belajar bersama dan beribadah bersama di dalam rumah. Jika demikian maka semua
anggota keluarga akan menjadi betah berada di dalam rumah. Dan hal ini tidak
akan menjadikan keluarga selamat dari virus corona namun juga bisa menjadikan
selamat di akhirat.
Maka jadikanlah masa karantina di rumah ini
untuk mempraktikkan faktor- faktor keselamatan yang disampaikan Nabi SAW dalam hadits
utama di atas, yaitu menahan lisan, memperluas rumah, dan menangisi dosa-dosa. Pertama,
Menahan lisan. Jangan habiskan masa karantina di rumah dengan chatting yang gak
jelas dan tidak bermanfaat. Tahan berkomentar tentang wabah corona yang melanda
tanpa disertai dengan pengetahuan yang cukup karena hal ini akan semakin
memperkeruh suasana. Janganlah membikin hoax baru atau ikut ikutan
menyebarkannya. Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi bertanya :
يَا رَسُولَ اللَّهِ
مَا أَخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَيَّ
“Wahai
Rasulullah, Apakah perkara yang paling engkau khawatirkan kepadaku?”.
Maka Rasul SAW sambil menunjuk mulut sendiri,
beliau bersabda: “Hadza” (ini). [HR Turmudzi]
Kedua, memperluas rumah. Yang dimaksudkan
bukanlah memperluas bangunan rumah dengan merenovasinya. At-Thiby menjelaskan
bahwa yang dimaksudkan adalah melakukan aktifitas yang menyebabkan seseorang
betah di rumah yaitu menyibukkan diri dengan Allah, melakukan ketaatan dan
berkhalwat (menjauh) dari khalayak ramai. [Tuhfatul Ahwadzi]
Ketiga, Menangisi dosa-dosa. Hal ini penting
dilakukan karena wabah corona ini merebak karena dosa-dosa yang kita lakukan.
Al-Abbas RA dalam munajatnya berkata :
اللهم إنه لم
ينزل بلاء إلا بذنب، ولم يكشف إلا بتوبة
Ya Allah, sesungguhnya tidaklah turun bala’
bencana melainkan karena dosa dan tidaklah bala’ bencana tersebut disingkirkan
melainkan dengan taubat. [Fathul Bari]
Allah SWT berfirman :
وَمَا أَصَابَكُمْ
مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِير
Dan apa saja musibah yang menimpa kalian maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kalian. [QS as-Syura : 30] Maksud “perbuatan
tangan” adalah dosa [Tafsir Jalalain]
Hal ini telah berlaku sejak ummat-ummat
terdahulu, Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ
فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
(rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka
dengan (menimpakan) “Ba’sa” kesengsaraan dan “Dlarra” kemelaratan, supaya
mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. [QS Al-An’am :
42]
Yang dimaksud “Ba’sa” adalah yakni kemiskinan
dan musibah-musibah yang menimpa harta benda. Dan yang dimaksud dengan
“Dlarra’” adalah penyakit dan musibah-musibah yang menimpa badan. [Tafsir
Muyassar]
Marilah kita selamatkan diri kita dari
musibah corona dengan menangisi dosa-dosa yang kita perbuat. Bahkan hal ini
akan menyelamatkan kita di akhirat juga. Rasul SAW bersabda :
عَيْنَانِ لَا
تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Dua mata yang tidak akan disentuh oleh
neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di
jalan Allah. [HR Tirmidzi].
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka
hati kita untuk betah di rumah untuk menjaga lisan, melakukan ibadah dan menangisi
dosa-dosa sehingga kita selamat dari musibah dunia dan akhirat.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata
Jasmani
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi
oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak.
*Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas
perkataan orang lain tanpa menisbatkan
kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah
tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment