ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan Ibnu Abbas RA, ia berkata :
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ
أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ...
Rasulullah SAW adalah orang yang paling
dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan... [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Ater-ater (bahasa Jawa) berarti mengantar.
Ater-ater dalam tradisi orang jawa dimaknai sebagai aktifitas mengantarkan
makanan kepada orang yang masih ada hubungan famili atau tetangga pada waktu
tertentu dengan maksud tertentu. Misalnya ater-ater berkaitan dengan momen
bulan Ramadhan utamanya seminggu menjelang hari raya idul fitri, seminggu
selepas hari raya idul fitri (kupatan), Asyura, bulan rajab menjelang ramadhan.
Ater-ater seperti ini biasanya dilakukan dengan dua arah sehingga terjadi
pertukaran hadiah berupa makanan. Hal ini bertujuan untuk memupuk kasih sayang
dengan saudara dan tetangga. Paket makanan tersebut biasanya terdiri dari nasi
dan lauk pauk namun terkadang ditambah dengan kue atau buah.
Memberi sedekah itu kapan saja baik
namun“Ater-Ater” khususnya di bulan Ramadhan adalah tradisi yang sangat baik
karena segala kebaikan akan dilipatgandakan terlebih menepati lailatul qadar.
Itulah teladan Nabi SAW dimana beliau bertambah dermawan di bulan ramadhan
sebagaimana hadits utama di atas. Anas bin Malik RA berkata:
قِيلَ
فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Nabi SAW ditanya: Sedekah apa yang
paling utama? Beliau menjawab : “Sedekah di bulan Ramadhan”. [HR Turmudzi]
“Ater-ater” ramadhan memiliki nili plus yaitu
shadaqah sekaligus memberikan hidangan berbuka puasa yang mana berpahala besar.
Rasul SAW bersabda:
مَنْ
فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ
أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa
kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut
tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” [HR Tirmidzi]
Ater-ater tentulah membikin uang belanja
membengkak namun janganlah hal itu menjadikan berat hati. Syeikh Abu bakar bin
abi maryam menceritakan bahwa para gurunya berpesan :
إِذَا
حَضَرَ شَهْرُ رَمَضَانَ فَانْبَسِطُوا فِيْهِ بِالنَّفَقَةِ فَإِنَّ النَّفَقَةَ
فِيْهِ مُضَاعَفَةٌ كَالنَّفَقَةِ فِي سَبِيْلِ اللهِ
Jika bulan ramadhan telah datang maka
perluaslah urusan nafkah karena nafkah di bulan ramadhan itu bernilai seperti
pahala membelanjakan harta untuk jihad fi sabilillah.[Lathaiful Ma’arif]
Bersedekah di bulan ramadhan akan terasa
lebih ringan karena kita hanya melawan hawa nafsu minus setan, bukankah setan
dibelenggu? Rasul SAW bersabda : “Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga
dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” [HR Bukhari] Jika
bersedekah dibulan ramadhan masih terasa berat, di bulan mana lagi kita akan
merasa ringan?. Ater-ater memang
bukanlah suatu kewajiban namun selama itu masih memungkinkan kenapa tidak?
Meskipun keuangan menipis? Abu Hurairah RA bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah
manakah yang paling utama?, Rasul SAW menjawab :
جَهْدُ
الْمُقِلِّ
“(Sedekah) yang dilakukan dengan penuh
perjuangan karena sedang berada dalam keadaan sedikit harta [HR Abu Dawud]
Selanjutnya, Jika kita menerima ater-ater
tersebut maka jangan lupa untuk membalasnya dengan mengirimkan ater-ater juga.
Atau jika tidak memungkinkan maka minimal membalasnya dengan doa kebaikan.
Rasul SAW bersabda :
مَن
صَنَعَ إِليكُم مَعرُوفًا فَكَافِئُوه ، فَإِن لَم تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوا بِهِ
فَادعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوا أَنَّكُم قَد كَافَأتُمُوهُ
“Siapa yang memberikan kebaikan untuk kalian,
maka balaslah. Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakanlah pemberinya
sampai-sampai engkau yakin telah benar-benar membalasnya.” [HR Abu Daud]
Namun demikian, janganlah kita mengharapkan
balasan dari ater-ater yang kita berikan apalagi mengungkit-ngungkitnya sebab tidak
mendapatkan balasan karena hal itu akan merusakkan pahala. Allah SWT berfirman
:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima).” [QS Al-Baqarah : 264]
Tradisi ater-ater kepada sanak famili akan
berpahala ganda. Rasulullah SAW bersabda :
إِنَّ
الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى
ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Shadaqah untuk orang miskin, nilainya hanya
1 shadaqah. Sementara shadaqah untuk kerabat, nilainya dua: shadaqah dan
silaturahim.” [HR An-Nasa’i]
Imam Nawawi menegaskan hal ini, beliau
berkata :
أَجْمَعَتْ
الْأُمَّةُ عَلَى أَنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْأَقَارِبِ أَفْضَلُ مِنْ
الْأَجَانِبِ
“Ulama sepakat bahwa
sedekah kepada sanak kerabat lebih utama daripada sedekah kepada orang lain.
[Al-Majmu’]
Janganlah meniadakan ater-ater secara khusus
untuk kerabat yang membenci kita, Justru disitulah terdapat pahala yang lebih
besar. Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ
الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ
“Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah
kepada kerabat yang memendam permusuhan.” [HR Ahmad]
Selanjutnya untuk tetangga, jika harus
memilih di antara mereka karena ater-ater yang terbatas mengingat kondisi
ekonomi yang kurang baik maka tetangga manakah yang didahulukan? Sayyidah
Aisyah RA pernah bertanya : Ya Rasulallah, Aku memiliki dua tetangga (dekat)
maka tetangga manakah yang aku beri hadiah? Maka Rasul SAW menjawab :
إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
(berikanlah) kepada tetangga yang paling
dekat pintunya dari (rumah)mu. [HR Bukhari]
Wallahu A'lam. Semoga Allah Al-Bari membuka
hati kita untuk terus bisa bersedekah terutama di bulan mulia ramadhan ini dan
bisa mengalahkan hawa nafsu yang terus berusaha menggagalkan kebaikan.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, S.S.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi
oleh Allah SWT. Dilarang mengubahnya tanpa izin tertulis. Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment