ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik RA, Rasul
SAW bersabda :
إِنَّ
اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ
Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua
hari permainan kalian ini dengan dua hari yang lebih baik, yaitu idul adha dan
idul fitri. [HR Abu Dawud]
Catatan Alvers
Tanggal 8 Syawal dalam tradisi jawa dikenal
dengan hari lebaran ketupat dimana banyak orang membuat ketupat untuk dimakan
dan dibagi-bagikan ke saudara dan tetangga. Tanggal 8 syawal adalah momen pasca
waktu yang afdhal disunnahkannya puasa selama 6 hari dibulan syawal. Tanggal 1
Syawal adalah hari raya idul fitri kemudian tanggal 2-7 Syawal waktu terbaik
untuk puasa syawal barulah tanggal 8 Syawal adalah hari lebaran ketupat.
Ada pro kontra dalam memandang lebaran
ketupat ini. Ada yang pro dan ada pula yang kotra, mereka mempermasalahkannya
karena dianggap menambahkan hari raya di luar ketetapan Nabi SAW. Dalam satu
riwayat disebutkan bahwa ketika Rasul SAW tiba di kota Madinah, beliau
mendapati masyarakat di sana merayakan dua hari dimana mereka bermain-main pada
hari itu dan hal ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman jahiliyyah.
Dua hari raya itu adalah hari raya Nairuz, perayaan awal tahun baru syamsiyah
dan Hari raya mahrajan, perayaan pada hari pertengahan tahunnya. [Aunul Ma’bud]
Maka Rasul SAW bersabda dengan hadits utama di atas : “Sesungguhnya Allah telah
menggantikan kedua hari permainan kalian ini dengan dua hari yang lebih baik,
yaitu idul adha dan idul fitri.” [HR Abu Dawud] Dalam hadits lain, Nabi SAW
bersabda :
يَوْمُ
عَرَفَةَ وَيَوْمُ النَّحْرِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِيدُنَا أَهْلَ الْإِسْلَامِ
وَهِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Hari Arafah (9 Dzulhijjah), hari qurban (10
Dzulhijjah) dan hari-hari tasyriq (11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah hari raya
kami, umat Islam dan hari-hari itu adalah hari makan dan minum”. [HR Abu Daud]
Khusus hari Arafah maka larangan makan
minumnya dikhususkan untuk orang-orang yang sedang berada di arafah. Abu
Hurairah RA berkata :
نَهَى
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتٍ
Rasul SAW melarang melaksanakan puasa arafah
di daerah arafah. [HR Ahmad]
Dari hadits-hadits tersebut diketahui bahwa
hari raya idul fitri hanyalah satu hari yaitu tanggal 1 syawal dimana saat itu
adalah hari makan dan minum serta hari dilarang berpuasa. Jadi idul fitri bukan
bukanlah 2 hari, 7 hari bahkan satu bulan sehingga menjadikan tanggal 8 Syawal
sebagai lebaran dianggap menambah hari raya baru.
Adapun kelompok yang pro, mereka menilai lebaran
tersebut bersifat tradisi saja dimana pada hari itu tidak ada ritual khusus
seperti shalat id atau khutbah. Jadi bukan hari raya sesungguhnya seperti idul
fitri. Maka perayaan lebaran ketupat itu tak ubahnya seperti merayakan hari
kemerdekaan, merayakan hari kelahiran, merayakan maulid Nabi dan
perayaan-perayaan lain yang bersifat tradisi.
Tatkala ada yang membid’ahkan perayaan selain
dua hari raya seperti perayaan maulid, maka Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
berkata :
وَنَحْنُ
نَقُوْلُ فِي كُلِّ مَحْفَلٍ وَمَجْمَعٍ وَمُنَاسَبَةٍ إِنَّ هَذَا الْاِجْتِمَاعَ
بِهَذِهِ الْكَيْفِيَّةِ أَمْرٌ عَادِيٌّ لَيْسَ مِنَ الْعِبَادَةِ فِي شَيْءٍ فَهَلْ
يَبْقَى بَعْدَ هَذَا إِنْكَارٌ لِمُنْكِرٍ وَاعْتِرَاضٌ لِمُعْتَرِضٍ لَكِنِ الْمُصِيْبَةُ
الْكُبْرَى فِي عَدَمِ الْفَهْمِ
Kami mengucapkan dalam setiap perayaan,
perkumpulan dan acara bahwa sesungguhnya perkumpulan seperti ini dengan cara
ini adalah perkara yang bersifat tradisi dan sama sekali bukan berupa ibadah
ritual. Maka setelah diketahui bahwa ini adalah tradisi, masihkah orang akan
mengingkarinya dan menentangnya. Akan tetapi musibah yang besar adalah tidak
dipahaminya hal ini. [Mafahim Yajib An Tushahhah]
Ya memang demikian. Menurut H.J. de Graaf
dalam “Malay Annal”, ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada
masa pemerintahan Demak yang dipimpin Raden Patah awal abad ke-15. Kulit
ketupat yang terbuat dari janur berfungsi untuk menunjukkan identitas budaya
pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa. Raden Mas Sahid (Sunan Kalijaga)
memasukkan ketupat ke dalam perayaan yang dilaksanakan sepekan setelah hari
raya Idul Fitri. [historia.id]
Menurut Slamet Mulyono dalam “Kamus Pepak Basa
Jawa”, kata ketupat berasal dari kupat kependekan dari “ngaku lepat” (mengaku
bersalah). Janur atau daun kelapa yang membungkus ketupat kependekan dari kata
“jatining nur” (hati nurani). Dan beras di dalamnya menggambarkan nafsu
duniawi. Maka ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati
nurani. [historia.id] Artinya ketupat mengandung pesan bahwa hawa nafsu haruslah
dikalahkan, bukan diperturutkan. Allah SWT berfirman :
وَلَا
تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena
ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. [QS Shad: 26]
Dan menundukkan nafsu adalah ciri orang yang
beriman. Nabi SAW bersabda:
لا يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ
“Tidak beriman seseorang
sampai hawa nafsunya ia tundukkan demi mengikuti apa yang aku bawa” [HR Ibnu Batthah]
Bentuk ketupat (persegi) diartikan dengan “kiblat
papat limo pancer”. Papat dimaknai sebagai simbol empat penjuru mata angin
utama: timur, barat, selatan, dan utara. Artinya, ke arah manapun manusia akan
pergi ia tak boleh melupakan pacer (arah) kiblat. [historia.id] karena kiblat
itu menjadi pembeda mana yang benar-benar taat kepada Nabi SAW dan mana yang
tidak. Allah SWT berfirman :
وَمَا
جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ
الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ
Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi
kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (dengan nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot... [QS Al-Baqarah : 143]
Rumitnya anyaman janur untuk membuat ketupat
merupakan simbol dari kompleksitas masyarakat Jawa saat itu. Anyaman yang
melekat satu sama lain di satu sisi, merupakan anjuran bagi seseorang untuk
melekatkan tali silaturahmi sesama saudara bahkan sesama manusia tanpa melihat
perbedaan kelas sosial. Bukankah ukuran itu ada pada ketaqwaan. Allah SWT
berfirman :
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu... [QS Al-Hujurat:
13]
Dan di sisi yang lain, Anyaman yang melekat
kuat itu merupakan anjuran bagi sesama mukmin agar saling menguatkan dengan
saling membantu. Rasul SAW bersabda :
الْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan
orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian
yang lain.” [HR Muslim]
Dengan saling membantu, yang kaya membantu
yang miskin maka di hari raya tersebut semuanya baik yang kaya maupun yang
miskin bisa merasakan nikmatnya ketupat. Dalam sejarah, pernah terjadi krisis
terjadi pada hari raya. Dalam “Sukarno, Tentara, PKI”, disebutkan bahwa lebaran
pada 1961 banyak becak yang didandani dengan selongsong ketupat bukan karena
mereka merayakan lebaran ketupat namun para abang becak itu mendapatkan
selongsong ketupat yang dibuang di pasar-pasar karena tak laku sebab beras
harganya melambung. [historia.id]
Maka lebaran ketupat itu bukanlah suatu ritual
yang hukumnya wajib, ia tak lebih hanya sebagai tradisi yang dibalut dengan
nilai-nilai moral sebagai kearifan “dakwah bil hikmah” dari sunan kalijogo. Tak
membuat ketupatpun tak apa-apa apalagi di zaman sekarang ini sudah jarang
sekali bahkan sudah memudar tradisi ketupat ini sehingga yang tersisa cuma E-ketupat
(ketupat Elektronik) yaitu ketupat yang dikirimkan berupa gambar di medsos
dengan filosofinya. Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati kita untuk melakukan atau meninggalkan
segala sesuatu berdasarkan kepada tuntunan Syariat Nabi SAW.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
Hak
cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Dilarang mengubahnya
tanpa izin tertulis. Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini. Sesungguhnya
orang yang copas perkataan orang lain
tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan
keduanya adalah tercela [Imam Al-haddad]
0 komentar:
Post a Comment