ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW
bersabda:
"أَكْثِرُوا
ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ" يَعْنِي الْمَوْتَ
Perbanyaklah kalian mengingat pemutuskan
kelezatan, yaitu kematian [HR Tirmidzi]
Catatan Alvers
Akhir-akhir ini beredar video yang begitu menakutkan
mengenai akan terjadinya huru-hara di tengah ramadhan tepatnya pada hari jum’at
yang bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan dan kebetulan ramadhan tahun ini
awal ramadhannya hari jumat maka tanggal 15 nya juga hari jumat sehingga
terjadi kepanikan di tengah masyarakat di atas kepanikan pandemi corona dan maraknya
tindakan kriminal akibat lumpuhnya ekonomi sebagi imbas pandemi. Banyak diantara
mereka yang bertanya dan mempertanyakan validitas video tersebut sehingga perlu
kiranya saya mengangkatnya dalam artikel odoh kali ini.
Dalam video tersebut dipaparkan hadits
berikut :
إِذَا
كاَنَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ تَكُوْنُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ
وَتَمَيَّزُ الْقَبَائِلُ فِي ذِي الْقَعْدَةِ وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِي
الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ يَقُوْلُهَا ثَلَاثًا هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ يُقْتَلُ
النَّاسُ فِيْهَا هَرْجًا هَرْجًا
“Bila telah terdapat
suara keras di bulan Ramadlan, maka akan terjadi huru-hara di bulan
Syawal, permusuhan antar suku di bulan
DzulQa’dah, dan terjadi pertumpahan darah di bulan Dzul Hijjah dan Muharram,
Beliau mengatakannya tiga kali. Jauh sekali, Jauh sekali. Manusia akan terbunuh
saat itu karena huru hara”.
Dalam lanjutannya, kami
(Para sahabat) bertanya: “Suara keras apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab: “Suara keras ini akan terjadi di pertengahan bulan Ramadhan, pada
malam Jumat, suara keras tersebut akan membangunkan orang tidur, menjadikan
orang yang berdiri terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam
Jumat tepatnya di tahun dimana banyak terjadi gempa. Maka jika kalian telah
melaksanakan shalat Subuh pada hari Jumat itu, masuklah kalian ke dalam
rumah-rumah kalian, kuncilah pintu-pintunya, tutuplah lubang-lubangnya, dan
selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasa mendengar
suara keras, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah: “Subhanallahil Quddus, Subhanallahil Quddus,
Rabbunal Quddus” (Aku mensucikan Allah yang maha suci,
Tuhan kami adalah Mahasuci). Barang siapa yang melakukan hal tersebut niscaya
ia akan selamat, dan barangsiapa yang tidak melakukannya, niscaya akan binasa”.
Hadits ini menurut informasi berada di kitab “Kanzul
Ummal” karya Al-Muttaqi Al-Hindi dan setelah saya merujuknya, saya temukan
hadits tersebut pada no Hadits 39627 namun di sini tidak disebutkan sanadnya. Lalu
saya merujuk ke “Kitabul Fitan” Karya Nu’aim bin Hammad Al-Mirwazi dan ternyata
hadits tadi berada pada No Hadits 638 dengan sanadnya sbb. : Nu’aim bin Hammad
sendiri – Abu Umar - Ibnu Lahi’ah (dengan dibaca kasrah pada huruf Ha’ seperti
lafadz halimah) [As-Syama’il Al-Muhammadiyah lil Imam At-Tirmidzi] - Abdul
Wahhab bin Husain - Muhammad bin Tsabit Al-Bunani – ayahnya ; Tsabit Al-Bunani,
Al-Harits Al-Hamdani - Ibnu Mas’ud RA – Rasul SAW. Hadits itu juga
terdapat dalam Al-Musnad Lis-Syasyi pada nomor hadits 772 dengan sanad Ishaq
bin ibrahim – Ahmad bin Hasan – Nu’aim bin Hammad dst sama dengans sanad di
atas.
Bukan kapasitas saya untuk menilai hadits
tersebut secara langsung namun saya hanya akan mengemukakan pendapat para ulama
hadits, baik dari sisi para perawinya maupun dari sisi penilaian haditsnya. Setelah
saya telusuri, saya dapati keterangan sebagai berikut :
Al-Hakim berkata : Abdul Wahhab bin Husain
adalah perawi majhul (tidak diketahui), Ad-Dzahabi berkata : haditsnya maudlu’
(palsu) [Lisanul Mizan]. As-Sya’bi berkata : Al-Harits Al-A’war Al-Hamdani
pernah meriwayatkan hadits kepadaku dan dia itu ada “Kadzdzab” (seorang
yang banyak berdusta). Abu Khaytsamah berkata : Al-Harits Al-A’war adalah “Kadzdzab”
(seorang yang banyak berdusta). Abu Zar’ah berkata : Haditsnya tidak bisa
dibuat hujjah. [Tahdzibul Kamal]
Hadits mengenai huru-hara di bulan ramadhan
tidak hanya hadits di atas, namun demikian semuanya bermasalah sehingga Al-Hafidz
Al-Ajluni berkata :
وَبَابُ
ظُهُوْرِ آيَاتِ الْقِيَامَةِ فِي الشُّهُوْرِ الْمُعَيَّنَةِ وَمِنَ الْمَرْوِيِّ
فِيْه يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ هَدَّةٌ وَفِي شَوَّالٍ هَمْهَمَةٌ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ
مَا ثَبَتَ فِيْهِ شَيْئٌ وَمَجْمُوْعُهُ بَاطِلٌ
Bab tampaknya tanda-tanda kiamat pada bulan
tertentu, diantaranya adalah “akan ada “haddah” (suara benturan keras) di bulan
ramadhan dan dibulan syawwal akan ada “Hamhamah” (suara gemuruh seperti suara
gajah)... dan lain sebagainya, hadits semacam itu tidak tsabit (tidak memenuhi
kriteria hadits yang diterima) sama sekali, dan kesemua haditsnya adalah
bathil. [Kasyful Khafa]
Bukan tahun ini saja tanggal 1 ramadhan
sekaligus tanggal 15 bulan ramadhan bertepatan dengan hari jumat, namun tahun
2004 dan 2012 juga demikian, yaitu 15 Oktober 2004, dan 20 Juli 2012. Dan itu
artinya banyak sekali 15 ramadhan yang bertepatan dengan hari jum’at yang sudah
dilewati sejak 14 Abad silam.
Huru-hara yang sangat mencekam dan menakutkan sebagai pertanda hari kiamat suatu saat pastilah akan terjadi, namun tiada yang bisa memastikan kapan waktunya, tanggal, bulan dan tahun berapakah ia akan terjadi karena Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah
pengetahuan tentang Hari Kiamat; [QS. Lukman: 34].
Maka kita janganlah dipusingkan dengan kapan
terjadinya kiamat karena yang terpenting adalah amal ibadah apa saja yang sudah
kita lakukan sebagai bekal menghadapinya. Anas bin Malik RA berkata: Seorang
lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW : "Kapankah hari kiamat itu?".
Maka Rasulullah balik bertanya:
وَمَاذَا
أَعْدَدْتَ لَهَا
"Apa yang telah
engkau persiapkan untuk menghadapinya?". [HR Bukhari]
Bahkan boleh jadi apa yang ditakutkan mengenai hiruk pikuk seperti itu
belum terjadi, namun keburu kematian menimpanya. Al-Mughirah bin Syu’bah RA
berkata:
إِنَّكُمْ
تَقُوْلُوْنَ الْقِيَامَةَ الْقِيَامَةَ إِنَّمَا قِيَامَةُ أَحَدِكُمْ مَوْتُهُ
“Wahai manusia, kalian mengucapkan : “Kiamat, kiamat maka ketahuilah
bahwa kiamat salah seorang diantara kalian adalah kematiannya.” [Tanbihul
Ghafilin]
Maka kita diperintahkan untuk memperbanyak
ingat mati sebagaimana hadits utama di atas. (Syeikh Abu Hamid) Al-Laffaf
(Ulama Khurasan, w 240 H) berkata :
مَنْ
أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ : تَعْجِيْلِ التَّوْبَةِ
وَقَنَاعَةِ الْقَلْبِ وَنَشَاطِ الْعِبَادَةِ وَمَنْ نَسِيَهُ عُوْقِبَ بِثَلاَثَةِ
أَشْيَاءَ تَسْوِيْفِ التَّوْبَةِ وَتَرْكِ الرِّضَا بِالْكَفَافِ وَالتَّكَاسُلِ
فِي الْعِبَادَةِ
“Barangsiapa yang banyak mengingat kematian maka ia
akan dimuliakan dengan tiga perkara : menyegerakan taubat, hati yang qana’ah dan
semangat dalam beribadah, dan barangsiapa yang melupakan kematian maka ia diberikan
hukuman dengan tiga perkara yaitu menunda-nunda taubat, tidak ridha dengan rizki
yang cukup dan bermalas-malasan dalam beribadah” [Faidlul Qadlir]
Wallahu A'lam. Semoga Allah Al-Bari membuka
hati kita untuk terus mengingat kematian sehingga kita bisa terus semangat
beribadah sebagai persiapan menghadapi kematian dan hari kiamat nanti.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, S.S.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Serasa Wisata Setiap Hari
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi
oleh Allah SWT. Dilarang mengubahnya tanpa izin tertulis. Silahkan Share tanpa
mengedit artikel ini. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment