ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abdullah
Ibni Ghannam RA, Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ قَالَ حِينَ يُصبِحُ وَحِينَ يُمْسِي (اللَّهُمَّ
مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لا
شَرِيكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ) إِلَّا أَدَّى شُكْرَ ذَلِكَ
الْيَوْمِ
“Barangsiapa pada pagi dan sore hari
membaca (Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang
Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh nikmat itu
hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan ucap syukur hanya
untuk-Mu) maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. [HR Baihaqi]
Catatan Alvers
Imam Ghazali
menceritakan ada seseorang yang mengeluhkan kesempitan hidupnya maka seorang ulama
menasehatinya dengan melontakan pertanyaan :
أَيَسُرُّكَ
أَنَّكَ أَعْمَى وَلَكَ عَشْرَةُ آلَافِ دِرْهَمٍ؟
Maukah kau menjadi
buta dan mendapatkan uang 10.000 Dirham (Rp.600 Juta)?
Ia menjawab : “tidak!”.
Ulama bertanya lagi Maukah kau menjadi bisu dan mendapatkan uang 10.000 Dirham
(Rp.600 Juta)? Ia menjawab : “tidak!”. Ulama bertanya lagi Maukah kau menjadi tuli
dan mendapatkan uang 10.000 Dirham (Rp.600 Juta)? Ia menjawab : “tidak!”. Ulama
bertanya lagi Maukah kedua tanganmu terputus dan mendapatkan uang 10.000 Dirham
(Rp. 600 Juta)? Ia menjawab : “tidak!”. Ulama bertanya lagi Maukah kedua kakimu
terputus dan mendapatkan uang 10.000 Dirham (Rp.600 Juta)? Ia menjawab : “tidak!”.
Maka Ulama itu berkata :
أَمَا
تَسْتَحْيِ أَنْ تَشْكُوَ مَوْلَاكَ وَلَهُ عِنْدَكَ عُرُوْضٌ بِخَمْسِيْنَ أَلْفًا!
Tidakkah kamu
malu, Engkau masih mengeluh padahal Tuhanmu telah memberimu harta benda senilai
50 Ribu Dirham (3 Milyar) ? [Ihya Ulumuddin]
Nikmat Allah itu tidak
hanya berupa uang namun semua yang ada dalam kehidupan kita ini adalah nikmat
Allah. Maka betapa banyaknya nikmat Allah itu sampai-sampai kita seringkali tidak
menyadari keberadaannya. Allah SWt berfirman :
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ ٱللهِ لَا تُحْصُوهَآ
Dan jika kalian menghitung nikmat Allah
niscaya kalian tidaklah mampu untuk menghitung kesemuanya. [QS Ibrahim: 34]
Sekali lagi Allah mengingatkan bahwa semua nikmat
dan anugerah yang kita dapati ini adalah berasal dari-Nya. Allah SWT berfirman :
وَمَا
بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah-lah (datangnya)” [QS An Nahl: 53]
Dan Allah memerintahkan
kita agar mensyukurinya dan melarang kita ingkar atas nikmat-Nya. Allah ta’ala
berfirman :
وَاشْكُرُوا
لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Dan bersyukurlah
kepada-Ku, janganlah kalian kufur” [QS Al Baqarah: 152]
Namun dalam
kenyataannya banyak manusia melupakan keberadaan nikmat-nikmat Allah yang
begitu banyak itu. Allah ta’ala berfirman :
يَعْرِفُونَ
نِعْمَةَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا
“Mereka mengetahui
nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya” [QS : An-Nahl:83].
Mengingkari nikmat
Allah bukanlah hal baru karena hal ini telah dilakukan oleh orang-orang di zaman
Bani Israil di mana mereka senantiasa merasa kurang padahal anugerah Allah
telah banyak dilimpahkan kepada mereka. Nabi Musa AS berkata kepada Bani Israil
:
يَاقَوْمِ
اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ
وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا
"Hai kaumku,
ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Allah menjadikan dari kalangan kalian ; para
nabi dan para raja...” [QS Al-Maidah : 20]
Maksud dari bani
israil menjadi raja adalah mereka adalah kaum yang pertama kali memiliki
pembantu, sehingga dikatakan :
مَنْ
كَانَتْ عِنْدَهُ دَابَّةٌ وَجَارِيَةٌ وَزَوْجَةٌ فَهُوَ مَلِكٌ
Orang yang
memiliki kendaraan, pembantu dan istri maka ia adalah raja. [Tafsir Shawi]
Di sisi lain, orang
yang diberikan oleh Allah harta yang melimpah seringkali ia melupakan Allah
sehingga ia menjadi sombong. Iapun berkata kepada temannya:
أَنَا
أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
“Hartaku lebih
banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.” [QS Al-Kahfi : 34]
Bahkan ia menyangka
bahwa semua apa yang diperoleh adalah hasil kecakapan dirinya sebagaimana Qarun
berkata :
إِنَّمَا
أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي
”Sesungguhnya aku
hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” ... [QS Al-Qashash : 78
Kekayaan betapapun
banyaknya tidaklah pantas menjadikan kita berbangga-bangga kepada orang lainnya
karena semua itu amatlah kecil dibanding anugerah Allah. Suatu ketika Ibnu
Sammak pergi untuk menemui Khalifah di kerajaanya dengan membawa segelas air. Melihat
kedatangan seorang ulama, khalifah meminta nasehat darinya. Ibnu Sammak berkata
: Wahai khalifah, seandainya engkau tidak menemukan air untuk diminum sama
sekali kecuali engkau memberikan seluruh harta kekayaanmu, apakah engkau akan
memberikannya? Khalifah menjawab : Ya. Ibnu Sammak berkata lagi : Wahai
khalifah, seandainya engkau tidak menemukan air minum kecuali engkau meninggalkan
kerajaanmu, apakah engkau akan meninggalkannya? Khalifah menjawab : Ya. Lantas Ibnu
Sammak berkata :
فَلَا
تَفْرَحْ بِمُلْكٍ لَا يُسَاوِيْ شُرْبَةَ مَاءٍ
Maka janganlah
engkau bangga dengan kerajaan yang tak sebanding dengan air minum ini. [Ihya
Ulumuddin]
Hakikat kekayaan
adalah ujian untuk pemiliknya. Nabi Sulaiman AS berkata :
هَذَا
مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
“Ini (semua) adalah
karunia Rabb-ku untuk mengujiku apakah aku bersyukur ataukah mengingkari (akan
nikmat-Nya)... [QS An Naml: 40]
Syukuri setiap nikmat
dan anugerah yang setiap harinya kita peroleh dengan membaca dzikir pagi dan
sore sebagaimana hadits di atas supaya kita dicatat sebagai hamba-Nya yang bersyukur
dan berhak mendapat anugerah-Nya. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati kita untuk senantiasa menyadari bahwa semua anugerah yang kita peroleh semata-mata
berasal dari Allah sehingga kita dapat mensyukuri semua nikmat-nikmat-Nya yang
tak terhingga.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada
semua grup yang ada supaya sabda Nabi ﷺ
menghiasi dunia maya dan semoga menjadi amal jariyah kita semua.
0 komentar:
Post a Comment