ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ
اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
"Barangsiapa yang memudahkan orang yang lagi
kesulitan, Allah akan memudahkan baginya kesulitannya di dunia dan akhirat. ". [HR
Muslim]
Catatan Alvers
Bola yang kita tendang ke dinding akan terpantul ke
kita sebagaimana cara kita menendangnya. Jika kita menendangnya dengan keras
maka akan terpantul ke kita dengan keras juga. Dan sebaliknya, jika kita menendangnya
dengan pelan maka akan terpantul ke kita dengan pelan juga. Maka apa yang kita
terima pada hakikatnya merupakan “pantulan” dari perbuatan kita selama ini. Dan
ini merupakan sunnatullah, ketetapan Allah yang maha kuasa untuk semua ummat manusia. Hal
ini sebagaimana tersirat dari hadits utama bahwa yang mempermudah orang lain
maka ia akan mendapat balasan yang sama yaitu kemudahan dari Allah SWT dan
begitupula sebaliknya. Inilah yang saya sebut dengan teori pantulan bola kehidupan.
Alkisah, Seorang lelaki miskin menjual mentega yang
dibuat isterinya ke kota. Isterinya membuat mentega dengan bentuk bulat dan
beratnya 1 kg. Dia menjual mentega itu ke salah satu toko dan membeli
kebutuhan-kebutuhan rumah tangganya.
Suatu ketika pemilik toko itu curiga dengan berat
mentega itu dan dia pun menimbangnya. Ternyata beratnya tidak sampai 1 Kg,
hanya 900 Gram. Tangannya gemetar dan dadanya terasa seperti ingin meledak.
“Jadi selama ini dia membohongiku. Berapa banyak kerugian yang aku alami.
Penipu !” teriaknya dalam hati.
Hari itu lelaki miskin itu di datanginya dengan
membawa menteganya. “Kamu telah menipu saya ! Kamu bilang mentega ini 1 Kg
ternyata hanya 900 Gram saja!” teriak penjual toko. Lelaki miskin itu menundukkan
kepalanya dan berkata: “Kami ini orang miskin. Kami tidak punya timbangan di
rumah. Kami membeli gula di toko bapak seberat 1 Kg dan itulah yang kami
jadikan timbangan untuk menimbang mentega.” [FB BMS Foundation]
Itulah gambaran dari pantulan bola kehidupan.
Menegaskan teori ini, Imam Sibawaih berkata :
النَّاسُ مَجْزِيُّونَ بِأَعْمَالِهِمْ
إِنْ خَيْراً فَخَيْرٌ وَإِنّ شَرّاً فَشَرٌّ.
Manusia akan mendapatkan balasannya sesuai dengan
perbuatannya. Jika perbuatannya baik maka ia akan mendapat balsan berupa
kebaikan dan jika perbuatannya jelek maka ia akan mendapat balasan berupa kejelekan.
[Tafsir Al-Qurthubi]
Perkataan Imam Sibawaih tersebut memiliki banyak padanan
ungkapan, diantaranya sebuah hadits dha’if yang diriwayatkan oleh Abu qilabah yaitu:
البِرُّ لاَ يَبْلَى وَالذَّنْبُ لاَ
يُنْسَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوتُ، اعْمَلْ مَا شِئْتَ كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ
“Kebajikan itu tak kan pernah usang, dosa tak kan
pernah dilupakan, sedangkan Allah Maha Pembalas tak kan pernah mati. Lakukanlah
apa yang engkau suka. Sebagaimana engkau berperilaku, Seperti itu pula engkau akan
mendapatkan balasannya.” [HR Baihaqi dalam Az-Zuhd]
Malik bin Dinar berkata : Di dalam kitab taurat
terdapat keterangan itu :
كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ وَكَمَا تَزْرَعُ
تَحْصُدُ
Sebagaimana engkau berperilaku, maka demikianlah
balasan yang akan engkau terima. Sebagaimana engkau menanam maka engkau akan
menuainya.
[Az-Zuhd li abi Hatim Ar-Razi]
Padanan ungkapan tersebut meskipun dinilai lemah
namun memiliki dasar yang kuat baik dari Al-Quran maupun hadits sehingga tetap
banyak disampaikan oleh para ulama. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ
لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi
dirimu sendiri [QS Al-Isra' : 7]
Dan Allah SWT juga berfirman:
هَلْ جَزَاء الْإِحْسَانِ إِلَّا
الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan melainkan kebaikan” [QS
Ar-Rahman: 60]
Di ayat lain, Allah SWT berfirman:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِه
“Barang siapa mengerjakan kejelekan maka ia akan
diberi balasan dengannya. [QS An-Nisa’:
123]
Dan Allah SWT juga berfirman:
وَجَزَاء سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ
مِّثْلُهَا
“Dan balasan keburukan adalah keburukan yang sama, [QS
Asy-Syura: 40]
Di dalam redaksi hadits banyak ditemukan pernyataan
bahwa seseorang akan mendapat balasan seperti apa yang dikerjakannya,
sebagaimana hadits utama di atas "Barangsiapa yang memudahkan orang yang
lagi kesulitan, Allah akan memudahkan baginya kesulitannya di dunia dan akhirat.
". [HR Muslim] dan masih banyak hadits lainnya seperti sabda Nabi ﷺ berikut :
وَمَن فَرَّجَ عَن مُسلِمٍ كُربَةً
فَرَّجَ اللَّهُ عَنهُ بِهَا كُربَةً مِن كُرَبِ يَومِ القِيَامَةِ ، وَمَن سَتَرَ
مُسلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَومَ القِيَامَةِ
Barang siapa membebaskan seorang muslim dari suatu
kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan
barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada
hari kiamat kelak." [HR Muslim]
Rasul ﷺ juga bersabda :
مَنْ ضَارَّ ضَارَّ اللَّهُ بِهِ
وَمَنْ شَاقَّ شَاقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ
“ Barangsiapa menimbulkan kemudharatan kepada orang
lain, maka Allāh akan menimbulkan kemudharatan bagi dirinya. Dan barangsiapa
mempersulit urusan orang lain maka Allāh akan mempersulit urusan dirinya.” [HR
Tirmidzi]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati
kita untuk senantiasa berbuat baik kepada orang lain dan tidak berbuat jelek
kepada orang lain dengan keyakinan bahwa Allah pasti membalas apa yang kita
perbuat.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup
yang ada supaya sabda Nabi ﷺ menghiasi dunia maya dan semoga menjadi amal
jariyah kita semua.
0 komentar:
Post a Comment