ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Ubaidillah bin Mihshan RA, Rasul ﷺ bersabda :
مَنْ أَصْبَحَ
مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ
فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa
aman di lingkungannya (pada diri dan keluarganya) diberikan kesehatan badan,
dan memiliki makanan pokok pada hari itu, maka seakan-akan dunia telah
terkumpul pada dirinya.” [HR. Tirmidzi]
Catatan Alvers
Sultan Bener! Wanita Ini Pakai Masker
Cantolannya Emas, Netizen: Orang Kaya Beda [minews id] Dikenal Sultan Sejak
Lahir, uang belanja NS bisa mencapai Rp 20 juta/hari. Tak tanggung-tanggung,
selain membeli tas, sepatu, pakaian maupun gaun, NٍS nampaknya juga suka mengoleksi
pernak-pernik seperti bando merah yang dibanderol dengan harga $ 280 atau
setara dengan 3,9 juta rupiah. Netizen-pun membandingkan harga Bando yang Lebih
Mahal dari Uang SPP Anak ATT (Nama Artis lainnya). Padahal ada Netizen yang Nyinyir:
Di Pasar Malem 15 Ribuan! [star grid id] Harga 1 tas seharga 1 mobil mewah,
siapakah sosok fs yang digadang gadang sultan BSD.[youtube]
Itulah berita-berita viral mengenai gaya
hidup sebe dan orang-orang kaya bak sultan yang menghiasi media online. Netizen
pun memberikan komentar beragam, mulai dari yang nyinyir karena mereka dinilai
memamerkan kekayaan di tengah masyarakat yang kesulitan akibat pandemi dan hal
ini dinilai tidak etis, namun ada juga yang komen dengan acuh-tak acuh “Sultan
mah Bebas!!”.
Kata Sultan awalnya berarti raja; baginda
[kbbi] Sultan adalah gelar dalam dunia Muslim yang digunakan untuk ... kepala
monarki Muslim yang berkuasa atas sebuah negara Islam. [wikipedia] Namun
belakangan, sebutan 'Sultan' diucapkan seseorang saat mengomentari atau
menanggapi orang lain yang memiliki kehidupan mewah atau bisa juga berpura-pura
hidup mewah. Orang yang dianggap 'Sultan' biasanya orang yang membeli
barang-barang bermerek seperti mobil, tas, hingga smartphone keluaran terbaru
tanpa mempedulikan harganya yang masih mahal... sehingga banyak orang yang suka
berucap, "Sultan mah bebas!" [today line me]
Menikmati hidup bagaikan sultan tidaklah
harus menunggu menjadi kaya raya dan bergelimang harta. Memiliki harta yang seadanya
namun disertai mensyukurinya akan menjadikan “The Real Sultan” bahkan lebih
kaya dari sultan. Rasul SAW dalam hadits utama diatas bersabda : “Barangsiapa di antara
kalian mendapatkan rasa aman di lingkungannya (pada diri dan keluarganya)
diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu, maka
seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” [HR. Tirmidzi]
Kurang apalagi? Kenikmatan masakini melebihi
apa yang didapatkan para sultan zaman dahulu. Tahukah anda bahwa “Qarun tidak
pernah tahu bahwa kartu ATM yang tipis yang ada di saku kita sudah cukup daripada
semua kunci-kunci peti hartanya yang orang-orang paling kuat sekalipun sangat
berat membawanya, sehingga akhirnya dia terkubur bersama hartanya. Kisra raja
Persia tidak pernah tahu jika sofa busa yang ada dirumah kita lebih
menyenangkan daripada singgasananya. Kaisar yang budak-budaknya mengipasinya
dengan kipas dari bulu merak di atas kepalanya tidak pernah sekalipun melihat
dan merasakan dinginnya AC yang ada dirumah kita. Heraklius yang minum air dari
botol porselen yang orang orang disekitarnya merasa iri dengan kesejukan
airnya, Tidak pernah merasakan dinginnya air kulkas di rumah kita. Khalifah yang
budak-budaknya menuangkan air panas ke air dingin sebagai campuran untuk
mandinya, dan memandang dirinya dengan kebanggaan, tidak pernah sekalipun mandi
dengan Jacuzzi, whirpool, hot tub atau sekedar shower air panas seperti kita
sekarang ini”. [inilah com]
Kita hidup dalam kehidupan yang tidak pernah
dilewati para raja, bahkan tidak pernah mereka impikan tetapi kebanyakan dari kita
merasa hidup penuh kesusahan dan kesempitan dan hanya merasa mendapat sedikit
bagian dari nikmat Tuhan. "Fabi Ayyi Aalaa Irabbikuma Tukadzdzibaan"
(Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang masih kamu dustakan ?).
Mereka yang terus merasa hidupnya sempit itu
karena mereka tidak mengerti hakikatnya dunia yang fana lagi hina. Mereka terus
terobsesi menjadi sultan seperti mereka yang ditayangkan di TV maupun media
online. Padahal harta dunia itu sangatlah kecil. Abu abdirrahman Al-Ashamm
bertanya kepada Abil Atahiyyah : “Makhluk Allah apa yang paling kecil (remeh)
di sisi-Nya?”. Abil Atahiyyah menjawab :
اَلدُّنْيَا لَا تُسَاوِي عِنْدَهُ
جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
(yang paling remeh
adalah) dunia, karena dunia itu di sisi Allah tidaklah seberat sayap seekor
nyamukpun.
Abu abdirrahman Al-Ashamm menimpalinya : “ (berarti) orang yang mengagungkan dunia adalah lebih
kecil (remeh) darinya. [Muhadlaratul Udaba, Abil Qasim Al-Asbihani]
Yahya bin Muadz (w 258 H/871
M) berkata :
اَلدُّنْيَا
خَرَابٌ وَأَخْرَبُ مِنْهَا قَلْبُ مَنْ يَعْمُرُهَا وَالْآخِرَةُ دَارُ عُمْرَانٍ
وَأَعْمَرُ مِنْهَا قَلْبُ مَنْ يَطْلُبُهَا
Dunia itu akan hancur, dan lebih hancur lagi
hati orang yang memakmurkannya
Akhirat adalah rumah yang makmur dan lebih
makmur lagi adalah hati orang yang menuntutnya. [Shifatus Shafwah Libnil Jauzi]
Jabir bin Abdullah Ra meriwayatkan bahwa Suatu
ketika Rasulullah SAW melintas bangkai anak kambing dengan telinga menempel
lalu beliau mengangkat telinga kambing itu lalu bersabda: “Siapa diantara
kalian yang mau membeli ini seharga satu dirham?” Para sahabat menjawab: “Kami
tidak mau memilikinya, untuk apa?” Beliau bersabda: Apa kalian mau (bangkai)
ini milik kalian? mereka menjawab: “Demi Allah, andai masih hidup pun ada cacatnya
karena telinganya menempel, lalu bagaimana halnya dalam keadaan sudah mati?”
Beliau bersabda:
فَوَاللَّهِ
لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Demi Allah, dunia lebih hina bagi Allah
melebihi (bangkai) ini bagi kalian. [HR. Muslim]
Itulah keadaan dunia sesungguhnya namun manusia banyak
tidak mengetahuinya. Allah SWT berfirman :
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya [QS Al-A’raf : 187]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati untuk menyadari betapa banyaknya anugerah Allah atas kita apapun dan
bagaimanapun kondisi kita sehingga kita terus bersyukur dan menjadi “The Real
Sultan” dalam kerajaan hati dan keluarga.
Salam
Satu Hadits,
DR.H.Fathul Bari Bin Badruddin
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jawa Timur Indonesia
Http://annur2.net
0 komentar:
Post a Comment