ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas bin
Malik RA, ia berkata :
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW
adalah Ya Allah, Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka. [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), sukses diartikan sebagai berhasil atau beruntung. [kbbi web
id] namun demikian ketika ditanya mengenai ukuran kesuksesan kepada 10 orang
boleh jadi ada 10 jawaban yang berbeda karena setiap orang punya standar kesuksesan
yang berbeda sesuai dengan pengalaman dan lingkungan hidup dimana mereka berada.
Seorang nelayan dikatakan sukses kalau dia berhasil menangkap banyak ikan,
seorang petani dikatakan sukses kalau dia berhasil mendapatkan hasil panen yang
melimpah dan seorang karyawan dikatakan sukses kalau dia berhasil naik jabatan.
Dan seterusnya.
Standar kesuksesan boleh jadi
berubah-ubah sesuai dengan fase kehidupannya. Seorang balita dikatakan sukses
kalau dia tidak mengompol di atas ranjang. Seorang anak yang duduk di bangku
sekolah dikatakan sukses kalau dia lulus dengan mendapat nilai tertinggi.
Seorang mahasiswa dikatakan sukses kalau dia mendapat IPK 4. Seorang sarjana dikatakan
sukses kalau dia sudah mendapat pekerjaan yang layak. Seseorang yang sudah mapan
dalam pekerjaannya dikatakan sukses kalau dia menikah. Seseorang yang sudah
menikah dikatakan sukses kalau dia sudah punya anak atau punya rumah sendiri. Dan
akhirnya seorang yang sudah lanjut usia dikatakan sukses kalau dia tidak
ngompol di atas kasurnya.
Ada pula yang menetapkan
standar kesuksesan dengan cara membandingkan dengan teman sebayanya ataupun
saudaranya. Jika ia lebih tinggi jabatan atau lebih kaya dari teman sebayanya
maka ia dikatakan sebagai orang yang sukses. Cara seperti ini secara tidak
sadar akan mendatangkan kesombongan jika ia memiliki kelebihan dan akan
mendatangkan minder bahkan frustasi jika tidak lebih tinggi dari temannya baik
dalam jabatan dan kekayaannya.
Maka ada baiknya kita meniru pembalap
yang ia berpacu untuk mengalahkan rekornya sendiri. Jika ia menang dalam satu
pertandingan namun ia tidak lebih cepat dari rekornya sendiri maka ia merasa
belum mendapatkan kemenangan sesungguhnya. Maka sebaiknya dalam mengukur
kesuksesan kita membandingkan dengan diri sendiri antara hari kemaren dengan
hari ini. Jika kita hari ini lebih baik dari hari kemaren maka itu artinya kita
sukses dan sebaliknya kita sama saja bahkan lebih turun dari hari kemaren itu
artinya kita gagal. Dengan demikian kita terhindar dari perasaan sombong atau
merasa lebih baik dari orang lain. Abdul Aziz bin rawwah menceritakan pesan
Nabi ﷺ dalam
mimpinya :
مَنِ اسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُونٌ
وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ
Barang siapa yang kedua
harinya (hari ini dan kemaren) sama maka ia adalah orang yang rugi dan barang
siapa yang harinya (ini) lebih jelek dari pada kemaren maka ia terlaknat.
[Tadzkiratul Mawdlu’at]
Demikian pula para motivator
level duniapun juga berbeda-beda dalam memberikan definisi kesuksesan. Milliarder
asal amerika kelahiran 1930, Warren Buffett mengatakan sukses adalah ketika
orang-orang dekatmu bahagia dan mencintaimu. Brian Tracy , Motivator asal
Kanada kelahiran 1944 mengatakan Sukses adalah menjalani hidup sesuai dengan
keinginan, melakukan apa yang ingin dinikmati, dikelilingi keluarga, teman dan
orang yang dihormati. Orang paling berkuasa di Dunia peringkat ke-21 asal Afsel
kelahiran 1971, Elon Musk mengatakan sukses adalah dapat melakukan berbagai hal
menyenangkan dalam hidup. Seorang penulis Amerika, dan motivator kelahiran
1926, Zig Ziglar mengatakan sukses adalah standar pribadi, meraih yang
tertinggi yang ada di dalam diri kita, menjadi semua yang kita bisa. Pendiri
CNN, Ted Turner asal amerika kelahiran 1938 mengatakan sukses adalah
berperilaku dengan benar dan mampu menempatkan diri sebaik-baiknya. [idntimes com]
Sukses atau beruntung di dalam
bahasa arab disebut dengan “Falah”, “Fauz”, “Najah”. Dan di dalam al-Qur’an, terdapat
beberapa ayat yang menyinggung tentang kesuksesan, diantaranya :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman [QS Al-Mu’minun : 1]
Dalam ayat selanjutnya
disebutkan karakteristiknya : (yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya, dan
orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan
orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali
terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka
sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu
(zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan
(sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta
orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni)
yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. [QS Al-Mu’minun :
2-11]
Begitu pula, Allah SWT berfirman
:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَرَ
اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Sungguh beruntung orang yang menyucikan
diri (dengan beriman) dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia shalat [QS Al-A’la
: 14-15]
Dan dalam ayat yang lain :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sungguh beruntung orang yang
menyucikan (jiwanya dari dosa) [QS As-Syams : 9]
Dan menyinggung tentang indikator
kesuksesan, Rasul ﷺ bersabda :
أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ فَقَدْ
أُعْطِيَ خَيْرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ: قَلْبٌ شَاكِرٌ، وَلِسَانٌ ذَاكِرٌ،
وَبَدَنٌ عَلَى الْبَلَاءِ صَابِرٌ، وَزَوْجَةٌ لَا تَبْغِيهِ خَوْنًا فِي
نَفْسِهَا وَلَا مَالِهِ
Ada empat perkara, barang
siapa yang mendapatkannya maka berarti ia telah dianugerahi kebaikan dunia dan
akhirat. Pertama, Orang yang mempunyai hati yang bersyukur. Kedua, orang yang
lisannya selalu dzikir. Ketiga, orang yang selalu bersabar ketika mendapatkan
bala’. Keempat, Orang yang mempunyai istri shalihah yang tak berkhianat pada dirinya
dan harta suaminya. [HR Thabrani]
Jadi menurut hemat kami, kunci
kesuksesan di dunia terdapat dalam firman Allah SWT:
وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Dan barangsiapa mentaati Allah
dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kesuksesan yang besar.
[Al-Ahzab Ayat 71]
Dan inti kesuksesan di akhirat
difirmankan Allah SWT :
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ
وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Barang siapa yang dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sukses... [QS
Ali-Imran: 185]
Adapun
kesuksesan yang hanya bertumpa pada materi duniawi maka itu adalah kesuksesan
yang semu. Allah SWT melanjutkan firman-Nya :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ
مَتَاعُ الْغُرُورِ
... dan kehidupan dunia
hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [QS Ali-Imran: 185]
Dan kesuksesan dunia akhirat itulah yang senantiasa
dipanjatkan oleh Nabi ﷺ dalam
doa beliau sebagaimana dikisahkan oleh Anas
bin Malik RA
di atas. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati kita untuk senantiasa
mentaati Allah dan Rasul-Nya sehingga kita mendapatkan kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup
yang ada supaya sabda Nabi ﷺ menghiasi dunia maya dan semoga menjadi amal jariyah kita
semua.
0 komentar:
Post a Comment