ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA,
Rasul ﷺ bersabda :
لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ
رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ
آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Tidak boleh hasud kecuali pada
dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia menginfakkannya
di jalan kebaikan dan orang yang Allah berikan karunia berupa hikmah dan iapun
memutuskan perkara dengannya serta mengajarkannya.[HR Bukhari]
Catatan Alvers
Kata-kata hikmah senantiasa menghiasi
layar kaca HP kita setiap hari bahkan setiap saat. Saking dari seringnya kita
menerima maka banyak dari kita mengabaikannya bahkan tidak sempat untuk sekedar
membacanya. Namun tahukah anda apa yang di maksud dengan istilah “hikmah” itu
sendiri sehingga dalam hadits utama kita diperbolehkan hasud kepada orang yang
dikaruniai hikmah?
“Hikmah” berasal dari kata “Hakama”
yang bermakna mencegah, mengekang. Pengait besi yang terdapat pada mulut kuda
dalam bahasa arab disebut dengan “Hakamah”, dinamakan demikian karena ia dapat
mencegahnya dari lari kencang maka kata-kata hikmah disebut demikian karena
perkataan hikmah itu bisa mengekang orangnya dari akhlak yang tercela. [Lisanul
Arab] Ibnu Abbas RA berkata :
ضَمَّنِي النَّبِيُّ ﷺ إِلَى صَدْرِهِ
وَقَالَ اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْحِكْمَةَ
Aku dipeluk Rasul SAW dan
beliau mendoakanku “Ya Allah ajarkanlah kepadanya hikmah”. [HR Bukhari]
Muqatil berkata : kata “hikmah”
di dalam al-Quran tidak lepas dari empat makna: (1) nasehat- nasehat al-Quran
sebagaimana dalam QS Al-Baqarah : 231, (2) pemahaman dan ilmu sebagaimana dalam
QS Luqman: 12, (3) kenabian sebagaimana dalam QS Shad:20. (4) al-Quran sebagaimana
dalam QS An-Nahl : 125. [Tafsir Ar-Razi]
Ibnu Hajar mendefinisikan hikmah
dengan :
كُلُّ مَا مَنَعَ مِنَ الْجَهْلِ وَزَجَرَ عَنِ الْقَبِيْحِ
Segala sesuatu yang bisa
mencegah kebodohan dan menghentikan kejelekan. [Fathul Bari]
Sedangkan Jalaluddin
As-Suyuthi menafsiri kata hikmah dengan :
اَلْعِلْمُ النَّافِعُ الْمُؤَدِّي إِلَى
الْعَمَلِ
Ilmu yang bermanfaat yang menyebabkan
orangnya dapat mengamalkannya. [Tafsir Jalalain]
Dengan demikian hikmah bisa saya
katakan sebagai “ilmu yang berlandaskan Quran dan sunnah yang menjauhkan kita
dari kejelekan dan memotivasi kita untuk mengamalkan segala kebaikan”. Jadi
hikmah itu bukan semata-mata kata-kata motivasi atau kata-kata mutiara sebab kata-kata
sebaik apapun jika bertentangan dengan Al-qur’an dan hadits maka tidak bisa
dikatakan sebagai hikmah.
Hikmah itu sungguh berharga
dalam kehidupan kita bahkan Ar-Razi dalam tafsirnya berkata : Renungkanlah
bagaimana Allah menilai dunia dan seisinya itu hal yang sedikit, Allah SWT berfirman
:
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ
Katakanlah: kesenangan dunia
ini hanyalah sedikit. [QS An-Nisa’ : 77]
(Dunia dan seisinya) yang dikatakan
sebagai hal yang sedikit saja kita tidak bisa mengetahui jumlahnya lantas
bagaimana penilaianmu dengan hikmah yang dikatakan sebagai hal yang banyak. Allah
SWT berfirman :
وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ
أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيراً
Dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah maka ia benar-benar telah dianugerahi kebaikan yang banyak. [QS
Al-Baqarah : 269] [Tafsir Ar-Razi]
Kata-kata hikmah milik orang
yang beriman namun ia diibaratkan seperti barang yang hilang. Rasul ﷺ bersabda :
الْكَلِمَةُ الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ
الْمُؤْمِنِ فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا
Kata-kata hikmah adalah barang
berharga kaum Mukmin yang hilang. Dimana saja ia menemukannya, ia lebih berhak
terhadapnya. [HR Tirmidzi]
Maka seyogyanya kita mengambilnya
kembali dimana saja kita temukan. Sayyidina Ali KW berkata :
خُذِ الْحِكْمَةَ أَنَّى تَأْتِكَ فَإِنَّ
الْكَلِمَةَ مِنْهَا تَكُونُ فِي صَدْرِ الْمُنَافِقِ فَتَتَلَجْلَجُ حَتَّى تَسْكُنَ
إِلَى صَاحِبَهَا
Ambillah hikmah itu dari
manapun ia datang karena kata-kata hikmah terkadang keluar dari dada seorang
munafik, hikmah itu berputar-putar di sana sampai menemukan ahlinya lalu
tinggal di dalam hati penerimanya. [Faidlul Qadir]
Dan Ibnu Abbas RA berkata :
خُذِ الْحِكْمَةَ مِمَّنْ سَمِعْتَهُ فَقَدْ
يَتَكَلَّمُ الرَّجُلُ بِالْحِكْمَةِ وَلَيْسَ بِحَكِيْمٍ فَتَكُوْنُ بِمَنْزِلَةِ
الرَّمْيَةِ مِنْ غَيْرِ رَامٍ
Ambillah hikmah itu dari
siapapun engkau mendengarnya karena terkadang seseorang berbicara hikmah
padahal dia bukan ahlinya sehingga hal itu seperti lemparan yang mengenai
sasaran tanpa disengaja. [Kasyful Khafa]
Suatu ketika Abu Hurairah RA
ditugaskan oleh Rasulullah ﷺ untuk menjaga harta zakat di
bulan Ramadlan. Lalu ada seorang mendekat dan mengais-ngais makanan. Abu
Hurairah pun menangkapnya dan berkata kepadanya : “Demi Allah, sungguh aku akan
laporkan kamu kepada Rasulullah ﷺ”. Pencuri berkata :
“Sesungguhnya aku adalah orang yang membutuhkan. Aku mempunyai keluarga yang
mempunyai kebutuhan mendesak”. iapun melepaskan pencuri itu. Pada pagi harinya,
Nabi ﷺberkata : “Wahai
Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu tadi malam ?”. Abu Hurairah berkata
: “Wahai Rasulullah, ia mengeluh bahwa ia mempunyai kebutuhan yang mendesak dan
tanggungan keluarga. Aku merasa kasihan padanya dan kemudian kulepaskan”.
Beliau bersabda :“Sesungguhnya ia telah mendustaimu dan ia akan kembali lagi.
Ketahuilah, ia akan kembali lagi”.
Ternyata benar, pada malam
berikutnya ia kembali dan Abu Hurairah melepaskan sebagaimana malam sebelumnya
dan Rasul mengatakan hal yang sama. Dan kali ke tiga Abu Hurairah menangkapnya,
pencuri itu berkata : Lepaskanlah aku maka aku akan mengajarimu beberapa
kalimat yang mana Allah akan memberikan manfaat kepadamu. Jika engkau hendak menuju
tempat tidurmu, maka bacalah ayat Kursi hingga selesai.
فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ
اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
(Sesungguhnya dengan membaca
itu), kamu senantiasa dalam perlindungan Allah. Setan tidak akan mendekatimu
hingga pagi hari”.
Pada pagi harinya, Rasulullah ﷺ menanyakan kemabli dan Abu Hurairah berkata : Wahai Rasulullah, ia telah mengajariku perkataan yang mana Allah akan memberikan manfaat kepadaku maka akupun melepaskannya. Maka Nabi ﷺ bersabda :
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ
كَذُوبٌ
“Sesungguhnya ia telah jujur
kepadamu kali ini, padahal ia seorang pendusta”.
Tahukah siapa yang telah
engkau ajak bicara semenjak tiga hari ini wahai Abu Hurairah ?”. Abu Hurairah
menjawab : “Tidak”. Beliau bersabda : “Ia adalah syaithan”.[HR Bukhari]
Kata-kata setan tersebut menjadi
hikmah karena telah mendapat “tashih” (pembenaran) dari Rasul ﷺ maka kita janganlah salah paham lalu menerima sembarang
perkataan tanpa kroscek dengan firman Allah dan sabda Rasul ﷺ sehingga kita tertipu dengan rayuan setan. Al-Bushiri berkata :
وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا
:: وَإِنْ هُمَا مَحَضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ
Janganlah engkau mentaati nafsu
dan setan dan jika keduanya menyampaikan nasehat kepadamu maka waspadailah
mereka. [Burdah]
Jika kita telah menemukan
kata-kata hikmah itu maka sebaiknya kita hadiahkan kepada orang lain. Ibnu
Abbas RA berkata :
نِعْمَ الْفَائِدَةُ الْكَلِمَةُ مِنَ
الْحِكْمَةِ يَسْمَعُهَا الرَّجُلُ فَيُهْدِيْهَا لِأَخِيْهِ
Sebaik-baik perkara yang
berfaidah adalah perkataan hikmah yang didengar oleh seseorang lalu ia sampaikan
(share) kepada saudaranya sebagai hadiah. [Al-Maqhashid Al-Hasanah]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah al-Bari membuka hati kita untuk senantiasa menerima dan mengambil
manfaatnya hikmah dari siapapun dan darimanapun sehingga kita terhindarkan dari
kejelekan dan lebih termotivasi melakukan kebaikan. Semoga artikel demi artikel
ini menjadi hadiah terbaik buat alvers semua.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada
semua grup yang ada supaya sabda Nabi ﷺ
menghiasi dunia maya dan semoga menjadi amal jariyah kita semua.
0 komentar:
Post a Comment