ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri RA, Rasul ﷺ bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
“Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, sesungguhnya surat (Al-Ikhlas) itu sebanding dengan sepertiga al Qur`an”. [HR Bukhari]
Catatan Alvers
Fenomena menarik sepanjang bulan ramadhan adalah banyak orang menyukai surat al-Ikhlas atau sering disebut sebagai surat Qulhu. Surat Qulhu menjadi bacaan favorit kebanyakan imam. Surat itupun selalu di ulang-ulang dibaca setiap rekaat kedua dalam pelaksanaan shalat taraweh dan para makmumpun juga senang akan hal ini. Namun di sisi lain ada sekelompok orang yang mencibir dan meremehkan pembacaan surat qulhu tersebut karena surat qulhu dinilai sebagai surat yang pendek atau karena sang imam dinilai tidak hafal surat lainnya.
Eits, Jangan salah! Meskipun pedek, surat qulhu itu surat yang sangat dahsyat bagaimana tidak? Dalam hadits utama di atas disebutkan bahwa “ia sebanding dengan sepertiga al Qur`an”. Hadits utama di atas bukanlah hadits lemah, abal-abal apalagi palsu. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam bukhari dalam shahih Bukhari yang dinobatkan oleh Imam Nawawi sebagai :
أَصَحُّ الْكُتُبِ بَعْدَ الْقُرْآنِ
Kitab yang paling shahih (valid) setelah al-Qur’an. [At-Tibyan Fi Adab Hamalatil Qur’an]
Bahkan beliau berkata dalam kitabnya, syarah muslim : “Para ulama sepakat (Ijma) bahwa Kitab Shahih bukhari dan shahih muslim adalah kitab yang paling shahih (valid) setelah al-Qur’an dan ummat islam turun temurun terus menerima ijma’ tersebut”. [Kasyfud Dzunun]
Ada seseorang mendengar orang lain membaca surat qulhu dengan mengulang-ulangnya, maka tatkala pagi harinya, ia mendatangi Rasulullah ﷺ dan menceritakan hal itu kepada beliau dengan nada meremehkan surat itu, maka Rasulullah ﷺ bersabda : “Demi Allah yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, sesungguhnya surat (Al-Ikhlas) itu sebanding dengan sepertiga al-Qur`an”. [HR Bukhari] Inilah asbabul wurud dari hadits utama di atas.
Dalam lain kesempatan Rasulullah ﷺ pernah memerintahkan para sahabat untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam satu malam namun hal itu dianggap berat, mereka berkata : “Siapakah di antara kami yang sanggup melakukan itu, wahai Rasulullah?” Maka beliau bersabda : “Allahu wahidus shamad (surah Al-Ikhlas) adalah sepertiga Al-Qur’an.” [HR Bukhari]
Selanjutnya, keberadaan surat qulhu yang dibaca pada setiap rekaat kedua tarawih itu bukanlah merupakan hal yang tercela. Menurut Syaikhuna (Ibnu Hajar al-Haytami) mengulang-ngulangi pembacaan surat qulhu dalam setiap rekaat atau pada rekaat kedua sebagaimana lazim pada shalat tarawih tidak bisa dihukumi makruh karena tidak ada dalil yang melarangnya secara khusus (Nahyun Makhshush). [I’anatut Thalibin]
Dahulu ada seseorang (sahabat) dari kalangan Anshar menjadi imam di Masjid Quba, (madinah). Setiap ia akan membaca surat setelah al-fatihah, ia mengawalinya dengan membaca surat qulhu terlebih dahulu kemudian ia meneruskan dengan membaca surat yang lain. Demikian itu ia lakukan dalam setiap rekaatnya. Maka para sahabat lainnya (yang menjadi jamaah shalat di masjid tersebut) berbicara kepadanya : “Engkau membuka bacaanmu dengan surat ini (qulhu), kemudian engkau tidak menganggap cukup hingga (engkau) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membaca qulhu) bacalah surat itu (saja), atau engkau meninggalkan surat qulhu dan engkau membaca surat lainnya”. Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka, maka aku tetap menjadi imam kalian. Namun, jika kalian tidak suka, aku akan mundur menjadi imam (dan carilah imam yang lain)”. Namun demikian, mereka menganggapnya sebagai orang yang paling afdhal sehingga mereka semua tidak senang menggantikannya sebagai imam. Tatkala Nabi ﷺ mengunjungi mereka, maka mereka pun mengadukan hal ini kepada beliau. Nabi ﷺ meminta klarifikasi kepada yang bersangkutan, Beliau bertanya : “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk menuruti permintaan para sahabatmu? Dan apa yang membuatmu selalu membaca surat (qulhu) ini dalam setiap raka’at?” Dia menjawab :”Sungguh aku mencintai surat (qulhu) ini,” lalu Rasulullah ﷺ bersabda:
حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَـنَّةَ
“Cintamu kepada surat (qulhu) itu memasukkanmu ke dalam surga”. [HR Bukhari]
Ibnu hajar al-Asqalani menyatakan bahwa yang dimaksud fulan, sang imam masjid quba yang selalu membaca qulhu tersebut adalah “Kultsum ibnul Hidm”. [Fathul Bari]
Di lain kesempatan, Nabi ﷺ mengutus seseorang kepada sekelompok pasukan, dan ketika orang itu mengimami shalat, ia mengakhiri pembacaan surat dalam setiap rekaatnya dengan membaca surat qulhu, maka setelah mereka kembali pulang, mereka melaporkan hal itu kepada Rasulullah ﷺ, lalu beliau pun bersabda : “Tanyakanlah kepadanya apa sebabnya ia melakukan hal itu?” Lalu mereka bertanya kepadanya. Ia pun menjawab:
لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا
“Karena surat (qulhu) itu (mengandung) sifat ar-Rahman, dan aku suka membacanya”.
Maka Nabi ﷺ bersabda:
أَخْبِرُوْهُ أَنَّ اللهَ يُحِبُّهُ
“Beritahukan kepadanya bahwa sungguh Allah mencintainya”.[HR Bukhari]
Wallahu A'lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita untuk senantiasa melakukan amal shahih dan tidak meremehkan satu amal kebaikan.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari, S.S.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Serasa Wisata Setiap Hari
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren Lho!
NB.
Hak cipta berupa karya ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Dilarang mengubahnya tanpa izin tertulis. Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Alhaddad]
0 komentar:
Post a Comment