ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul SAW bersabda :
لَقَدْ رَحِمَهَا اللَّهُ بِرَحْمَتِهَا صَبِيَّيْهَا
Sungguh Allah menyayangi sang Ibu karena sayangnya ia kepada anaknya. [Adabul Mufrad]
Catatan Alvers
Remaja berinisial MF berumur 17 tahun di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, ditangkap polisi karena tega membunuh ibu kandung motifnya karena tersulut emosi setelah ditegur sering menonton TV. Uniknya saat berlumuran darah karena ditikam anak yang putus sekolah pada saat kelas 1 SMP itu, sang ibu berpesan “Sampaikan pada bapakmu kalau aku ditikam oleh orang gila yang masuk ke dalam rumah”. Lalu anak tersebut keluar minta tolong sama tetangga dengan alasan ibunya ditusuk orang gila. Berita ini ditulis dengan judul "Durhaka! Remaja di Jepara Bunuh Ibu Kandung Gegara Ditegur Nonton TV” pada 21/9/2021. [news detik com]
Itulah gambaran nyata kasih ibu yang begitu tulus hingga nyawanya pun diberikan kepada anaknya. Saya teringat dengan lirik lagu berjudul kasih ibu karya pianis asal sulsel, SM Mochtar. “Kasih ibu Kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia”.
Di zaman Nabi Muhammad SAW, terdapat seorang wanita miskin datang dengan dua anak perempuannya, ia mendapatkan pemberian berupa tiga butir kurma. Diberikanlah masing-masing anaknya satu buah kurma, dan satu kurma yang tersisa hendak dia makan sendiri namun sebelum kurma itu sampai ke mulutnya, kedua anaknya merengek meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membelah satu butir kurma tadi menjadi dua dan diberikan kepada kedua anaknya.
Peristiwa itu disaksikan langsung oleh Sayyidah Aisyah dan beliau menceritakan ketakjubannya pada kasih sayang ibu tadi kepada Nabi SAW. Maka beliau bersabda :
إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الْجَنَّةَ
Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga karena perbuatan baiknya kepada anaknya . [HR Muslim]
Dan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, Rasul SAW bersabda : “Sungguh Allah menyayangi sang ibu karena besar kasih sayangnya kepada anaknya” sebagaimana disebutkan dalam hadits utama di atas.
Dahulu
ada dua orang wanita yang masing-masing memiliki bayi. Seekor serigala datang
dan memangsa salah satu dari dua bayi tersebut tanpa diketahui dengan jelas bayi yang mana yang
menjadi mangsanya. Salah seorang dari dua wanita tersebut
berkata
kepada wanita yang lainnya,
“Sesungguhnya serigala itu telah memangsa anakmu.” Wanita tersebut pun
menjawab, “Bukan, yang dia mangsa adalah anakmu.”
Perselisihan ini kemudian dihadapkan kepada Nabi Daud AS dan beliau memberikan
keputusan bahwa anak tersebut adalah milik perempuan yang lebih tua umurnya. Kemudian
keduanya menemui Nabi Sulaiman bin Daud AS untuk meminta keputusan. Beliau
berkata :
ائْتُونِي بِالسِّكِّينِ أَشُقُّهُ بَيْنَهُمَا
“Bawakan pisau kepadaku, aku akan membelah bayi ini menjadi dua.”
Lalu perempuan yang usianya lebih muda pun berkata :
لَا تَفْعَلْ يَرْحَمُكَ اللَّهُ هُوَ ابْنُهَا
“Jangan Engkau lakukan itu! Mudah-mudahan Allah merahmatimu. Bayi ini adalah anaknya (perempuan yang usianya lebih tua).”
Lalu Nabi Sulaiman pun memutuskan bahwa bayi tersebut adalah anak dari wanita (itu) yang usianya lebih muda.” [HR Bukhari]
Mengapa demikian? Nabi sulaiman meyakini bahwa seorang ibu pasti akan memiliki belas kasih kepada bayinya sebagaimana ditunjukkan oleh wanita yang lebih muda, sementara wanita yang lebih tua itu hanya ingin musibah kehilangan bayinya dirasakan bersama-sama. [Fathul Bari]
Kasih ibu tidak berlaku di kalangan manusia saja, namun juga di kalangan hewan. Terdapat kisah legenda dari india pada abad ke-6. Terdapat teka-teki yang ditujukan kepada raja yaitu berupa gambar dua ekor kuda identik. Raja diminta untuk membedakan mana induk kuda, dan yang mana anaknya. Pendeta dan para menteri dimintai jawabannya dan mereka semua kebingungan. Hingga akhirnya jawaban datang dari salah seorang menterinya. Ia berkata “induk kuda pastilah kuda yang akan mundur dan membiarkan kuda lainnya makan duluan apabila ia diberi makan”. Sang raja puas mendengar jawaban tersebut dan bertanya siapa yang memberi tahunya. Sang mentripun meminta maaf lalu buka suara bahwa jawaban tadi berasal dari sang ibu yang ia sembunyikan di ruang khusus rumahnya. Raja tidak marah namun malah ia mencabut perintah untuk membuang orang tua yang telah berusia lebih dari 70 tahun ke pengasingan. [kumparan com]
Itulah gambaran kasih sayang ibu kepada anaknya yang merupakan bagian dari kasih sayang Allah di dunia. Rasul SAW bersabda : "Allah membagi kasih sayang menjadi seratus bagian, maka dipeganglah disisi-Nya sembilan puluh sembilan bagian dan diturunkan-Nya satu bagian ke bumi. Dari yang satu bagian inilah seluruh makhluk berkasih sayang sesamanya,
حَتَّى تَرْفَعَ الْفَرَسُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيْبَهُ
sehingga seekor kuda mengangkat kakinya karena takut menginjak anaknya." [HR Bukhari]
Demikianlah kasih ibu yang begitu besar dari masa ke masa dan mirisnya tak jarang berbanding terbalik dengan kasih anak. Maka benarlah kata pepatah “Kasih ibu sepanjang masa, ka sih anak sepanjang gala”. Ya Gala, tongkat panjang untuk menjolok buah-buahan. Bukankah sepanjang-panjangnya gala itu tergolong pendek karena masih tinggi pohonnya?.
Jauh hari Al-Qura’n mengisyaratkan bahwa anak itu bisa berpotensi menjadi musuh orang tuanya. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kalian terhadap mereka. [QS At-Taghabun : 14]
Ya, berhati-hatilah kalian terhadap anak-anak. Jangan sampai mereka salah asuh dalam pendidikannya. Habib Syeikh dalam syair padhang bulan berkata : “Lamun wong tuwo keliru mimpine. Alamat bakal alamat bakal getun mburine. Wong tuwo kundur ing ngarso pengeran. Anak putune rame-rame rebutan warisan” (Jika orang tua salah mengarahkan maka akan terjadi penyesalan di kemudian hari, ketika orang tua wafat maka anak cucunya beramai-ramai saling berebut warisan)
Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita selaku anak agar senantiasa mengasihi orang tua, dan kita selaku orang tua mengasihi anak kita sesuai ajaran Nabi SAW.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam Abdullah Alhaddad]
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
0 komentar:
Post a Comment