ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abi Syuraih Al-Adawy RA, Rasul SAW bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Barang
siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya.
[HR Bukhari]
Catatan
Alvers
Dalam
ajaran Islam, barometer keimanan tidak hanya ditentukan dengan seberapa baiknya
ritual seseorang akan tetapi juga ditentukan dengan seberapa baik hubungannya dengan
tetangga sebagaimana hadits utama di atas bahkan tetangga itu menjadi cermin
yang bisa menunjukkan identitas seseorang sebenarnya.
Ada
seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata,
"Wahai
Nabiyyullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bila aku mengerjakannya,
niscaya aku akan masuk surga."
Beliau
SAW bersabda : "Jadilah engkau seorang yang berkelakuan baik." Lelaki
itu bertanya, "Bagaimana aku bisa mengetahui bahwa aku adalah seorang yang
berkelakuan baik?" Beliau SAW menjawab:
سَلْ جِيرَانَكَ فَإِنْ قَالُوا: إِنَّكَ
مُحْسِنٌ فَإِنَّكَ مُحْسِنٌ، وَإِنْ قَالُوا: إِنَّكَ مُسِيءٌ فَإِنَّكَ مُسِيءٌ
"Tanyakan
kepada para tetanggamu. Jika mereka bilang, "Sesungguhnya engkau adalah
orang yang berkelakuan baik, maka (berarti) engkau adalah orang yang
berkelakuan baik. Jika mereka bilang, "Sesungguhnya engkau adalah orang
yang berkelakuan buruk, maka (berarti) engkau adalah orang yang berkelakuan
buruk". [HR Al-Hakim]
Berhubungan
baik dengan tetangga juga dipesankan oleh malaikat Jibril. Rasul SAW bersabda :
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ بِالْـجَارِ
حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Jibril
senantiasa menasihatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu
akan mendapat bagian harta waris. [HR
Bukhari]
Agar
kita benar-benar menjadi orang baik kepada tetangga maka sebaiknya kita mengetahui
apa saja yang menjadi hak tetangga yang harus kita tunaikan. Dalam satu hadits disebutkan ada seseorang
bertanya “Wahai Rasulullah, Apakah hak tetangga atasku?” Maka Rasul SAW
bersabda:
إِنْ مَرِضَ عُدْتَهُ، وَإِنْ مَاتَ
شَيَّعْتَهُ، وَإِنِ اسْتَقْرَضَكَ أَقْرَضْتَهُ، وَإِنْ أَعْوَزَ سَتَرْتَهُ،
وَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ هَنَّأْتَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ مُصِيبَةٌ عَزَّيْتَهُ،
وَلا تَرْفَعْ بناءَكَ فَوْقَ بنائِهِ فَتَسُدَّ عَلَيْهِ الرِّيحَ، وَلا تُؤْذِهِ
بِرِيحِ قِدْرِكَ إِلا أَنْ تَغْرِفَ لَهُ مِنْهَا"
Bila ia sakit maka hendaknya kau menjenguknya dan bila
wafat maka hendaknya kau
menghantarkan jenazahnya. Bila dia meminjam uang maka hendaknya kau memberikan pinjaman dan bila dia mengalami kesulitan maka hendaknya kau membantunya. Bila dia
memperoleh kebaikan maka hendaknya kau mengucapkan selamat kepadanya dan bila
dia mengalami musibah maka hendaknya kau bertakziyah kepadanya. Janganlah kau meninggikan
rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutupi kelancaran angin baginya
dan janganlah kamu mengganggunya dengan aroma periuk masakanmu kecuali kau
menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya.” [HR At-Thabrani]
Dalam
riwayat lain, terdapat tambahan :
إِنِ اشْتَرَيْتَ فَاكِهَةً فَاهْدِ لَهُ فَإِنْ
لَمْ تَفْعَلْ فَأَدْخِلْهَا سِرًّا وَلَا يَخْرُجُ بِهَا وَلَدُكَ لِيَغِيْظَ بِهَا
وَلَدُهُ
Jika
kau membeli buah-buahan maka berikan juga kepada tetangga. Jika tidak, maka
bawalah masuk buah-buahan tersebut secara diam-diam dan jangan sampai anakmu
membawanya keluar hingga menyebabkan anak tetangga marah (karena
menginginkannya). [HR Baihaqi]
Sebaliknya,
jangan sampai kita mengganggu tetangga karena itu akan menghalangi kita masuk surga.
Nabi SAW bersabda :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ
جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Tidak
akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya. [HR
Muslim]
Dari
pentingnya memperhatikan hak-hak tetangga maka sama-sama dosa, berbuat jelek
kepada tetangga akan mendatangkan dosa yang jauh lebih besar. Rasul SAW
bersabda :
“
Seseorang berzina dengan 10 wanita itu lebih ringan dosanya dibandingkan berzina
dengan istri tetangganya”. Dalam lanjutannya, Rasul SAW juga bersabda :
لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ مِنْ عَشْرَةِ
أَبْيَاتٍ أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ
Seseorang
mencuri dari 10 rumah itu lebih ringan dosanya dibandingkan mencuri dari rumah
tetangganya. [HR Ahmad]
Maka
tidak mengherankan jika Rasul SAW tidak sudi dibantu oleh orang yang menyakiti
tetangganya. Ketika hendak berangkat perang beliau berpesan :
لا يَصْحَبْنَا الْيَوْمَ مَنْ آذَى جَارَهُ
“Janganlah
ada yang menemaniku hari ini, orang yang menyakiti tetangganya”.
Maka
ada seseorang lelaki berkata : Aku mengencingi pondasi temboknya tetanggaku!.
Maka beliau bersabda: Kamu jangan bersamaku hari ini. [HR Thabrani]
Memiliki tetangga yang baik itu adalah anugerah maka
bersyukurlah. Nabi SAW bersabda :
مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ الْجَارُ
الصَّالِحُ
Diantara (penopang) kebahagiaan seseorang adalah (memiliki)
tetangga yang baik. [HR Ahmad]
Namun jika kita ditakdirkan memiliki tetangga yang jelek
maka bersabarlah. Rasul SAW bersabda : “Ada tiga golongan yang dicintai Allah, (salah satunya adalah) :
وَالرَّجُلُ يَكُونُ لَهُ الْجَارُ يُؤْذِيهِ
جِوَارُهُ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ حَتَّى يُفَرِّقَ بَيْنَهُمَا مَوْت
seseorang
yang memiliki tetangga yang menyakitinya
tapi dia tetap bersabar hingga kematian memisahkan keduanya”. [HR Ahmad]
Wallahu A’lam.
Semoga Allah Al-Bari membuka hati kita agar senantiasa berbuat
baik kepada tetangga dengan tanpa mempermasalahkan bagaimana perbuatan mereka
kepada kita.
Salam Satu Hadits,
Dr. H. Fathul Bari Alvers
NB.
Hak Cipta berupa Karya Ilmiyah
ini dilindungi oleh Allah SWT. Mengubah dan menjiplaknya akan terkena hisab di
akhirat kelak. *Silahkan Share tanpa mengedit artikel ini*. Sesungguhnya orang
yang copas perkataan orang lain tanpa menisbatkan kepadanya maka ia
adalah seorang pencuri atau peng-ghosob dan keduanya adalah tercela [Imam
Abdullah Alhaddad]
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Sarana Santri ber-Wisata Rohani
Wisata Jasmani
Ayo Mondok! Mondok itu Keren!
0 komentar:
Post a Comment