ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasul SAW bersabda :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta.[HR Muslim]
Catatan Alvers
Sedekah atau shadaqah itu satu isytiqaq (cetakan) dengan kata Shidq yang artinya bersungguh-sungguh dan percaya. Hal ini menegaskan bahwa seseorang tidak akan mau bersedekah melainkan jika ia bersungguh-sungguh percaya bahwa rizki itu di tangan Allah SWT.
Sedekah tanpa keyakinan tersebut akan menjadikannya terasa berat karena sedekah itu bertentangan dengan nafsu. Bukankah setiap orang senang dengan harta dan harta dalam bahasa Arab disebut dengan Mal yang diambil dari kata Mayl yang artinya condong atau cinta. Dan memang demikian, semua manusia itu cinta akan harta. Nafsu melihat bahwa sedekah itu dapat mengurangi bahkan menghabiskan harta yang telah susah payah dikumpulkannya? Allah SWT berfirman :
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
sesungguhnya dia (manusia) sangat cinta kepada “Al-Khair” (harta) [QS Al-Adiyat : 8]
Jangankan kita, Nabi Sulaiman AS juga pernah dilalaikan oleh cinta harta. Allah SWT berfirman :
فَقَالَ إِنِّي أَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّي حَتَّى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ
maka ia (Nabi Sulaiman AS) berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap “ak-khair” (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku (semacam shalat Ashar) sampai matahari terbenam (habis waktunya)" [QS Shad : 32]
Apakah sedekah itu? Ibnu Batthal mendefinisikan (asal) sedekah sebagai :
مَا يُخْرِجُهُ الْمَرْءُ مِنْ مَالِهِ مُتَطَوِّعًا بِهِ
Sesuatu yang dikeluarkan seseorang dari sebagian hartanya secara suka rela [Fathul Bari]
Dan Al-jurjani berpendapat :
اَلصَّدَقَةُ هِيَ الْعَطِيَّةُ تُبْتَغَى بِهَا الْمَثُوْبَةُ مِنَ اللهِ تَعَالَى
Sedekah itu adalah pemberian yang dilakukan karena mencari balasan dari Allah Ta’ala. [At-Ta’rifat]
Dengan demikian bersedekah itu seyogyanya dilakukan dengan hati yang ikhlas hanya mengharap imbalan dari Allah SWT bukan imbalan dari manusia bahkan sekedar imbalan berupa ucapan terimakasih dari mereka. Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan ke-ridla-an Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih. [QS Al-Insan : 9]
Berbanding lurus dengan beratnya hati, bersedekah memiliki faidah yang besar. Namun demikian haruslah diingat bahwa imbalan yang terbesar itu adanya di akhirat kelak. Allah SWT berfirman :
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
dan Akhirat itu lebih dan baik dan langgeng. [QS Al-A’la : 17]
Lantas bolehkah jika seseorang itu bersedekah dengan mengharap Allah memberikan balasannya di dunia? seperti bertambahnya harta atau manfaat duniawi lainnya? Pertanyaan seperti ini banyak dipermasalahkan karena netizen di dumay sedang pro kontra dengan seorang ustadz penggiat sedekah. Artikel ini tidak bermaksud ambil bagian dari pro kontra, namun hanya ingin menyampaikan masalah sedekah sesuai apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW panutan kita semua, baik melalui ayat Al-Qur’an maupun hadits-hadits yang shahih.
Dalam hadits utama di atas, Rasul SAW bersabda : Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. [HR Muslim] Hal ini dikarenakan malaikat mendoakan orang yang bersedekah agar Allah memberikan ganti dari sedekahnya. Rasul SAW bersabda : “Tidaklah para hamba berada di pagi hari, melainkan pada pagi itu terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdoa, :
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang berinfak’,
sedang yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan (harta) kepada orang yang menahan (hartanya)...” [HR Bukhari]
Tidak hanya menjaga harta, sedekah itu bahkan bisa melipatgandakan harta. Allah SWT berfirman :
اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. [QS Al-hadid: 18].
Allah SWT juga berfirman :
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. ..." [QS Al-Baqarah: 276]
Imam As-Syaukani berkata :
وَيُرْبِى الصَّدَقَاتِ أَيْ يَزِيْدُ فِي الْمَالِ الَّذِي أُخْرِجَتْ صَدَقَتُهُ
Maksud (tafsir) dari kata “dan menyuburkan sedekah” adalah Allah akan menambahi harta yang dikeluarkan sedekahnya”. [Fathul Qadir]
Rasul SAW sangat menganjurkan kita bersedekah. Beliau bersabda :
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ
" setiap muslim itu hendaknya ber-shadaqah".
Mereka (para sahabat) bertanya: "Wahai
Nabi Allah, bagaimana kalau ada yang tidak sanggup?". Beliau menjawab:
"Dia bekerja dengan tangannya sehingga bermanfaat bagi dirinya lalu dia
bershadaqah". Mereka bertanya lagi: "Bagaimana kalau tidak sanggup
juga?". Beliau menjawab: "Dia membantu orang yang sangat memerlukan bantuan".
Mereka bertanya lagi: "Bagaimana kalau tidak sanggup juga?". Beliau
menjawab: "Hendaklah dia berbuat kebaikan (ma'ruf) dan menahan diri dari
keburukan karena yang demikian itu berarti shadaqah baginya". [HR Bukhari]
Bersedekah itu pada hakikatnya membantu sesama, dan hal itu akan mendatangkan manfaat kepada orang yang melakukannya baik di dunia maupun di akhirat. Nabi SAW bersabda :
وَمَن يَسَّرَ علَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللَّهُ عليه في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
Barang siapa yang memudahkan seorang yang berada dalam kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan akhirat. [HR Muslim]
Maka dari itulah sedekah tidak melulu urusan harta sehingga sedekah bukan monopoli orang-orang kaya, sedekah itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Menegaskan hal ini, Nabi SAW bersabda :
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
Setiap kebaikan adalah sedekah.[HR Bukhari]
Lantas apakah bersedekah dengan mengharap Allah memberikan balasan duniawi seperti itu dikategorikan sebagai amal yang ikhlash? Ibnu Ajibah, pensyarah Al-Hikam menggolongkannya dalam kategori ikhlashul Awwam, ikhlasnya kebanyakan manusia, atau ikhlas level terendah dari 3 level ikhlas. Beliau menjelaskan maksudnya :
إِخْرَاجُ الْخَلْقِ مِنْ مُعَامَلَةِ الْحَقِّ مَعَ طَلَبِ الْحُظُوظِ الدُّنْيَوِيَّةِ وَالأُخْرَوِيَّةِ كَحِفْظِ الْبَدَنِ وَالْمَالِ وَسَعَةِ الرِّزْقِ وَالْقُصُورِ وَالْحُورِ
Tidak mengharap imbalan manusia dari muamalahnya bersama Allah, namun masih disertai keinginan untuk mendapatkan bagian duniawi dan ukhrawi seperti terjaganya badan (dari penyakit dan bahaya lainnya), harta dan rizki yang melimpah, beberapa istana dan bidadari surga. [Iyqadzul Himam]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu bersedekah dan membantu sesama tanpa pamrih, hanya mengharap balasan dan ridlo dari Allah SWT.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment