ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abdullah Ibnu Mas’ud RA, Rasul ﷺ bersabda :
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ:
رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسلّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ
آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
”Tidak
boleh iri kecuali pada dua orang
yaitu (1) Orang yang Allah beri harta lalu ia habiskan harta itu
untuk kebaikan. (2) Orang yang Allah beri ilmu lalu ia memutuskan perkara
berdasarkan ilmunya dan ia juga mengajarkan ilmunya.” [HR Bukhari]
Catatan
Alvers
Viral
di medos bahwa Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul aziz Al-Saud dikabarkan
meninggal dunia. Sontak ramai pembicaraan mengenai sosok penggantinya yaitu
putra mahkota Arab yang Bernama Mohammed bin Salman (MBS) yang memiliki
kekayaan bersih individu sekitar 13 milyar pounds atau sekitar Rp 251 triliun.
Itu
belum kekayaan keluarga kerajaan Arab Saudi di belakangnya, yang memiliki
kekayaan bersih 1,3 triliun pound. [cnbcindonesia com] Namun belakangan KJRI
Jeddah memastikan kabar meninggalnya raja salman tersebut adalah hoax.
(23/1/2022). [news.detik.com]
Dengan
kekayaan yang melimpah, MBS bisa membeli apa saja yang dia inginkan termasuk
lukisan Leonardo da Vinci dann Salvator Mundi yang menangkan dari Rumah Lelang
Christie's pada 2017 dengan harga sekitar Rp 6,4 triliun. Lukisan itu kabarnya
ditaruh Mohammed di kapal pesiar kesayangannya. Dan menurut media Inggris The
Sun, MBS memiliki kastil Louis XIV yang sangat besar. [Bisnis com] dan kabar
terbaru, MBS tahun lalu mengambil alih Klub sepak bola Liga Premier Inggris
Newcastle United lewat konsorsium Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF) yang
dipimpinnya (7/10/2021) seharga Rp 5,9
triliun. [SURYA co id]
Setelah
mendengar kabar tersebut boleh jadi terbesit dibenak anda, bagaimana jika aku
menjadi orang kaya seperti MBS? Ya, melamun sah-sah saja. Setiap orang pastilah
kepingin kaya, betul tidak?. Allah SWT berfirman :
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
”Dan
manusia sangat cinta kepada harta.” [QS Al-Adiyat : 8]
Memiliki
harta bukanlah tercela, menjadi kaya bukanlah satu kejelekan. Rasul SAW
bersabda :
لا بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى
”Tidak
masalah memiliki kekayaan, bagi orang yang bertaqwa.” [HR Ahmad]
Bahkan
kekayaan itu akan menjadi kebaikan jika orangnya shalih. Rasul SAW bersabda :
نِعْمَ الـمَالُ الصَّالِـح مَعَ
الرَّجُل الصَّالِـح
“Sebaik-baik
harta adalah harta yang baik itu dimiliki oleh orang shalih.” [HR Ibnu Hibban]
Lantas
bagaimana hukumnya berkeinginan menjadi orang kaya? Apakah boleh? Boleh saja.
Rasul SAW mengajarkan doa :
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى
وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
”Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan
kekayaan.” [HR Muslim]
Jadi
berkeinginan kaya tidak apa apa, asalkan disertai usaha dan doa. Tanpa itu
semua, keinginan untuk menjadi orang kaya hanya menjadi lamunan yang menjadi
celah masuknya setan. Maka perlu diketahui bahwa kaya yang paling utama adalah
kaya hati. An-Nawawi menjelaskan hadits tadi :
وَالْغِنَى هُنَا غِنَى النَّفْسِ وَالْاِسْتِغْنَاءُ
عَنِ النَّاسِ وَعَمَّا فِي أَيْدِيْهِمْ
”Kaya
di sini adalah kaya jiwa, tidak membutuhkan bantuan orang lain, dan tidak
mengharapkan harta mereka miliki” [Syarh Shahih Muslim]
Mengapa
demikian, karena kaya harta tidak akan menjadikan seseorang puas dengan yang
telah dimiliki, bahkan dia terus berusaha untuk menambah hartanya. Yang
demikian itu tidaklah menjadikannya Bahagia. Baginda Nabi Saw bersabda :
لَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ
مَالٍ لَابْتَغَى ثَالِثًا وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ
Jika
seseorang memiliki dua lembah harta niscaya dia akan mencari lembah yang ketiga
dan tidak akan bisa memenuhi perut seseorang melainkan tanah. [HR Bukhari]
Bahkan
Ingin menjadi orang kaya agar bisa banyak memberikan kebaikan merupakan satu
hal yang terpuji. Rasul SAW bersabda :
لاَ حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ:
رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسلّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الحَقِّ، وَرَجُلٌ
آتَاهُ اللَّهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
”Tidak
boleh iri kecuali pada dua orang: (1) Orang yang Allah beri harta, dan dia
habiskan harta itu untuk kebaikan. (2) Orang yang Allah beri ilmu, dia
memutuskan perkara berdasarkan ilmunya dan dia juga mengajarkan ilmunya.” [HR
Bukhari]
Lebih
lanjut, keinginan yang demikian akan mendatangkan pahala. Kok bisa? Rasulullah
SAW juga bersabda : “Perumpamaan umat ini seperti empat kelompok manusia: (1)
Seseorang yang Allah beri harta dan ilmu agama, maka dia beramal dengan
hartanya sesuai ilmunya, dia infakkan hartanya sesuai kewajibannya. (2)
Seseorang yang Allah beri ilmu, tapi tidak Allah beri harta. Dia berkata,
لَوْ كَانَ لِي مِثْلُ مَالِ هَذَا،
عَمِلْتُ فِيهِ مِثْلَ الَّذِي يَعْمَلُ
”Andai
aku punya harta seperti dia (kelompok pertama), niscaya aku akan berbuat
seperti yang dia lakukan”.
Maka
mereka berdua mendapatkan pahala yang sama.”
(3)
Seseorang yang Allah beri harta, namun tidak Allah beri ilmu. Dia menghabiskan
hartanya dan dia keluarkan hartanya pada tempat yang bukan haknya.” (4)
Seseorang yang tidak Allah beri harta dan tidak pula ilmu. Maka dia
berangan-angan, ”Andai aku punya harta seperti dia (kelompok ketiga), niscaya
aku akan berbuat seperti orang itu.” Maka Mereka berdua mendapatkan dosa yang
sama.” [HR Ahmad]
Senada
dengan hadits tersebut, terdapat hikayah yang disampaikan oleh Al-Faqih Abul
Laits. Dahulu ada seorang ahli ibadah dari kalangan bani israil melewati
gundukan pasir, saat itu bani israil sedang dilanda kelaparan, lantas dia
berangan-angan dalam dirinya bahwa andai ini (gundukan pasir) adalah gandum
pastilah akan mengenyangkan perut bani israil. Kemudian Allah mewahyukan kepada
salah satu nabi-Nya untuk menyampaikan pada orang tersebut :
إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ أَوْجَبَ لَكَ
مِنَ الْأَجْرِ مَا لَوْ كَانَ دَقِيْقًا فَتَصَدَّقْتَ بِهِ
Bahwasannya
Allah Ta’ala telah memberi pahala kepadamu dimana tumpukan pasir itu menjadi gandum
lalu engkau sedekahkan.
[Tanbihul Ghafilin]
Namun demikian janganlah karena keinginan
untuk menjadi kaya belum tercapai, menjadikan anda menunda-nunda berbuat baik. Segeralah
lakukan kebaikan yang bisa dilakukan sekarang, dan jangan tunda-tunda sebab
Rasul SAW bersabda :
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا هَلْ
تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا أَوْ غِنًى مُطْغِيًا أَوْ مَرَضًا
مُفْسِدًا أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا أَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا أَوْ الدَّجَّالَ
فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ أَوْ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ
“Bersegeralah kalian melakukan kebaikan sebelum
datangnya 7 perkara, tidaklah kalian menunggu selain (1) kefakiran
yang membuat lupa, (2)
kekayaan yang melampaui batas, (3) penyakit yang merusak, (4) masa
tua yang melemahkan, (5)
kematian yang menyergap tiba-tiba, (6) menunggu
dajjal padahal ia adalah seburuk-buruknya yang ditunggu, atau (7) menunggu
datangnya kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang sangat berat dan
menakutkan.” [HR Tirmidzi]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk berkeinginan menjadi baik dan
melakukan kebaikan serta menjadikan harta yang kita miliki sebagai sarana
mencapai ridlo-Nya.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment