ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Anas bin Malik RA, Rasul ﷺ bersabda :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ
الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ
Sesungguhnya
sedekah itu bisa memadamkan amarah tuhan dan menolak kematian yang jelek. [HR
Tumudzi]
Catatan
Alvers
Ada
yang menakjubkan di tengah-tengah kecelakaan viral yang terjadi di Balikpapan pada hari jumat lalu, dimana tampak beberapa motor rusak dan ringsek di jalan
raya namun ada satu motor yang tampak masih utuh lengkap dengan sebuah plastik
berisi kotak atau bungkusan putih yang digantungkan di motor tersebut. Dua
pengendaranya pun selamat dan hanya mengalami luka ringan. Dan ternyata plastik
bungkusan tersebut berisi kue sedekah yang rencananya akan dibagikan setiap
hari Jumat. [matamata com]
Mereka
berdua adalah suami Istri bernama Siti Marwiyah dan suaminya Bowo. Pagi itu
seperti biasa mereka selalu pergi ke toko kue untuk membeli beberapa kue yang
akan dibagikan gratis yang dilakukan rutin setiap hari Jumat. Saat kecelakaan
maut itu terjadi dimana semua pengendara di sampingnya terpental diseruduk truk
kontainer hingga luka-luka serius, patah kaki bahwan tewas ditempat ternyata
keduanya hanya luka memar di lengan. Seakan Allah tahu bahwa di kue itu ada
rizki yang harus diberikan ke orang yang membutuhkan melalui tangannya.
[radarbanyumas co id]
Kejadian
tersebut semakin meyakinkan kita akan keajaiban sedekah. Sedekah bisa
menghindarkan dari kematian yang buruk sebagaimana keterangan hadits utama
diatas. Imam Nawawi Al-bantani menjelaskan maksud dari kematian yang buruk
adalah :
مَا لَا تُحْمَدُ عَاقِبَتُهُ مِنَ
الْحَالاَتِ الرَّدِيْئَةِ كَالْحَرْقِ وَالْغَرقِ
Kematian
yang jelek endingnya berupa kondisi yang jelek (mengenaskan) seperti terbakar
atau tenggelam. [Tanqihul Qaulil Hatsits]
Dalam
hadits lain, Rasul SAW bersabda :
الصَّدَقَةُ تَسُدُّ سَبْعِينَ بَابًا
مِنَ السُّوءِ
Sedekah
itu dapat menutup
70 pintu kejelekan. [HR Thabrani]
Keberadaan sedekah yang dapat menolak
berbagai kejelekan tidak hanya dikenal dalam teori, namun dalam kenyataannya
juga demikian. Ibnul Qayyim berkata :
وَلِلصَّدَقَةِ تَأْثِير ٌعَجِيْبٌ فِي
دَفْعِ أَنْوَاعِ الْبَلاَءِ وَلَوْ كَانَتْ مِنْ فَاجِرٍ أَوْ ظَالِمٍ بَلْ مِنْ
كَافِرٍ وَهَذَا أَمْرٌ مَعْلُوْمٌ عِنْدَ النَّاسِ وَأَهْلُ الْأَرْضِ
مُقِرُّوْنَ بِذَلِكَ
Sedekah
itu memiliki pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai macam bala
bencana. Bahkan, sekalipun itu dari orang yang ahli maksiat, dzalim, maupun
orang kafir. Khasiat sedekah seperti ini diketahui oleh banyak orang bahkan
seluruh penduduk bumi mengakuinya hal tersebut.” [Durus Ramadhan]
Maka dari itu ada anjuran sebagian
ulama masakini untuk melakukan sedekah subuh, agar sepanjang hari kita
terhindar dari balak bencana, sesuai dengan anjuran hadits :
بَاكِرُوا بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ
الْبَلَاءَ لَا يَتَخَطَّى الصَّدَقَةَ
Segerakanlah
mengeluarkan sedekah karena balak bencana tidak akan bisa melewati (orang yang
mengeluarkan) sedekah. [HR baihaqi]
Menguatkan keajaiban sedekah, Syekh Nawawi Al-Bantani menceritakan bahwa pada zaman Nabi
Sulaiman AS hiduplah seorang laki-laki yang mempunyai pohon besar di samping rumahnya.
Di atas pohon tersebut terdapat sarang burung yang berisi beberapa anak merpati (Rawsyanah).
Kemudian istrinya
menyuruhnya untuk
mengambil anak merpati untuk dijadikan makanan bagi
anak-anak mereka. Laki-laki itu pun lantas melakukanya. Selepas kejadian itu,
induk merpati menghadap baginda Nabi Sulaiman AS untuk mengadukan kejadian
tersebut. Akhirnya Nabi Sulaiman memanggil
laki-laki itu dan menyuruhnya untuk bertobat. Laki-laki
itu berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk tidak akan mengulangi perbuatannya.
Suatu
ketika, si istri menyuruhnya untuk mengambil anak merpati lagi. Laki-laki itu
pun berkata kepada istrinya, “Aku tidak akan melakukanya lagi sebab
Nabi Sulaiman telah melarangku untuk berbuat yang demikian.” Istrinya menjawab,
“Apakah kamu menyangka Nabi Sulaiman akan mempedulikan dirimu atau merpati itu?
Sedangkan ia selalu sibuk dengan urusan kerajaannya.” Si istri tak henti-henti
membujuknya agar ia mau melakukanya lagi. Hingga akhirnya ia terbujuk juga.
Seperti
biasanya ia memanjat pohon besar itu dan mengambil anak merpati lagi. Induk
merpati kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian itu. Nabi
Sulaiman pun menjadi marah karenanya. Kemudian Nabi Sulaiman memanggil dua
setan, yang satu berasal dari ujung timur dan yang satunya berasal dari penjuru
barat. Nabi Sulaiman AS berkata kepada dua setan itu,
اِلْزَمَا الشَّجَرَةَ فَإِذَا عَادَ
الرَّجُلُ إِلَى الْأَفْرَاخِ فَخُذَا بِرِجْلَيْهِ وَأَلْقِيَاهُ مِنَ
الشَّجَرَةِ
“Jagalah
pohon besar itu. Dan ketika laki-laki itu mengulang perbuatannya mengambil anak
merpati itu. Raih kedua kakinya dan jatuhkan ia dari pohon itu.”
Kedua
setan itu pun bergegas pergi dan menjaga pohon itu. Ketika merpati sudah
beranak lagi, laki-laki itu segera memanjat dan meletakkan kedua kakinya pada
pohon itu. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu
ia menyuruh istrinya untuk memberikan sesuatu (bersedekah). Lantas istrinya
berkata, “Aku tidak punya apa-apa.” Laki-laki itu turun dari pohon dan
mengambil segenggam makanan. Lalu ia memberikannya kepada si pengemis
itu. Setelah itu ia kembali memanjat pohon dan mengambil anak merpati.
Setelah
itu, induk merpati
kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian tersebut kepadanya.
Nabi Sulaiman bertambah marah. Kemudian ia memanggil kedua setan yang diberi
tugas menjaga pohon itu. Nabi Sulaiman berkata pada kedua setan itu, “Kalian
berdua telah mengkhianatiku!” Dua setan itupun menjawab, “Kami sama sekali
tidak menghianatimu. Kami terus menjaga pohon itu. Hanya saja, ketika laki-laki
itu memanjat pohon datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia
memberikan segenggam gandum untuk pengemis itu. Saat ia kembali memanjat pohon,
kami sudah bergegas untuk meraihnya. Namun tiba-tiba Allah mengutus dua
malaikat. Salah satu dari mereka meraih leherku dan melemparku sampai di tempat
terbitnya matahari. Sedang yang satunya lagi meraih leher sahabatku dan
melemparnya sampai di tempat terbenamnya matahari.” [Tanqihul Qaulil Hatsits]
Perlu diketahui bahwa banyak
hadits dhaif tentang keutamaan sedekah, namun demikian hadits tersebut boleh
diamalkan. Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami
(w. 974 H) berkata :
وَقَدْ تَقَرَّرَ أَنَّ الْحَدِيثَ
الضَّعِيفَ وَالْمُرْسَلَ وَالْمُنْقَطِعَ وَالْمُعْضِلَ ، وَالْمَوْقُوفَ
يُعْمَلُ بِهَا فِي فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ إجْمَاعًا... وَلَا يُنْكِرُ ذَلِكَ
إلَّا جَاهِلٌ مَغْرُورٌ
Telah menjadi ketetapan bahwa hadits dha’if, mursal, munqathi’, mu’dhal,
dan mauquf, dapat diamalkan pada ranah
“fadhail al-a’mal” (motivasi) dan tidaklah mengingkarinya kecuali orang
bodoh lagi tertipu. [al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra]
Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu membantu orang lain dan
bersedekah sehimgga kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya dan terhindar dari balak bencana.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment