ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA,
Rasul ﷺ bersabda :
التَّاجِرُ
الْأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ الشُّهَدَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Pedagang muslim yang jujur kelak
di hari kiamat akan dikumpulkan bersama para syuhada’.” [HR Ibnu Majah]
Catatan Alvers
Islam tidak memungkiri keberadaan
manusia di dunia yang membutuhkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Maka Islam menganjurkan kaum muslimin untuk bekerja. Rasul SAW
bersabda :
إِنَّ
اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِفَ
Sesungguhnya Allah mencintai
orang mukmin yang bekerja. [HR Baihaqi]
Islam tidak menganjurkan manusia
untuk bermalas-malasan apalagi hanya berpangku tangan dengan menunggu pemberian
orang lain, apapun alasannya.
Nabi Isa AS suatu Ketika
menemukan seseorang yang beribadah sepanjang hari lalu beliau bertanya : Lantas
siapa yang menanggung kebutuhanmu? Maka ia menjawab : saudaraku. Nabi Isa AS
berkata :
أَخُوْكَ
أَعْبَدُ مِنْكَ
Kalau begitu, saudaramu (yang
bekerja dan menanggung kebutuhanmu) itu lebih banyak (pahala) ibadahnya
daripada kamu. [Ihya Ulumiddin]
Suatu Ketika ada orang bertanya,
“Pekerjaan apakah yang paling baik, Wahai Rasulullah?” Beliau jawab:
عَمَلُ
الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
“Pekerjaan seseorang dari jerih
payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang baik.” [HR Ahmad]
Ajaran demikian dipraktekkan oleh
Abdurraman bin Auf. Ketika ia datang di
Madinah, Nabi SAW mempersaudarakannya dengan Sa’ad bin Ar Rabi’ Al-Anshari.
Lalu Sa’ad menawarkan kepada Abdurrahman agar ia menikahi satu dari dua
istrinya dan menerima pemberian separoh harta (pekarangan)nya. Namun
Abdurrahman berkata:
بَارَكَ
اللَّهُ لَكَ فِي أَهْلِكَ وَمَالِكَ دُلَّنِي عَلَى السُّوقِ
“semoga Allah memberkahi
keluargamu dan hartamu, tapi cukup tunjukkan kepadaku dimana letak pasar”.
Lalu di sana Abdurrahman
mendapatkan untung berupa aqith dan minyak samin” [HR Bukhari]
Maka semua kaum muslim dianjurkan
bekerja tak terkecuali para nabinya. Rasul SAW bersabda : “Tidaklah seseorang
mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih
payah tangannya sendiri”.
وَإِنَّ
نَبِىَّ اللَّهِ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ
يَدِهِ
“Dan
sesungguhnya nabi Daud AS dahulu senantiasa makan dari jerih payahnya sendiri.”
[HR Bukhari]
Maka bekerja itu bukanlah
perilaku yang rendah dan hina bahkan ia adalah perilaku yang mulia sehingga Abu
Qilabah menasehati Ayyub As-Sakhtiyani :
الْزَمْ
سَوْقَكَ فَإِنَّ فِيهِ غِنًى عَنِ النَّاسِ وَصَلَاحًا فِي الدِّينَ
Tetaplah bekerja di pasar
(toko)mu, karena didalamnya terdapat kemandirian dan kebaikan dalam agama. [HR
Baihaqi]
Namun demikian yang perlu diingat
bahwa jangan sampai kegiatan bekerja menjadi alasan seseorang meninggalkan
ibadah. Allah SWT berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ
ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa
yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi,” [QS Al
Munafiqun: 9].
Bekerja juga jangan sampai
menghalalkan segala cara. Praktek di lapangan, banyak kita temukan orang
bekerja dengan cara menipu dan menghalalkan segala cara. Hal ini dikarenakan
manusia sangat ambisi kepada harta. Allah SWT berfirman :
وَتُحِبُّونَ
الْمَالَ حُبًّا جَمًّا
“Dan kalian mencintai harta
dengan kecintaan yang berlebihan.” [QS Al-Fajr : 20]
Maka tak heran Rasul SAW menyebut
banyak pedagang sebagai penjahat. Rasul SAW bersabda :
إِنَّ
التُّجَّارَ هُمُ الْفُجَّارُ قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ أَحَلَّ
اللَّهُ الْبَيْعَ؟ قَالَ: بَلَى وَلَكِنَّهُمْ يُحَدِّثُونَ فَيَكْذِبُونَ
وَيَحْلِفُونَ فَيَأْثَمُونَ
"Para pedagang mereka adalah
para pendosa". Di antara para Shahabat ada yang bertanya: "Ya
Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli ?". Rasulullah
menjawab: "Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering
bersumpah dengan sumpah palsu". [HR Ahmad]
Suatu Ketika Rasulullahﷺ
melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya,
lalu jari-jari beliau mengenai sesuatu yang basah, lantas beliau bersabda,
‘Wahai pemilik makanan, apa ini?’, dia berkata, ‘Terkena hujan, wahai
Rasulullah’. Beliau bersabda,
أَفَلَا
جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي
‘Kenapa engkau tidak
meletakkannya di atas makanan, supaya orang-orang melihatnya, barang siapa yang
berbuat curang, maka dia bukan dari golonganku’ [HR Muslim]
Belum lagi ada faktor lain,
yaitu setan yang terus menyesatkan manusia. Rasul SAW bersabda :
يَا
مَعْشَرَ التُّجَّارِ إِنَّ الشَّيْطَانَ وَالْإِثْمَ يَحْضُرَانِ الْبَيْعَ
فَشُوبُوا بَيْعَكُمْ بِالصَّدَقَةِ
"Wahai para pedagang, sesungguhnya setan
dan dosa selalu hadir dalam jual beli, karenanya iringilah jual belimu dengan
banyak-banyak bersedekah". [HR Tirmidzi]
Jika para pedagang bisa konsisten
dalam kejujuran dan kebaikannya maka justru mereka mendapatkan kemuliaan yang
luar biasa sebagaimana hadits utama di atas. Dan Rasul SAW juga bersabda
:
إِنَّ
أَطْيَبَ الْكَسْبِ كَسْبُ التُّجَّارِ الَّذِينَ إِذَا حَدَّثُوا لَمْ
يَكْذِبُوا، وَإِذَا ائْتُمِنُوا لَمْ يَخُونُوا، وَإِذَا وَعَدُوا لَمْ
يُخْلِفُوا، وَإِذَا اشْتَرَوْا لَمْ يَذُمُّوا، وَإِذَا بَاعُوا لَمْ يُطْرُوا،
وَإِذَا كَانَ عَلَيْهِمْ لَمْ يَمْطُلُوا، وَإِذَا كَانَ لَهُمْ لَمْ يُعَسِّرُوا
“Sesungguhnya sebaik-baik
penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak
bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak
mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan
(dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan
apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” [HR
Baihaqi]
Harta merekapun akan banyak
diberkahi oleh Allah SWT. Rasul SAW bersabda :
اَلْبَيِّعَانِ
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُوْرِكَ لَهُمَا
فِيْ بَيْعِهِمَا، وَإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Penjual dan pembeli, mempunyai
hak untuk meneruskan atau membatalkan akad mereka selama keduanya belum
berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (kelebihan dan kekurangan barang)
maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Namun sekiranya keduanya
menyembunyikan (kecacatan) serta berdusta, maka keberkahan jual belinya terhapus.”
[HR Bukhari]
Allah juga akan memberikan
rahmat-Nya kepada pedagang yang memberi kemudahan kepada pelanggannya dan
sebaliknya pembeli yang mudah ketika bertransaksi. Rasulullah ﷺ bersabda :
رَحِمَ
اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى
Allah merahmati seorang yang
mudah ketika menjual, membeli, menagih hutang [HR Bukhari]
Hal yang demikian bisa dilakukan
jika perdagangan tidak hanya diniati untuk mencari keuntungan semata namun
juga mencari pahala dengan berbuat baik kepada orang lain. Al-Hafidz Abul Qasim
At-Thabrani menceritakan sahabat Jarir bin Abdillah Al-Bajaly bahwa suatu
ketika ia menyuruh budaknya untuk membelikan seekor kuda untuknya. Sejurus
kemudian budaknya menghadap kepadanya dengan membawa kuda seharga 300 dirham
dan pemiliknya. Jarir, sang majikan berkata :
فَرَسُكَ
خَيْرٌ مِنْ ثَلَثِمِائَةِ دِرْهَمٍ أَتَبِيْعُهُ بِأَرْبَعِمَائِةِ دِرْهَمٍ؟
“Kudamu ini bisa laku diatas 300
dirham. Bagaimana kalau kau menjualnya dengan harga 400 dirham?
Penjual berkata : itu terserah
kepadamu wahai (jarir) Aba Abdillah!.
Lalu Jarir berkata lagi : “Kudamu ini bisa laku diatas 400 dirham.
Bagaimana kalau kau menjualnya dengan harga 500 dirham? “ dan ia terus
Penjual berkata : itu terserah
kepadamu wahai (jarir) Aba Abdillah!.
Lalu Jarir berkata lagi : “Kudamu ini bisa laku diatas 400 dirham.
Bagaimana kalau kau menjualnya dengan harga 500 dirham? “ dan ia terus menaikkan
harga pembeliannya hingga iapun membeli kuda tersebut dengan harga 800 dirham.
Lalu ia berkata :
بَايَعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ عَلىَ النُّصْحَ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Aku telah mengucapkan janji setia
kepada Rasulullah untuk berbuat baik kepada setiap muslim. [Al-Minhaj Syarah
Muslim]
Subhanallah, pernahkah kita
melakukan hal yang demikian. Setidaknya janganlah seseorang menawar ketika
membeli sayuran di toko tradisional sementara ia ringan membayar
ketika belanja di toko modern atau di mall bahkan tidak mengambil kembaliannya.
Wallahu A’lam. Semoga Allah
al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk bekerja dengan baik dan tetap
beribadah sepanjang masa bekerja dan meniatkan juga untuk membantu orang lain.
Salam Satu Hadits
Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag
Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di
tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu Anni Walau Ayah”
Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul
Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia
wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment