ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Sahl bin Sa’d RA, Rasul ﷺ bersabda :
لَوْ كَانَتْ
الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا
شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya
dunia ini bagi Allah seperti sayap seekor nyamuk, tentu Dia tidak akan
memberikan minuman kepada orang kafir walau hanya setetes air.” [HR Tirmidzi]
Catatan
Alvers
Kasus
demam berdarah dengue (DBD) di Kota Malang melonjak dalam beberapa waktu
terakhir. Sampai saat ini (23/1/2022) sudah 45 orang dirawat gegara DBD. Dari
jumlah itu, satu orang dinyatakan meninggal dunia. Penambahan kasus DBD ini
diakibatkan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah. Belum lagi, hujan lebat
melanda yang mengakibatkan adanya genangan air di sudut rumah menjadi lokasi
jentik-jentik nyamuk bersarang. Pelaksanaan fogging dirasa belum dirasa optimal
memberantas pangkal penyebab DBD sebab fogging hanya akan mematikan jenis
nyamuk dewasa saja, sementara untuk pemberantasan harus mulai dari pangkalnya
yaitu dengan program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) dan juga program
pemberantasan sarang nyamuk (PSN). [malang suara com]
Jadi
memberantas nyamuk DBD adalah dengan kebersihan, bukankah kebersihan itu
diperintahkan agama dan ia adalah sebagian dari iman?. Saya jadi teringat lagu
anak yang dipopulerkan oleh Enno Lerian pada tahun 2010 silam. “Banyak nyamuk
dirumahku, Gara-gara aku Malas bersih-bersih. Dikamarku, Banyak nyamuk. Aduh
mama aku jadi susah tidur. Nyamuk-nyamuk nakal Sukanya menggoda aku, Sukanya
membikin kotor. Aduh mama aku jadi susah tidur”.
Nyamuk
adalah binatang yang dijadikan perumpamaan Oleh Allah SWT.
إِنَّ اللَّهَ
لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا
الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا
الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا
Sesungguhnya
Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari
itu. Adapun orang-orang yang beriman,
maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka
yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?.”
[Al-Baqarah : 26]
Apa
sih pelajaran dari nyamuk, binatang yang kita anggap tak berguna? Bahkan kita
berusaha untuk membasminya. Ubaidillah bin Abi ziyad berkata : Aku melihat
Salim membunuh nyamuk di mekkah dan ia berkata : kita diperintahkan membunuh ular
dan kalajengking karena itu adalah musuh (yang membahayakan) dan ini (nyamuk)
juga musuh (yang membahayakan). [Mushannaf Ibnu Abi Syaibah]
Nyamuk
adalah makhluk ciptaan Allah yang kecil dan lemah namun demikian orang bisa
mati karenanya seperti kasus DBD di atas. Lihatlah juga kasus yang menimpa Raja
Namrudz bin Kan’an, Orang pertama yang sombong “Jabbar” di muka bumi yang
mengaku-ngaku menjadi tuhan dengan perkataannya “Akulah yang menghidupkan dan
mematikan”. Bala tentaranya binasa karena gigitan jutaan nyamuk yang menyisakan
tulang belulang mereka. Lalu khusus untun Namrudz, Allah mengutus seekor nyamuk
saja untuk masuk ke kepalanya melalui lubang hidungnya dan nyamuk itu terus
bertahan di kepala Namrud dan menyiksanya selama 400 tahun sehingga ia
memukul-mukul kepalanya sendiri dengan “mathariq” (palu) sebagai balasan atas
kedzalimannya selama 400 tahun. [Fathul Qadir Lis-Syaukani]
Abul
Aliyah Ketika menafsiri ayat di atas mengatakan “Jika manusia telah tiba
ajalnya maka mereka seperti nyamuk. Ia bisa bertahan hidup ditengah kelaparan
dan akan mati Ketika tiba ajalnya meskipun dalam kondisi kenyang. Seperti
itulah orang-orang yang dibuat perumpamaan oleh Allah, Ketika mereka
bergelimang harta dan berada dalam puncak kejayaannya maka Allah membinasakan mereka.”
[Tafsir Ibnu Abi Hatim]
Nyamuk
adalah hewan yang ringan bobotnya sehingga bisa terbang dengan mudah, dan yang
paling ringan lagi adalah bagian sayapnya. Dengan kondisi demikian maka sayap nyamuk
dijadikan perumpamaan timbangan yang sangat ringan. Rasul SAW bersabda :
إِنَّهُ
لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيمُ السَّمِينُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَزِنُ عِنْدَ
اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ
Pada
hari kiamat, ada seorang lelaki yang besar lagi gemuk namun timbangannya di
sisi Allah tidak lebih berat dari satu sayap dari seekor nyamuk. [HR Bukhari]
Maka
dalam islam, kemuliaan seseorang tidaklah diukur dengan kwantitas berat badan
sebagaimana hadits tadi, dan juga tidak diukur dengan kwantitas like dan
subscribe sebagaimana keterangan hadits berikut :
إِنَّ الْعَبْدَ
لَيَنْشُرُ لَهُ مِنَ الثَّنَاءِ مَا يَمْلَأُ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغرِبِ
وَمَا يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
Terdapat
seseorang yang mendapat pujian manusia dari ujung timur hingga ujung barat
namun di sisi Allah timbangan kebaikannya tidaklah melebihi berat sayap seekor
nyamuk. [Ihya Ulumiddin]
Oleh
karena itu janganlah tertipu dengan pujian atas amal baik berapapun banyaknya. Ibnu
Ajibah berkata : Tidak seyogyanya seorang hamba melihat (mengandalkan) amal ibadahnya
meskipun sangat banyak, tidak pula tingkah lakunya meskipun sangat baik karena malaikat
peneliti amal sangatlah jeli dan teliti dan malaikat yang mengawasi hati
sangatlah tahu hal yang sebenarnya.
فَكَمْ مِنْ طَاعَةٍ
تَعْظُمُ فِي عَيْنِ صَاحِبِهَا كَأَمْثَالِ الْجِبَالِ لَا تُسَاوِي عِنْدَ اللهِ
جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
Maka
betapa banyak amal kebaikan yang dianggap agung di mata pelakunya layaknya
gunung yang besar namun amal tersebut di sisi Allah tidaklah seimbang beratnya
dengan sayap seekor nyamuk. [Iqadul Himam]
Amal
kebaikan seperti sedekah misalnya tidak hanya dilihat dari pelaksanaannya namun
juga dari sumbernya. Jabir RA meriwayatkan ada seseorang bertanya “Wahai Rasulallah,
Aku berdagang miras (Khamr) dan aku banyak mendapatkan uang darinya. Apakah
bermanfaat bagiku jika harta hasil miras tadi aku infaqkan di jalan Allah SWT?”.
Rasul SAW menjawab : Jika engkau menggunakannya untuk haji, jihad, sedekah maka
hal itu tidaklah bernilai melebihi sayap seekor nyamuk sebab Allah tidak akan
menerima amal kecuali dari yang baik (halal) saja”. [Al-Kaba’ir] Dari kejadian
ini, turunlah Ayat :
قُلْ لَا
يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ
Katakanlah
: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk
itu membuatmu takjub” [QS Al-Maidah : 100]
Kebaikan
dan keburukan sekecil apapun akan dilihat Allah dan akan dibalas dengan
setimpal baik di dunia maupun di akhirat. Contoh kasus dalam hal niat untuk menipu.
Rasul SAW bersabda :
وَمَا حَلَفَ
حَالِفٌ بِاللَّهِ يَمِينَ صَبْرٍ فَأَدْخَلَ فِيهَا مِثْلَ جَنَاحِ بَعُوضَةٍ
إِلَّا جُعِلَتْ نُكْتَةً فِي قَلْبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Tidaklah
seseorang bersumpah atas nama Allah setelah ia dipaksa bersumpah (untuk
memperkuat dakwaannya) lalu ia sedikit kebohongan seberat sayap nyamuk dalam
sumpahnya melainkan hal itu akan menjadi noktah hitam dalam hatinya sampai hari
kiamat. [HR Tirmidzi]
Nyamuk
juga digunakan sebagai simbol pekerjaan yang sangat ringan. Hal ini dinyatakan
oleh malaikat maut yang tugasnya mencabut nyawa. Meskipun setiap saat ia
mencabut nyawa namun ia sadar bahwa ia tidak bisa apa-apa tanpa ijin Allah SWT.
Semestinya kita memiliki kesadaran seperti itu pula. Ia berkata :
وَاللَّهِ يَا
مُحَمَّدُ لَوْ أَرَدْتُ أَنْ أَقْبِضَ رُوحَ بَعُوضَةٍ مَا قَدَرْتُ عَلَى ذَلِكَ
حَتَّى يَكُونَ اللَّهُ هُوَ أَذِنَ بِقَبْضِهَا
Wahai
Muhammad, jika aku ingin mencabut nyawa seekor nyamuk maka aku tidak bisa
melakukannya sehingga aku mendapat ijin dari Allah SWT. [HR Thabrani]
Nyamuk
juga dijadikan perumpamaan dunia sebagaimana hadits di atas. “Seandainya dunia
ini bagi Allah (berharga) seperti sayap seekor nyamuk, tentu Dia tidak akan
memberikan minuman kepada orang kafir walau hanya setetes air.” [HR Tirmidzi] Dalam
Riwayat lain kata “orang kafir” disebut dengan redaksi “Muysrik” [HR Baihaqi], “Fir’aun.”
[Tahdzibul Atsar Lit-thabari] Hadits tersebut asbabul wurudnya adalah suatu Ketika
Nabi melintasi daerah bernama Dzul Hulaifah dan beliau melihat bangkai kambing
yang kakinya terangkat ke atas. Beliau bersabda : Apakah kalian lihat bangkai kambing
ini begitu hina bagi pemiliknya? Para sahabat menjawab “Iya”. Beliau bersabda :
“Demi Allah, Dunia lebih hina disisi Allah mengalahkan hinanya bangkai kambing
ini disisi pemiliknya”. [HR Turmudzi] Lalu beliau menlanjutkan sabdanya
sebagaimana hadits utama di atas. Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka
hati dan fikiran kita untuk mengerti perumpamaan berupa nyamuk dan kita terhindar
dari bahaya nyamuk serta binatang bahaya lainnya.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment