ONE
DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Ali bin Abi Thalib RA, Rasul SAW bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ
وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ
رِزْقَهَا
Wahai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mengais rizki
karena setiap jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rizkinya. [HR Ibnu
Majah]
Catatan
Alvers
Nama
Ghozali menjadi trending topic di dunia maya lantaran dirinya menjual foto
selfie dalam bentuk NFT di e-commerce OpenSea dengan nama Ghozali Everyday,
volume perdagangan foto selfie-nya sudah tembus ek angka 277 Ethereum atau
sekitar Rp 13,3 miliar, per 13 Januari 2022. Ia menjual foto selfie-nya selama
lima tahun terakhir, sejak berusia 18 hingga 22 tahun sebagai produk NFT.
Nilai
fantastis itu membuat warganet terkejut dan menyebut Ghozali sebagai pria yang
sangat beruntung di tahun ini. Mahasiswa Udinus Semarang yang memiliki nama
asli Sultan Gustaf Al Ghozali menjual foto selfie sebanyak 932 lewat Non
Fungible Token (NFT). Disamping keberuntungan, Banyak yang menyebut rizki Ghozali
itu didapat atas keistiqamahannya dalam melakukan selfie selama hampir lima
tahun. [Liputan6 com]
Kita
tidak perlu iri dengan keberuntungan ghozali karena Allah sudah mengatur rizki
setiap orang bahkan setiap makhluknya. Allah SWT berfirman :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا
عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
Dan
tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya. [QS Hud : 6]
Seandainya
ada orang yang melakukan apa yang telah dilakukan oleh ghozali tersebut belum
tentu hasilnya seperti itu karena usaha bisa ditiru namun rizki sudah
ditentukan oleh Allah SWT sehingga usaha yang sama belum tentu mendatangkan
rizki yang sama. Maka ada meme mengatakan “Jangan berharap kaya dengan foto
selfie karena kamu bukan ghozali”.
Rizki
setiap orang telah di atur jauh hari ketika berada didalam kandungan. Rasul SAW
bersabda : “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut
ibunya sebagai setetes sperma (nuthfah) selama 40 hari, kemudian berubah
menjadi segumpal darah (‘alaqah) selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal
daging (mudhgah) selama 40 hari”.
وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ
رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.
Kemudian
diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan
untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rizkinya,
ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. [HR. Bukhari]
Jadi
menurut hadits tersebut, rizki itu seperti ajal sama-sama sudah ditentukan
kadarnya bahkan Rasul SAW bersabda :
لَوْ أَنَّ رَجُلا هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ ،
كَهَرَبِهِ مِنَ الْمَوْتِ ، لأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ الْمَوْتُ
“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya
sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mendapatinya
sebagaimana kematian itu akan mendapatinya.” [HR Al-Baihaqi]
Syeikh
Muhammad bin Abi Bakar Al-Ushfuri menceritakan bahwa Ibrahim bin Adham
rahimahullah pada suatu hari keluar menuju tanah lapang, berhenti di suatu
tempat dan menggelar kain untuk makan di atasnya. Tiba-tiba datanglah seekor
burung gagak dengan paruhnya mengambil sepotong roti dari alas makanan, lalu
terbang ke udara.
Ibrahim
merasa heran atas kejadian itu, ia naiki kudanya untuk mengejar burung tadi hingga
sampai ke pegunungan. Sesampainya di lokasi burung berada, Ibrahim melihat
seorang laki-laki dalam keadaan terikat tali sambil berbaring. Ibrahimpun melepaskan
ikatannya serta menanyakan keadaannya. Orang itu berkata, “Aku adalah pedagang.
Datang perampok dan mengambil harta benda, mengikat, serta meletakkanku di
tempat ini. Selama tujuh hari aku berada di sini. Setiap hari datang burung
gagak itu sambil membawa roti duduk di atas dadaku terus mematahkan roti itu
dengan paruhnya dan meletakkan dalam mulutku. Allah tidak membiarkanku
kelaparan dalam hari-hari.” [Al-Mawaidh Al-Ushfuriyyah]
Maka
seyogyanya kita selaku mukmin berikhtiyar dalam mencari rizki tanpa dihantui oleh
perasaan khawatir yang berlebihan serta tidak panik yang menjadikan kita
menghalalkan segala cara. Rasul SAW bersabda: Sesungguhnya ruh qudus (Jibril) membisikkan
ke dalam batinku :
لَنْ تَمُوْتَ نَفْسٌ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا
فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي
الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّكُمْ اِسْتَبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ تَطْلُبُوْهُ
بِمَعَاصِي اللهِ فَإِنَّهُ لاَ يُدْرَكُ مَا عِنْدَهُ إِلاَّ بِطَاعَتِهِ
“bahwa
setiap jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rizkinya.
Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara mengais rizki. Jangan sampai tertundanya rizki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara
bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh
kecuali dengan taat kepada-Nya.” [HR Baihaqi]
Setelah
berikhtiyar secara maksimal maka hendaknya kita merasa puas akan hasil yang
kita dapatkan dan tidak perlu membanding-bandingkan dengan rizki orang lain
bahkan iri kepada rizki mereka. Umar bin Khathab RA pernah menulis surat kepada
Abu Musa al-Asy'ari yang isisya :
وَاقْنَعْ بِرِزْقِكَ مِنَ الدُّنْيَا فَإِنَّ
الرَّحْمَنَ فَضَّلَ بَعْضَ عِبَادِهِ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ
"Merasa cukuplah dengan rizkimu di dunia, sesungguhnya
Allah yang maha pengasih telah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang
lain dalam hal rizki" [Tafsir
Ibnu Katsir]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan
fikiran kita untuk selalu berikhtiyar dalam mengais rizki
dengan cara yang baik lagi halal serta menerima hasilnya dengan lapang dada dan
suka cita.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment