ONE DAY ONE HADITH
Diriwayatkan
dari Abdillah bin Zam’ah RA, Rasul SAW bersabda :
لَا يَجْلِدُ أَحَدُكُمْ امْرَأَتَهُ جَلْدَ
الْعَبْدِ ثُمَّ يُجَامِعُهَا فِي آخِرِ الْيَوْمِ
“Janganlah
seseorang di antara kalian memukul istrinya seperti memukul hamba sahaya
kemudian ia menggaulinya di ujung malam”. [HR Bukhari]
Catatan
Alvers
Wanita
dikenal makhluk yang lebih cerewet dibanding pria. Dalam sehari saja wanita
bisa berbicara 20 ribu kata, sedangkan pria hanya 7.000 kata. Apa alasannya? Penyebabnya
adalah protein Foxp2 atau protein bahasa yang lebih banyak dimiliki Wanita pada
manusia dan lebih banyak dimiliki oleh jantan pada tikus. [www liputan6 com]
Wanita
yang cerewet dalam Bahasa arab disebut dengan “Mutasyaddiqah” yang berarti Wanita
yang banyak bicara. Orang arab mengkategorikan Wanita yang cerewet termasuk
salah satu dari enam kategori Wanita yang seyogyanya dijauhi dan tidak dijadikan
sebagai istri. [Ihya Ulumuddin] Mengapa demikian? Karena istri yang cerewet
termasuk ujian besar bagi suami dalam rumah tangganya. Imam Ghazali berkata :
وَالصَّبْرُ عَلَى لِسَانِ النِّسَاءِ
مِمَّا يُمْتَحَنُ بِهِ الْأَوْلِيَاءُ
Bersabar
atas ucapan istri adalah sebagian ujian dari para wali Allah [Ihya Ulumuddin]
Maka
dari itu, hanya suami-suami pilihan yang bisa bertahan hidup berumah tangga dengan
istri yang cerewet. Suami tersebut adalah para kekasih Allah ataupun orang yang
bertakwa kepada Allah karena pria seperti meraka memiliki kesabaran tingkat
tinggi.
Suatu
Ketika ada seseorang menghadap kepada Al-Hasan Al-Bashri untuk mengadukan
permasalahannya yaitu putrinya dipinang oleh banyak orang sehingga ia bingung siapakah
yang akan ia terima. Lalu Al-Hasan Al-Bashri berkata :
مِمَّنْ يَتَّقِي اللهَ فَإِنْ أَحَبَّهَا
أَكْرَمَهَا ، وَإِنْ أَبْغَضَهَا لَمْ يَظْلِمْهَا
(Nikahkanlah)
dengan pria yang bertakwa (takut) kepada Allah karena jika si pria mencintai
putrimu maka ia akan memuliakannya dan jika ia murka maka ia tidak akan menganiayanya.
[Mauidhatul Mu’minin]
Memiliki
istri yang cerewet beresiko menjadikan sang suami beruban lebih cepat. Di antara
doa Ibnu Abbas RA adalah :
اللَّهُمَّ إنِّي أّعُوذُ بِكَ مِنْ
جَارِ السُّوءِ، وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ المَشِيبِ...
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari tetangga yang jahat; dan dari pasangan (istri) yang menjadikanku
tua (beruban) sebelum waktunya. [HR. Thabrani]
Namun
bagi anda yang sudah beristri dan ternyata sang istri cerewet maka ada baiknya
anda mempelajari rahasia kesabaran para nabi dan salafu shalih dalam menghadapi
istri yang cerewet. Adalah Nabi Yunus AS, Nabi yang diuji dengan istri yang
cerewet. Sang istri mengomel-ngomel tidak hanya dihadapan suami ketika sendirian
bahkan ketika ada banyak tamu namun Nabi Yunus tetap tak bergeming, ia diam
saja. Para tamu yang menyaksikan hal ini sama terheran-heran dengan kesabarannya.
Lalu Nabi Yunus memberitahukan rahasia kesabarannya menghadapi istri yang
cerewet. Ia berkata : “Jangan kalian heran atas kesabaranku karena aku pernah
berdoa kepada Allah swt”
مَا أَنْتَ مُعَاقِبٌ لِي بِهِ فِي الْآخِرَةِ
فَعَجِّلْهُ لِي فِي الدُّنْيَا
“Dosa
apapun yang menyebabkan engkau menimpakan siksa kepadaku di akhirat kelak maka
aku mohon segerakanlah siksa tersebut untukku di dunia”
Allah swt menjawab “Sesungguhnya hukumanmu
adalah putri si fulan, yang engkau nikahi nantinya.”
Lalu
aku menikahi putri tersebut dan akupun bersabar atas kejadian yang kalian
lihat. [Ihya Ulumuddin]
Ujian
yang sama menimpa sayyidina Abu bakar. Orang yang sangat tegas dan keras kepada
kebatilan sehingga dijululi “al-Faruq” sang pembeda antara yang haq dan yang
bathil. Orang yang sangat ditakuti oleh orang kafir bahkan ditakuti oleh setan
sampai-sampai Rasul SAW bersabda kepadanya :
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ
الشَّيْطَانُ قَطُّ سَالِكًا فَجًّا إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ
"Demi
ِAlah
yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada satu setan pun yang berjumpa
denganmu pada suatu lorong melainkan dia akan mencari lorong lain yang tidak
kamu lalui." [HR Bukhari]
Namun
dibalik itu semua, Sayyidina Umar RA adalah suami yang bersabar atas
prilaku istrinya. Dikisahkan oleh Imam Abul
Laits As-Samarqandi
bahwa suatu Ketika seorang laki-laki datang kepada beliau hendak
mengadukan kelakuan buruk istrinya. Sesampainya di rumah beliau, laki-laki itu mendengar istri beliau sedang
memarahinya, sementara beliau diam saja. Akhirnya laki-laki itu mengurungkan
niatnya lalu berpaling untuk Kembali pulang dengan bergumam ”Jika keadaan Amirul Mu’minin saja seperti
ini, bagaimana dengan diriku?”. Mengetahui ada tamu yang berpaling, Beliau segera
keluar dan memanggilnya, ”Apa keperluanmu?” Tamu itu menjawab : “Wahai Amirul
Mu’minin, sebenarnya aku datang untuk mengadukan perilaku istriku ternyata hal
yang sama terjadi pada istrimu dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang.”
Mendengar
perkataannya, Sayyidina Umar memberikan nasehat : ”Aku memaafkan perbuatan buruk
istriku
karena aku mengingat jasa-jasa kebaikannya.
Yaitu,
أَوَّلهُاَ أَنَّهَا سِتْرٌ بَيْنِي وَبَيْنَ
النَّارِ فَيَسْكُنَ بِهَا قَلْبِي عَنِ الْحَرَامِ
Pertama,
karena ia bisa menjadi pelindungku dari api neraka sekiranya hatiku tenang
untuk tidak melakukan tindakan haram (zina) dengan keberadaannya di sisiku.
وَالثَّانِي أَنَّهَا خَازِنَةٌ لِي إِذَا
خَرَجْتُ مِنْ مَنْزِلِي وَتَكوُنُ حَافِظَةً لِمَالِي
Kedua,
Ia menjaga rumah dan hartaku saat aku pergi keluar.
وَالثَّالِثُ أَنَّهَا قُصَارَةٌ لِي تَغْسِلُ
ثِيَابِي
Ketiga,
dialah orang mencucikan pakaian-pakaianku
وَالرَّابِعُ أَنَّهَا ظِئْرٌ لِوَلَدِي
Keempat,
dialah yang menyusui anakku
وَالْخَامِسُ أَنَّهَا خَبَّازَةٌ وَطَبَّاخَةٌ
لِي
Kelima
dialah yang membuatkan roti dan memasak makanan untukku.
Mendengar
keterangan tersebut, lelaki itupun berkata :
إِنَّ لِي مِثْلَ مَا لَكَ فَمَا تَجَاوَزْتَ عَنْهَا فَأَتَجَاوَزُ
Sesungguhnya
aku memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahanmu, maka jika engkau
bisa memaafkan istrimu pastinya aku juga akan memaafkan istriku. [Tanbihul
Ghafilin]
Betapa banyak peran istri
untuk suami dan keluarga yang harus disadari oleh para suami sehingga mereka
bisa memaklumi dan memaafkan kesalahannya. Janganlah menjadi suami yang mendzalimi
istri di siang hari namun di malam hari ia bercinta dengannya sebagaimana diungkapkan
oleh Rasul SAW dalam hadits utama di atas.
Wallahu
A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk memuliakan istri dalam
kondisi senang maupun benci dan tidak mudah melupakan peran dan jasanya kepada
kita selaku suami.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
“Ballighu
Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada.
Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus
setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]
0 komentar:
Post a Comment