ONE DAY ONE HADITH
Dari
Abu Sa’id Al-Khudry RA, Nabi SAW bersabda :
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
وَالشُّهَدَاءِ
Pedagang
muslim yang jujur dan Amanah kelak di hari kiamat akan dikumpulkan bersama para
Nabi, Shiddiqin dan para syuhada’.” [HR Turmudzi]
Catatan
Alvers
"Jadi,
ketika saya mau punya mantu, saya bilang pada anak saya, 'awas loh kalau cari
yang kayak tukang bakso', sorry ya!" (21 Juni 2022). Gara-gara statement
ini, Tukang bakso menjadi trending topic di media sosial. Statement tersebut
disampaikan oleh ketua umum salah satu partai besar saat pembukaan Rakernas.
Netizen menilai hal itu merendahkan profesi tukang bakso sehingga merekapun
ramai-ramai mengkritik ucapan tersebut. Netizen ada yang komen : "Sepele
dia bah! tetangga ku tukang bakso mobil mewah, tanah banyak bisa buat beli
rumah dari hasil jualan bakso, lah pendapatannya 1 hari 1 juta paling sepi
bu!" [hops id] Bahkan ada tukang bakso komen : “Saya Tukang Bakso. Menjadi
tukang bakso bukan pilihan saya. Demi Tuhan saya mau seperti yang saya mau tapi
saya tdk punya pilihan keahlian lain. mungkin bukan nasib saya. Terima kasih
telah menghinakan.” Dan ada tukang bakso lainnya berkata : “mendingan jadi
tukang bakso tapi nyari uangnya halal daripada pejabat sering makan uang
rakyat”. [tvonenews com]
Sang
jubirpun menjelaskan “Jadi masalah tukang bakso itu, saya kira itu tidak
terlalu perlu dipermasalahkan. Itu kan internal sifatnya, pembicaraan Ibu
dengan anak-anaknya.” Dan untuk membuktikan bahwa statement tadi hanya guyonan
dan bukan bertujuan merendahkan maka ketua partai tersebut beramai-ramai
bersamai pengurus makan bakso seusai menutup rakernas tersebut. [matamaduranews
com] Ini semua sekedar mukaddimah odoh kali tanpa bermaksud ikut laut dalam pro
kontra netizen, dan mukaddimah ini hanya bertujuan menjelaskan relevansi
pembahasan odoh kali ini.
Manusia
diciptakan oleh Allah untuk beribadah sebagaimana dijelaskan dalam QS
Al-Dzariyat: 56. Namun demikian, setelah beribadah manusia diperintahkan untuk
bekerja demi mencari karunia Allah. Allah SWT berfirman :
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” [QS al-Jumu’ah: 10].
Islam
tidak mewajibkan bidang profesi tertentu, karena yang terpenting adalah
pekerjaannya baik dan halal sebagaimana Rasul SAW bersabda :
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا
مَا حَرُمَ
“Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan
yang baik dalam mencari rezeki. Carilah rezeki yang halal dan tinggalkanlah
yang haram.” [HR Ibnu Majah]
Maka
dari itu para nabi memiliki profesi yang berbeda-beda. Allah SWT memerintahkan
Nuh AS untuk membuat bahtera [lihat QS Hud : 37], “Zakariya adalah seorang
Najjar ; tukang kayu”. [HR Muslim], Bahkan Allah juga mengajarkan kepada Nabi
Daud AS untuk membuat baju besi [lihat QS Al-Anbiya’ : 80] yang dijadikannya sebagai
mata-pencahariannya. Ini yang menarik, Rasulullah SAW bersabda :
مَا اَكَلَ اَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ اَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ
يَدِهِ. وَ اِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاودَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ
عَمَلِ يَدِهِ
Tidaklah
seseorang memakan makanan yang lebih baik dari pada ia makan dari hasil
kerjanya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyyullah Dawud AS dahulu makan dari hasil
kerjanya sendiri. [HR Bukhari]
Secara
spesifik Rasulullah SAW menyebut Nabi Daud AS dalam hadits di atas mengingat
beliau adalah seorang nabi dan raja. Biasanya, para raja tidak perlu bekerja
untuk memenuhi kebutuhan pangannya sehari-hari, karena telah dipenuhi oleh para
pekerja dan pelayannya. Namun Allah mengajarkan Nabi Daud AS agar produktif ,
tidak berpangku tangan dan bertopang dagu dalam mencari rizki-Nya.
Maka
tidaklah profesi membuat baju besi menurunkan derajat Nabi Dawud sebagai raja.
Sebagaimana bekerja di pasar tidak menurunkan derajat kenabian. Allah SWT
berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ
لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu,
melainkan mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar”. [Al Furqan : 20]
Al-Qurtubi
mengatakan Para rasul itu berjalan di pasar-pasar untuk mencari mata
pencaharian dunia (Yabtaghunal Ma’ayisy fid dun’ya) [Al-Jami’ Li Ahkamil
Qur’an]
Tidak
hanya kalangan lelaki yang bekerja, para Wanita di zaman Rasul SAW juga
bekerja. Zainab (binti Jahsy salah seorang isteri Rasul SAW) adalah wanita yang
menekuni kerajinan tangan, ia menyamak kulit dan melobangi (serta menjahitnya
untuk dibuat sepatu khuf, wadah air dll.) Lalu ia bershadaqah di jalan Allah
[HR Al-Hakim] begitu pula putri kesayangan beliau, Sayyidah Fatimah juga
seorang pekerja keras hingga suatu saat ia mengeluh karena kedua tangannya
bengkak akibat terlalu banyak memutar batu penggiling gandum yang demikian
berat. [Lihat HR Bukhari]
Dengan
demikian, profesi tukang bakso dan lainnya tidaklah lebih rendah derajatnya
dari profesi yang lain di sisi Allah SWT
sehingga tidak patut bagi kita untuk merendahkannya. Bakso sendiri adalah
makanan rakyat dari anak-hingga hingga orang tua menyukainya. Saya jadi
teringat dengan lagu abang tukang bakso. “Abang tukang bakso Mari mari sini Aku
mau beli. Abang tukang bakso Cepatlah kemari sudah tak tahan lagi. Satu mangkuk
saja dua ratus perak yang banyak baksonya.Tidak pake saos Tidak pake sambel
Juga tidak pake kol. Bakso bulatseperti bola pingpong kalo lewat membikin perut
kosong. Jadi anak jangan kau suka bohong Kalo bohong digigit kambing ompong”.
Bahkan
profesi pedagang seperti tukang bakso berpotensi dikumpulkan bersama para Nabi,
shiddiqin dan syuhada pada hari kiamat kelak sebagaimana hadits utama di atas.
Maka bekerja dalam bidang apapun asal baik dan halal tidak hanya akan mendapat
pahala namun juga mendapat pengampunan dosa. Rasul SAW bersabda :
مَنْ أَمْسَى كاَلاًّ مِنْ عَمَلِ يَدَيْهِ أَمْسَى مَغْفُوْرًا لَهُ
Barang
siapa yang di sore harinya capek karena bekerja maka ia diampuni
(dosa-dosannya) [HR Thabrani dalam al-Mu’jam Al-Ausath]
Wallahu
A’lam Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk giat beribadah
dan bekerja serta tidak mudah merendahkan orang lain, apapun profesinya.
Salam
Satu Hadits
Dr.H.Fathul
Bari.,SS.,M.Ag
Pondok
Pesantren Wisata
AN-NUR
2 Malang Jatim
Ngaji
dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo
Mondok! Mondok Itu Keren!
NB.
0 komentar:
Post a Comment